Kelimpungan Gegara Anak "Menghilang" di Sekolahan

in hive-103393 •  21 hours ago  (edited)

Apakabar rekan semuanya

SEJATINYA postingan ini sudah tayang beberapa jam lalu. Tapi, sialnya, sudah jalan setelah halaman lebih, akhirnya laptop bervirus, sehingga semua tulisan yang siap publish hilang dibawa angin. Kecewa berat. Apalagi, saat bersamaan, website indodax tidak bisa diakses. Panik anak mudanya.

divider-36066.png

Ceritanya begini, saya ingin cerita tentang pengalaman panik di sekolah. Saya dibuat kelimpungan ketika menjemput anak di sekolahnya. Kebetulan, saya agak telat sedikit menjemput, karena ada satu dan lain hal yang harus saya selesaikan. Setelah menulis nama dibuku jemputan, saya melapor ke bunda piket.

Lalu dipanggil nama si anak. Gulfam. Saya pun ke tempat biasa mengintip dia yang sedang bermain dari balik pagar. Ini langkah biasa yang saya lakukan. Biasanya dengan begitu, dia dengan cepat berlari ke pintu gerbang. Tapi, kali ini agak laen. Sudah belasan menit ditunggu, dia tak muncul-muncul. Saya lihat-lihat seluas area bermain, tidak nampak wajah culunnya.

20250131_113041.jpg

Lalu, saya lapor lagi ke bunda piket untuk memanggil lagi namanya melalui mic. Hasilnya sama. Nihil. Tak ada orangnya. Sedangkan murid-murid lain sudah banyak yang pulang. Areal bermain boleh dibilang sudah kosong. Cuma satu dua bocil yang masih naik turun perosotan. Saya melihat seorang bunda sudah mulai panik. Saya masih berpikir mungkin dia terkurung di kamar mandi.

Lalu, saya pun mencari ke kamar mandi. Setelah semua tempat tak ada, muncul timbul rasa khawatir. "Coba telepon mamanya, mungkin sudah dijemput," titah Bunda Lini, wali kelasnya. "Ibunya saat saya ke sini masih di rumah," saya menjelaskan dan kemudian meminta untuk mengecek CCTV. Sebelum dia masuk ke ruang kepala sekolah, Bunda Lini melihat daftar jemputan anak yang biasanya ditaruh di meja piket.

Saya pun segera membuka helm, lalu masuk ruangan untuk melihat. Atau jangan-jangan dia ketiduran, kalau bukan terkurang di kamar mandi. "Biasanya tidak pernah kejadian begini. Anak-anak dijemput dengan teratur," Bunda-bunda yang lain sepertinya mulai menebar khawatir juga.

20250131_104716.jpg20250131_104732.jpg
20250131_104753.jpg20250131_104812.jpg

Foto-foto pendukung ini, saat saya memumbuk cangkang telur menjadi serbuk. Ini saya lakukan sebelum dan sesudah menjemput anak-anak pulang sekolah.

Di dalam ruangan Bunda-bunda sudah menyisir semua sentra. Kebetulan di lokasi anak-anak bermain sedang ada paduan suara yang sedang latihan. Mereka berdiri rapi ibarat akan tampil di panggung pementasan. Suara seriosa dan lagu-lagu wajib pun terdengar. Tak ada yang berpikir kalau di sana masih ada anak yang belum pulang.

Akhirnya, Bunda Lini keluar dari dalam. Dia membawa Gulfam yang cengengesan. "Hampir bikin panik semua orang...," celoteh saya sembari menghampiri dan menanyakan, kemana "menghilang". Dia pun bercerita, sedang menemani temannya yang sedang menunggu ibunya di grup paduan suara.

Sang teman menunggu di belakang paduan suara yang sedang berdiri rapi. Jika dilihat dari luar memang tertutup. Di sananya mereka mengendap dengan temannya. Kebetulan temannya main game atau nonton film animasi. Gulfam pun ikut nimbrung di sana, sampai lupa waktu pulang. Panik berkurang, kami langsung pulang.




10 % payout to @steem.amal



Thanks for being with me and reading my post patiently


Introduce myself

Salam @Munaa


*****

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!