The Diary Game | 8 Mei 2024 | Melihat Lokasi untuk Kebun Kopi

in hive-103393 •  last year 
Assalamualaikum...Setengah sembilan pagi aku bangun, aku seruput teh buatan istri, lalu beranjak ke kamar mandi untuk benar-benar mandi. Alasannya karena hari ini aku dan istri rencananya akan berangkat ke Gunung Bunder karena sudah ada janji dengan seorang teman disana. Teman itu ku panggil dengan nama Rizal alias Abah Jojo. Setelah mandi, aku pun sempatkan sarapan pagi berupa nasi goreng dengan telur dadar. Alhamdulillah sarapan pagi ini lebih beradab, itu karena ada istriku.

Sejenak setelah sarapan, Kang Pian datang dari arah belakang gubuk. Tujuannya untuk mengajak ku ke Gunung Bunder, karena ia juga diundang oleh Abah Jojo untuk menemani beberapa dosen dari salah satu kampus di Bekasi dengan tujuan ingin melihat lokasi yang nantinya akan dijadikan lahan percontohan kebun kopi jenis arabika. Aku katakan padanya bahwa aku akan menyusul dengan istriku sekitar satu jam ke depan.

Setelah sarapan, istriku pun sejenak berbenah di dapur dan kamar. Selanjutnya ia pun ke kamar mandi karena sebentar lagi kami akan berangkat. Waktu sudah sekitar pukul setengah sepuluh pagi dan Alhamdulillah cuaca hari ini terbilang sangat cerah. Setelah bersiap-siap, kami pun menuju lokasi dengan motor. Kurasa, kurang dari satu jam kami sudah tiba dan segera berbaur dengan teman-teman lainnya.

Awalnya, kami hanya melihat-lihat puluhan pohon kopi yang baru ditanam sekitar empat bulan lalu di bawah rindangnya pohon pinus. Para dosen berkeliling dan mengamati satu persatu pohon kopi. Berselang setengah jam, kami pun bersiap menuju ke lokasi kedua yang jarak tempuh sekitar satu jam. Dari informasi, lokasi kedua ini persis di pinggir kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).

Setelah turun dari kendaraan, perlahan tapi pasti kami mulai mendaki perlahan melewati jalan berbatu. Udara sekitar terasa lebih sejuk. Perkiraan, ketinggian disini sudah sekitar 1500 mdpl.

Setiba di lokasi aku segera duduk sejenak di sekitar bangunan yang sudah tidak dihuni sekedar untuk melepas lelah, begitu juga dengan istriku. Sementara yang lain memilih untuk duduk di atas batu diantara rumput yang lebih mirip bekas taman. Mereka berbincang antar sesama mengenai rencana ke depan terkait dengan lokasi ini. Setelah lelah mulai hilang, aku coba mengitari area sekitar untuk melihat suasana. Alasannya disini sungguh sejuk.

Puncak Halimun, begitu orang menyebut nama tempat ini. Bahkan nama tersebut diperjelas dengan adanya tulisan nama tempat, berikut dengan ketinggiannya. Tak sampai disini, para dosen kembali diajak Abah Jojo untuk melihat danau kecil di sekitar lokasi, katanya hanya 100 meter saja dari tempat sekarang. Namun aku dan istri enggan untuk ikut.

Sekitar jam tiga sore kurang kami pun turun, apalagi di langit sudah terlihat mendung dan suasana sudah diselimuti kabut tipis. Di tengah perjalanan pulang, kami sempatkan mampir di salah satu warung, disana pula kami bertemu dengan seorang warga bernama Pak Iman yang dikenal lebih memahami terkait kawasan disini. Untuk mengusir rasa lapar, para dosen mentraktir kami mie instan. Alhamdulillah, cukup untuk menambah tenaga.

Karena semua agenda telah selesai, aku dan istriku pun berpamitan untuk kembali awal, mengingat hari pun sudah hampir jelang magrib.***

Wassalamu'alaikum...

@pieasant

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!