Apakabar rekan steemians
Saya bolak-balik ke kantor pajak dalam dua hari terakhir. Jika sebelumnya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Aceh Besar, kali ini saya ke KPP Pratama Banda Aceh. Saya berharap, lebih luwes bergerak dan pelayanan bisa maksimal. Terutama akses internetnya.
![](https://steemitimages.com/640x0/https://cdn.steemitimages.com/DQmZsCs3hxbFYfB1naY8BRycxss8bpjyDARDk4U3xuf5Dry/Divider1.png)
Dua hari sebelumnya saya sudah datang ke KPP Pratama Aceh Besar. Lalu, Kamis dan Jumat kemarin, saya memilih berurusan dengan KPP Pratama Banda Aceh. Lalu apa bedanya. Salah satu nama usaha saya terdaftar dengan alamat Aceh Besar. Sisanya ada di Banda Aceh. Makanya, saya harus berurusan dengan keduanya, sebab beda pelayanan.
Namun, sejak diluncurkannya aplikasi Coretax, secara umum menjadi mudah. Tapi, teknisnya yang masih sukar. Mungkin karena ini aplikasi baru, belum ramah dan masih dalam tahap pengembangan. Sepertinya begitu. Mudahnya, dalam akun kita, terdata semuanya. Jadi, dengan membuka satu akun, akan terbuka yang di Aceh Besar dan juga Banda Aceh.
Intinya, ingin saya katakan, jika sudah membuka akun Coretax, dan tahu operasionalnya, maka itu sama saja. Tinggal masuk ke satu KPP saja. Dengan demikian urusannya akan tuntas. Kali ini, saya dikasih paham sama petugas pajak di KPP Pratama Banda Aceh.
Suasana sibuk di ruang tunggu KPP Pratama Banda Aceh
Hari kamis saya sudah ke sini. Tapi datangnya pukul 10 pagi. Begitu memasuki gedung kuning ini, sekuriti langsung bertanya. Cukup santun. Sopan. Dia juga mengarahkan saya ke lokat informasi. Di loket ini ada dua petugas. Dia sibuk dengan wajib pajak yang penuh tanya. Saatnya giliran saya. Saya minta nomor antrean untuk mengurus aplikasi Coretax.
Sialnya, untuk hari ini sudah penuh. Saya minta yang sore hari saja. Ternyata penuh juga. Saya mendaftar di kunjungan pajak juga tidak bisa. Si petugas loket juga mengakuinya. Kapan juga bisa dapat nomor antrian? "Bisa datang besok pagi jam delapan," kata si petugas lagi. Saya kecewa. Besok harus ke sini lagi. Bolak-balik aja.
Esok harinya. Saya pagi-pagi sekali sudah bersiap ke KPP Pratama Banda Aceh. Selesai mengantar anak-anak sekolah, saya abaikan rutinitas mengurus kebun sayur. Hari ini saya cuek. Tak bertegur sapa dengan kangkung, cabai, kunir dan pepaya. Semoga saja mereka tidak ngambek. hehehe.
Pukul delapan lewat saya sudah di lokasi. Suasana ruang tunggu sudah cukup ramai. Saya pun mengambil nomor antre. Petugas menulis nama saya di daftar antrean. Nomor sembilan. Seketika saya mencari tempat yang kosong. Saya melirik ada meja kosong di sisi kanan. Di samping dinding kaca. Sedikit di pojok.
![]() | ![]() |
---|
![]() | ![]() |
---|
Saya pun langsung ke sana. Di meja-meja lain sudah penuh dengan wajib pajak. Kasusnya persis sama seperti saya. Puluhan menit kemudian, Ulil Amri masuk. Ternyata dia juga punya masalah yang sama. Ulil ini teman satu SMP di Mutiara, Beureunuen. Dia punya perusahaan bidang fisik. Terbalik dengan saya yang mengurus jasa. Saya pun mengggilnya duduk satu meja, tapi di kursi yang berbeda.
Kami pun terlihat bahasan masalah aplikasi. Kami tunggu-tunggu, belum ada petugas yang menyapa. Atau sekadar bertanya, apa kendalanya. Sementara di meja samping kami, dua dua wajib pajak yang sedang dituntun seorang gadis muda. Dini namanya. Namanya saya tahu setelah beberapa saat kemudian, kami meminta dia untuk melihat komputer kami.
Masalah utamanya ternyata sama. Aplikasi yang belum ramah. Namun, kami bersyukur internet di sini jauh lebih baik, dibandingkan di KPP Pratama Aceh Besar. Meski begitu, aplikasinya masih tetap terkendala. Dini pun masuk ke ruangan untuk bertanya pada seniornya. Dini sendiri masih berstatus magang. Dia mahasiswa Universitas Syiah Kuala. Berasal dari Sumatera Barat, Padang.
Bersama Dini, kami belajar saya membuat e-faktur. Sedangkan untuk pelaporan SPT bulanan bisa dilakukan kapan saja sampai aplikasinya benar-benar tampilannya sesuai dengan yang diharapkan. Untuk bagian ini, kami hanya perlu menunggu muncul ikon bayar & lapor. Jika ini sudah muncul, tentu urusan SPT bulan akan kelar seketika. Tentu saja, ke depan tidak perlu lagi butuh bimbingan.
Saya sendiri masih harus belajar lagi masalah pembuatan e-faktur. Dini memberi kami beberapa panduan. Karena masih berupa simulasi, tentu tidak semuanya bisa tampil menyeluruh. Jika langkah pertama sudah benar, maka tinggal mengikuti saja intruksi yang muncul kemudian. Meski rada kecewa, tapi ada sedikit bocoran dari dia soal pajak 12 persen. Tentu ini yang menjadi poin penting hari ini.
Karena tak ada yang harus diurus lagi, apalagi aplikasi masih tersendat, kami pun pamit. Sebab, masih banyak wajib pajak lain yang sudah menunggu giliran. Saya pulang dan menjemput anak di sekolah. Pukul 12.30 Wib kami menunaikan ibadah shalat Jumat. Dua jam kemudian saya melanjutkan kerja.
Saya baru bergerak alias keluar dari rumah sekitar pukul tiga sore. Langsung menuju ke Nyak Mad Kupi. Memilih bekerja di sini sambil menikmati secangkir jahe sere madu. Pukul 18.35 Wib saya baru pulang dan beristirahat. Terima kasih atas waktu ada dan sudah membaca postingan ini.
10 % payout to @steem.amal
Introduce myself
Salam @Munaa
*****
![divider-36066.png](https://steemitimages.com/640x0/https://cdn.steemitimages.com/DQmZApe11Urjnc2qo9nLpNC2SmdbtwzuWfw3oEJUX6Nbptb/divider-36066.png)
Sebuah kerja keras yang luar biasa, selamat yaa...
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit