The Diary Game, Betterlife [Minggu, 24 Oktober 2021]: Dari Maulid Nabi & Belajar Steemit, Simpang Ulim dan Notifikasi Plagiasi

Saya lagi di jalan pulang dari Simpang Ulim ke Teupin Punti. Ceritanya nganterin Kak Ola dan dua ponakan lucu kami; Ulfa dan Almas, dari pulang Maulid mereka ke rumah. Bang Jal yang punya perihal yang mesti ditangani di tempat kerjanya tak bisa ikut pulang.

Saya kirain mereka juga sama seperti kak mufidah yang kali ini tak pulang, meski kadang suka heran kenapa pesona maulid buat orang aceh sama kaya lebaran. Sebab kalau hari ini saya di Medan, maulid ya di dalem masjid atau kalau memang kebetulan bisa ikutan perayaan yang digelar Aceh Sepakat, ya baru ada kenduri subtilnya.

Saya ketemu kak Ola motoran bareng Ulfatus dan Almas saat mau ke Meunasah buat gabung bareng pemuda gampong beresin lokasi perayaan. Bunyi "tin-tin" dan panggilan mereka ngebuyarin pandangan saya dan bawa kesadaran baru akan kehadiran ketiganya. di rumah, banyak kerabat yang tinggalnya tak jauh dari rumah sudah lebih dulu tiba untuk ikut rayakan maulid sekalin bantuin ibu nyiapin segala perlu kenduri untuk diantar Naufal ke meunasah pasca zuhur.

Saya kebagian tugas jagain lima bocah (baca: keponakan) buat ikut anak-anak lain nonton dike dan pajoh bu molod. Sambil sesekali mantau keberadaan mereka, di meunasah saya ketemu banyak sekali teman-teman yang juga aktif di Steemit. Kepada mereka hari ini, saya banyak sekali hal yang bikin pengetahuan saya soal ini meluas.

Saya ngga punya rencana. Ibu dan Bapak yang nodong saya mesti nemenin kak Ola pulang sore tadi ke Simpang Ulim. Ulfatus yang ikutan bareng saya, tidur sepanjang jalan. Selama motoran tadi, saya dengar seluruh Valerie-nya Ben Platt, Melodrama, dan dua lagunya One Direction sampai tiba di depan pintu rumahnya saat azan magrib tiba. Kak Ola yang jalan bareng Naufal dan Almas belum tiba. Sepulang dari Masjid Ba'lawi di Pucok Alue (foto masjid paling atas) untuk ambil magrib berjamaah, saya baru ketemu mereka yang ternyata singgah buat beli roti bakar di Panton Labu.

Setelah ambil minuman dari kulkas, saya coba buka Steemit via Chrome dan dapat beberapa notifikasi yang salah satunya bikin jantung saya mau copot: satu tulisan saya dicurigai sebagai plagiat dengan persentase sebesar 56. Awalnya kesal saja, sebab tulisan itu adalah benar bikinan saya pribadi.

Setelah nyoba ikutan cek, saya akhirnya dapat jawabannya: seluruh kemiripan itu ditujukan ke blog saya, meski pranala unggahannya tak dapat diakses sebab sebelum tulisan itu diunggah kembali di Steemit dengan pembenaran di sejumlah bagian, saya telah dengan sengaja menjadikan postingan tersebut sebagai draft. Yang saya lakukan kemudian di Steemit adalah menanggapi komen tersebut dengan memberi penjelasan sebagai pleidoi, menyertakan permohonan maaf atas kekeliruan yang kadung saya bikin, dan berterima kasih kepada pelapor untuk perhatiannya yang bikin ilmu dan kepedulian saya nambah.

Saya tiba di bagian ini pada 21.07 dan belum lihat lagi apakah ada notifikasi baru perihal masalah tersebut. Yang saya lakukan pasca menulis komen adalah ambil wudu untuk Isya sebelum bersiap-siap pulang.

Sekarang saya lagi disekitaran Lhoksukon. Naufal belum sekalipun minta saya gantikan kemudi motornya. Doakan saya selamat, Stemians!

Salam,
Tan si @pixeldinosaur