The Diary Game, 27 September 2024 | Terhalau Wajah Segar Abu Razak

in hive-103393 •  2 months ago 
Assalamualaikum...

Wajah Segar.png
Edited by Canva

CUACA pagi ini bikin hati ragu untuk berpergian. Besar kemungkinan hujan. Atau bahkan sebaliknya. Hari ini saya punya agenda ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama Aceh Besar. Melanjutkan memperbaiki aplikasi yang tertunda sehari sebelumnya. Sebelum ke sana saya harus bertemu Ketua KONI Aceh, Abu Razak.

Melihat cuaca mendung dan di luar prediksi BMKG ini, saya memilih pola yang lebih nyaman. Tak ingin berkas-bekas kebasahan. Sekitar pukul 10-an saya meluncur cepat ke kawasan Simpang Lima. Di Towe Cafe, Ketua KONI Aceh H Kamaruddin Abubakar sudah menunggu. Pria yang akrab disapa Abu Razak ini biasa menjamu tamu paginya di sana. Saya pun manut harus ke warung tersebut.

20240927_102003.jpg

Bersama Abu Razak yang wajahnya terhalau cahaya

Saya melihat wajah Abu Razak terlihat sangat segar. Ini bisa dimaklumi mengingat atmosfer kehidupan sedang baik. Pasalnya, organisasi yang dipimpinnya sedang beraura positif. Mendapat sanjungan banyak kalangan. Sebab, berhasil melebihi target di PON XXI. Target 10 besar, malah finis di enam besar. Luar biasa.

Di meja Abu Razak duduk ada empat pendamping setia. Di sana ada Guru Besar Muaythai Aceh Syarwan Saleh, ada pengurus KONI Zainal Abidin, supir Abu dan sisanya kalangan dunia usaha. Saat saya tiba menu utamanya masih tentang sukses PON XXI Aceh-Sumut. "Bahkan sampai sekarang ada yang tak yakin, Aceh bisa meraih 65 medali emas," kata Abu Razak.

Ketika bahasan mereda, saya masuk. Saya ingin memperjelas penyataan KONI terkait pemanfaatkan venue-venue warisan PON XXI Aceh-Sumut. Abu sendiri setuju dengan rencana pemerintah Aceh yang meminta venue-venue itu dipakai dimanfaatkan untuk kepentingan pembinaan olahraga Aceh ke masa hadapan. Penjabat Gubernur pun sudah melontarkan sinyal tersebut.

"Langkah Pj Gubernur Aceh patut dipuji untuk kemajuan olahraga ke depan. Saya pikir apa yang disampaikan sangat positif. Tinggal KONI Aceh, Dispora dan pihak terkait duduk membahas detail pola pengelolaannya," ungkap Abu yang ingin ada formula yang baik dalam merawatnya.

Hal lain yang ingin saya bahas adalah tentang organisasi olahraga, yakni PBI Aceh. PBI ini induk organisasi boling Aceh yang sudah berakhir masa jabatan pada 1 Oktober nanti. Belum ada kandidat yang mencuat. Namun, kami ingin Ketua PBI Aceh dipilih secara aklamasi saja. Setelah mendapat restu Abu Razak, saya berangkat ke Kantor Pajak Aceh Besar.

20240927_105553.jpg

20240927_105608.jpg

Namanya memang Kantor Pelayanan Pajak Pratama Aceh Besar. Meski memakai nama Aceh Besar, tapi kantornya ada di Banda Aceh. Tepatnya di Jalan Teungku Daud Beureueh. Persis di samping Gedung Landmark BSI Aceh. Jarum jam sudah menunjuk pukul 11 siang. Tak banyak antrian lagi. Sebab, hari Jumat, banyak yang memilih berurusan selepas Jumatan.

Setelah aplikasi berfungsi dengan baik, saya baru lega. Minimal ketika diperlukan nanti, sudah ada persiapan. Meski serang belum butuh-butuh amat. Kelar urusan di sini saya bergegas pulang. Sebab, sekitar 45 menit lagi masuk jadwal ibadah Jumat.

20240927_125500.jpg20240927_161445.jpg

Usai Jumat saya bergegas membereskan masalah PBI Aceh. Kali ini dalam misi melobi kandidat ketua yang sudah banyak jabatan ketuanya. Antara lain, Ketua IOF Aceh, Ketua PMI Banda Aceh dan ketua lainnya. Saat saya berangkat meteran motor sudah diposisi angka cantik, 11.900 kilometer. Lalu angka itu menjadi 11911. Hanya sebelas meter pejalanan, sebelum Jumat dan kembali lagi sebelum Ashar.

20240927_143742.jpg20240927_143802.jpg
Bersama Haekal Asri, dalam minsi lobi untuk menjadi Ketua PBI Aceh

Usai misi di Kantor PMI Banda Aceh, saya beranjak pulang. Sebab, anak-anak harus diantar mengikuti Diniyah di Masjid Al-Muhlisin seperti biasanya. Usai drop mereka, saya segera tancap gas ke Dispora Aceh. Kali ini bertemu salah seorang pejabat di Dispora. Namanya Muksalmina alias Bang Mex. Dia Ketua Harian PBI Aceh. Sudah barang tentu harus ada pembahasan juga dengan dia.

20240927_165509.jpg

Tiba di Dispora, Bang Mex belum ada di kantor. Mulanya dia malah bikin janji jam tiga pertemuan di kantornya. Nyatanya, hingga sudah hampir pukul lima sore, dia belum muncul. Saya pun berinisiatif menghubunginya. Apalagi atlet Boling Aceh, Eny Trisno sudah tiba di lokasi. Eny peraih medali perunggu di PON XXI yang baru saja berakhir.

Tiga puluh menit kemudian saya pamit. Sebab, 15 menit sebelum jam enam sore saya harus tancap gas. Menjemput Duo Ge pulang mengaji. Bang Mex, saya dan Kak Eny pun berpisah dengan senang. Sebab, sudah ada keputusan di tangan. Kami baru akan duduk lagi rapat pada 5 Oktober nanti.

Saya pun segera menuju target. Tapi singgah sejenak di Warung Nasi Goreng Bang Adi. Membeli nasi goreng kampung. Pukul enam lewat empat menit saya sudah ada lagi di pelataran parkir. Duo Ge sudah menunggu di sana. Dari mimiknya terlihat sudah tak sabaran, ingin segera pulang. Terima kasih sudah membaca postingan saya.

*****

10 % payout to @steem.amal

Thanks to Steemian friends and the Steemit Team who always support me. I really appreciate it.

*****

Achievement-1

Salam @Munaa

28/9/2024

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Upvoted. Thank You for sending some of your rewards to @null. It will make Steem stronger.