Apakabar rekan steemian semua. Doa kami kalian semua dalam kondisi sehat dan selalu menyempatkan diri menulis serta mendokumentasikan hal-hal yang menarik di sekeliling Anda.
Sabtu 28 Agustus 2021 ada banyak hal menarik. Sejak pagi usai aktivitas rutin saya harus menyiapkan barang-barang milik Salwa. Sepupu yang gagal mondok di Dayah Babul Maghfirah, Cot Keueng, Aceh Besar. Akhirnya, sekolah dia pun terpaksa pindah ke kampungnya; Peureulak, Aceh Timur.
Jam 10 mobil penumpang menjemput Salwa. Dia pulang. Si sulung Fathie RM, murung kehilangan teman. Akibatnya, dia masih belum bisa menerima kehilangan teman yang siap diajak ke kios. Buat sekadar jajan. Ah, itu urusan anak-anak.
Tak lama kemudian, Saifuddin datang ke rumah. Ia membawa mesin potong rumput. Memang, pekarangan samping sudah ditumbuhi semak belukar. Akibat lama tak kena sabitan celurit. Lama tidak dipakai untuk menanam timun dan cabe.
Saifuddin, anak sulung Lem Tim, begitu kami menyapanya. Lem Tim ini mantan kepala lorong di kampung kami. Fudin, saya acap memanggilnya begitu, sangat aktif dalam kegiatan relegius. Ia juga piawai menabuh rapai bersama timnya, Rapai Awak Awai.
Saban, sore dia juga cukup mahir bermain sebagai gelandang di lapangan bola kampung kami. Dua hari lalu, dia baru saja memotong rumput lapangan yang nyaris setinggi betis. Karena itu, sheaya ajak dia untuk membabat rumput di rumah saya. Meski saya tahu, rumput di rumahnya jauh lebih hijau lagi. hehe.
Saifuddin sedang mengumpulkan sampah usai memotong rumput
Pemotongan rumput berlangsung lebih dua jam. Lama. Karena, dia juga membersihkan belukar nakal yang merusak pemandangan. Saya menyapu dan mengumpulkan sampah serta sisa potongan rumput yang berserak.
Tak terasa Azan sudah berkumandang. Saya pamit sejenak. Makan, lalu mandi dan shalat Zuhur. Sedangkan Fudin melanjutkan sisa potongan yang tak tuntas. Selesai istirahat, shalat dan makan (ishoma) saya bergabung kembali.
Jam dua siang lewat, akhir Fudin menuntaskan potong rumput. Sebelum dia pulang, kami bincang-bincang sejenak dilakukan dengan rencana nanti sore di lapangan. Sebelum pulang saya pun menyodorkan hak atas jerih payahnya memotong rumput.
Saat jarum jam menunjuk pukul setengah tiga lewat, saya segera merapat lagi ke warung terdekat. Berkencan dengan laptop, membuka website, cek postingan dan komentar di steemit serta memantau harga steem dan SBD di coinmarket. Bakda Ashar saya cabut dari warung kopi.
Zamzami alias Ami, anak yatim yang alami kecelakaan tunggal
Kaki kanan Ami, remuk menghamtam tembok pembatas jalan
Kali ini ingin berkunjung ke orang sakit. Namanya, Zamzami alias Ami. Sebelum musibah tabrakan, Ami barista di warung kopi langganan saya. Dia sudah tiga pekan dirawat di rumah sakit. Tadi sebelum Ashar dia di bawa pulang ke rumah.
Karena saat di rumah sakit tak sempat hadir, maka begitu kelar kerjaan saya singgah ke rumah Ami. "Hari ini Sabtu, berarti pas 21 hari dia di rawat di rumah sakit," kata Kak Lu, mamak si Ami.
Warga lain juga menjenguk Ami yang baru keluar rumah sakit
Setelah merasa cukup saya menyalami (salam tempel) Ami untuk sekedar beli obat atau kebutuhan darurat lainnya. Kemudian saya pamit. Minta izin ke mereka lebih cepat dikit, karena ingin jogging dan memeras keringat di lapangan bola.
Selesai shalat Ashar, saya bergegas mengambil atribut biasa, baju bola, sepadu dan tas kecil. Langsung meluncur ke lapangan pinggiran Krueng Aceh. Di sana sudah cukup banyak anak muda yang bermain bola. Hingga menjelang azan Magrib, kami berhenti.
Olahraga sejenak, untuk menjaga imun tubuh, Insya Allah
Selesai Shalat Magrib, saya mengajak isteri dan anak-anak untuk menjenguk Ami. Sebelum itu, saya ke pasar buah dulu di Ulee Kareng. Dan singgah sejenak di Indomaret, karena si sulung minta beli cemilan.
Akhirnya, kami berkunjung ke rumah Kak Lalu. Bertamu menjenguk orang sakit. Apalagi, Ami ini anak yatim. Ayahnya meninggal saat musibah Tsunami. Kala itu Ami masih bayi. Kakaknya, Putri tamatan SMA. Tidak kuliah, karena tak punya biaya.
Malamnya, kami dan keluarga menjenguk Ami
Pukul sembilan malam, kami pamit pulang ke rumah. Baru kemudian saya melanjutkan membuka laptop dan menulis postingan ini. Terima kasih sudah membaca.
Congratulations ! You Got Upvote by Youth Club Community.
Join Youth Club Community
Introduction Youth Club Community
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Thank you
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Postingan ini telah dihargai oleh @steemcurator08 dengan dukungan dari Proyek Kurasi Komunitas Steem.
Ikuti @steemitblog untuk mendapatkan info tentang Steemit dan kontes.
Anroja
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Thank you...
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit