Hello Everyone
Assalamualaikum... |
---|
Edited by Canva
USAI "panen" dua batang jambu madu hasil grafting, saya melanjutkan lagi teknik cangkoknya. Salah satu cara untuk memperbanyak batang ya, itu salah satunya. Saya melakukan itu. Ini untuk kedua kalinya. Empat bulan lalu mulai perdana. Alhamdulillah sudah panen hasil transplantasinya. Kali ini memulai pertualangan baru.
Pagi terlihat segar hari ini. Auranya merasuki. Saya makin semangat menuntaskan rutinitas. Kelar dalam belasan menit kemudian. Tugas rutin itu seperti menyiram bawang, saledri, cabai dan terong. Baru dilanjutkan dengan hal remeh. Setelah itu baru saya memulai "pertualangan baru". Persiapan grafting (cangkok) "edisi" kedua.
Setelah memotong lidah buaya tanpa "perlawanan" berarti, saya mencari plastik kecil. Kokopit juga sudah siap. Semua bahan untuk media cangkok sudah ada. Untuk mempercepat merangsang akar, saya ambil gel lidah buaya. Caranya di kerok. Lalu dicampurkan dengan kokopit yang sudah dibungkus plastik mini.
Setelah itu, saya lalu menyayat batang jambu madu dengan sendu. Merasa sakit usai disayat dan dikorek sampai kulit luarnya terkelupas. Setelah itu, baru saya poles lagi dengan lidah buaya di batang yang sudah terkupas. Membiarkan sejenak supaya kering. Lima belas menit kemudian, baru dibungkus atau dibalut dengan plastik yang sudah diisi kokopit.
Sayangnya, karena keburu waktu, jadi lupa mengambil gambar setelah dibungkus. Pasalnya, pikiran sudah hilang fokus. Kali ini teringat anggur belum ditabur pupuk. Bukan hanya pupuk kompos, atau pupuk lain, tapi nutrisi A+B Mix juga diperlukan. Minimal seminggu sekali harus diberi pupuk.
Proses ini agak sedikit lambat. Saya mempersiapkan dua botol bekas lebih dulu. Bekas deterjen cair ukuran 700 ml. Di tutupnya saya tulis A dan B. Untuk melarutkannya, saya siapkan takaran khusus. 500 ml air. Semuanya larut dan perlahan saya masukkan ke dalam botol tersebut. A dan B kelar. Saya simpan di tempat teduh, sesuai instruksi. hehehe.
Tahap pertama, masing-masing sebanyak 5 mil saya campur dengan air baku. Baru kemudian saya kocor ke batang anggur yang mulai menghijau. Tapi dia belum menjulur panjang. Sayangnya, saya juga belum membuat rambatan meski empat bambu kecil sudah lama saya persiapkan untuk membuat tawoe alias ajir atau penyangga. Belum sempat berpikir untuk mengurusi hal ini, saya mendengar alarm.
Jadwal menjemput anak pulang sekolah. Karena sudah masuk kode alam, saya pun bergegas melunturkan bekas-bekas debu yang hinggap sedari tadi. Lalu, keluar kamar mandi dengan wajah segar. Menjemput keduanya dalam tempo yang berbeda. Selepas shalat Zuhur semua tuntas. Saya pun isoma dulu, sebelum melanjutkan perjalanan lain.
Setelah jarum jam pukul dua setengah perjalanan, saya pun keluar. Kali ini ke Nyak Mad Kupi lagi. Berkultivasi di sini. Bekerja juga. Pukul enam sore saya pamit. Tujuannya ke supermarket terdekat. Membayar tagihan tokopedia istri yang tadi sore memesan barang untuk kebutuhan anak. Biayanya 96K.
Transaksi tunai. Tuntas sudah. Jalan pulang sudah menunggu panjang di depan. Tiba di rumah langsung bersalin pakaian. Ganti ke baju "dinas perkebunan". Menyiram tanaman yang sudah sepekan tanpa nitrogen alami. Harus saya siram hingga benar-benar cukup asupan. Setelah azan berkumandang, saya mulai menghentikan semua aktivitas. Tugas wajib tak boleh lewat.
Terima kasih sudah membaca postingan saya.
*****
*****
12/11/2024