The structure of this tree is robust and not easily broken if in the wind storm, in my culture the areca nut trees is used as a pillar for some of the traditional house. In some area in Aceh province, the areca nut is well known as “pineung” besides using the tree for the pillar, the areca nut also has so many advantages for health, and having areca nut with betel leaf is believe can be a medicine this is also part of the culture in my home town.
Areca nut is the main material for textile color that’s why this fruit is has a standard price of the global market, usually, harvesting time of this commodity is in April, there was a long process before the farmer sells it to the middleman or collector. The great areca nut is harvest when the fruit turns orange. The farmer can sell the areca nut with two different conditions half-circle fruit, the fruit is chop into two-piece and dries under the sunshine, this method is to accelerate the drying process and eliminate the water content, but the advantage of this method is will reduce the selling price. Another method is by peeling the outer skin and let it dry without chop into two pieces this method needs a long time process of drying time but the advantage of this method is the selling price is higher than the areca nut that process by chopping into two pieces.
As a commodity areca nut also becomes part of an economic chain where the economic law is also influencing the selling price, It is based on supply and demand. During the harvesting time when the harvesting result is overload, the price will be decreased. The advantage of areca nut is this fruit is can be saved for one year, the farmer only needs to dry it properly and it is will increase the selling price. That’s why I mention before areca nut is a blessing fruit for the farmer in my hometown.
Pinang adalah salah satu komoditas Indonesia dan ini juga terutama di Aceh. Selama krisis ekonomi global pada tahun 1998, pinang menjadi komoditi yang paling mahal untuk ekspor, harga untuk satu kilo gram pada waktu itu hampir Rp 30.000, dan ini merupakan berkah bagi petani pinang. Pinang dapat dipanen dua kali dalam setahun. Menurut literatur jenis tanaman sawit ini mudah tumbuh di Asia Tenggara, India dan Afrika.
Struktur pohon ini kuat dan tidak mudah pecah jika dalam badai angin, dalam budaya saya pohon pinang digunakan sebagai tiang untuk beberapa rumah tradisional. Di beberapa daerah di provinsi Aceh pinang terkenal sebagai “pineung” di samping menggunakan pohon untuk tiang, pinang juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan memiliki pinang dengan daun siri yang dipercaya bisa menjadi obat ini juga bagian dari budaya di kota asal saya.
Pinang adalah bahan utama untuk warna tekstil. Karena itu buah ini memiliki harga standar pasar global, biasanya waktu panen komoditas ini pada bulan April, ada proses panjang sebelum petani menjualnya ke perantara atau kolektor. Buah pinang yang besar dipanen ketika buah berubah menjadi oranye. Petani dapat menjual pinang dengan dua kondisi yang berbeda setengah lingkaran buah, buah tersebut dipotong menjadi dua bagian dan keringkan di bawah matahari bersinar, metode ini untuk mempercepat proses pengeringan dan untuk menghilangkan air yang mengandung, tetapi keuntungan dari ini metode ini akan mengurangi harga jual. Metode lain adalah dengan mengupas kulit luar dan membiarkannya kering tanpa memotong menjadi dua bagian. Metode ini membutuhkan waktu proses pengeringan yang lama tetapi keuntungan dari metode ini adalah harga jual lebih tinggi daripada biji pinang yang diproses dengan memotong menjadi dua bagian.
Sebagai komoditas pinang juga menjadi bagian dari rantai ekonomi di mana hukum ekonomi juga mempengaruhi harga jual, Hal ini didasarkan pada penawaran dan permintaan. Selama waktu panen ketika hasil panen kelebihan beban, harga akan turun. Keuntungan buah pinang adalah buah ini dapat disimpan selama satu tahun, petani hanya perlu mengeringkannya dengan benar dan itu akan meningkatkan harga jual. Itu sebabnya saya menyebutkan sebelum pinang adalah buah berkah bagi petani di kota asal saya.