Delapan kali Pipis dan Bibirpun Hampir Dower

in hive-103393 •  3 years ago  (edited)

maronn.jpg [Hanya baju saja, tempat, waktu dan orang disamping ku berbeda orangnya | Foto : Dok. Pribadi]

Pengalaman hari ini sungguh sangat lengkap dan mengherankan. Dan sempat ragu-ragu, kuat gak ya? Sampai gak ya? Ku membathin sembari memandang jalan dengan pemandangan agak reda-reda buram dibalik kaca helm merah hitam ku pakai menutupi bagian kepalaku.

Aktivitas hari ini luar biasa lengkapnya dan cukup banyak hal baru yang ku dapatkan. Mulai dari dihadang banjir dijalan raya, saluran got pinggir jalan tidak ada, rintik hujan yang begitu kasar dan badai menghadang. Bila ku buat dalam naskah film, kayaknya masuk dalam program film riligi cobaan Illahi. Tinggal ditambah bumbu-bumbu fiksi sedikit yang kemudian buat bagian klimaksnya, selesai satu film. Hehe, semudah itukah? Ah masak.

Ya, sebenarnya kejadian hari ini bukan menceritakan tentang sebuah film dengan berbagai drama didalamnya. Tapi ini hanya sepenggal aktivitas hari ini saat rasa heran dan rasa ragu-ragu menyatu menyatu menjadi satu yang kemudian lahir ide baru. Yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan olehku dan belum pernah kurasakan seumur hidupku. Delapan Kali Pipis dan Bibirpun Hampir Dower.

Sejak tadi sore, sekitar pukul 17.00 WIB di kamar mandi Polres Aceh Selatan setidaknya sudah 2 kali pipis. Kemudian dalam perjalanan pulang dari tapaktuan menuju meukek, aku, rekan ku Riski @riskiblangpadang dan bapak Mr. X klien yang kami dampingi, di polres Aceh Selatan, juga merasakan hal yang sama, yaitu lagi dan lagi kebebet pipis. Bila dibilang salah makan, ya enggaklah. Sebab ini adalah hal yang lumrah, karena sebelumnya banyak minum dan ditambah lagi cuaca hujan dan dingin.

Sesampai di rumahnya, bapak Mr. X tersebut buru-buru keluar dari mobil langsung masuk ke rumah, sedangkan Riski masuk ke rumah bapak Mr . X langsung otw kamar mandi untuk pipis lagi, bapak Mr. X malah antri di depan pintu kamar mandi rumahnya. Ah, celotehku dalam hati, "yang punya rumah pula yang antri, memanglah kebelet pipis memang tidak ada obatnya".

Usai Riski pipis, bapak Mr. X langsung dengan buru-buru ke kamar mandi. Setelah selesai, Mr. X bilang "Heran, padahal tadi sudah di polres, dalam perjalanan tadi sudah kepengin pipis lagi" kata Mr. X dengan wajah serius. "Hemm, pantesan nyetirnya ngebut, ternyata perihnya sudah sampai ke ujung anu", celotehku lagi membathin sambil senyum yang hanya kelihatan gigi seri bagian bawah saja. Baru kemudian giliranku, yang sebelumnya juga merasakan hal yang sama, perih ke ujung anu seperti Mr. X tadi.

Usai melepaskan hajatan dalam perjalanan sebelumnya, sekitar lebih kurang 15 menit kami duduk dan berbincang rencana ke depan dan hal kemungkinan-kemungkinan dari tujuan kami ke polres Aceh Selatan tadi. Karena hari menjelang magrib dan hujanpun belum juga reda, akhirnya aku dan Riski harus buru-buru pulang. Karena perjalanan dari Meukek kabupaten Aceh Selatan ke kabupaten Aceh Barat Daya alias Abdya harus menghabiskan waktu lebih kurang 40 menit lagi dengan rute hampir sama seperti Kelok Sembilan di Padang Sumatera Barat mendaki gunung dengan tukungan tajam berliku-liku. Bila kurang hati-hati jurang menanti.

Dalam perjalan dari Meukek, aku yang memboncengi Riski menggunakan motor CB150R, sesampai Di Labuhan Haji, jalan raya yang kami lalui ternyata digenangi banjir sepenjang 200 meter. Perkiraanku kedalamannya mencapai 60 - 70 cm. Aku dan Riski yang mengenakan mantel hujan mau tidak mau tidak ada jalan lain, selain menerobos banjir. "Andaikan mesin motor mati, berati harus bongkar ki" kata ku ke Riski.

pipis lagi1.jpg | Usai terobos banjir | Foto : @riskiblangpadang

Usai menerobos banjir, sekitar pukul 19.00 WIB, Alhamdulillah mesin motor aman-aman saja dan tetap menyala sebagaimana mestinya. Kemudian kami berhenti disebuah pelataran ruko. Sampai disana, lagi dan lagi aku kembali mencari tempat yang gelap, jauh dari keramaian dan tidak kena hujan. Buat apa? hanya untuk pipis. Dan Riski juga melakukan hal yang sama, yaitu pipis lagi. Meskipun begitu, pipis sembarangan ini hanya karena dalam keadaan mendesak saja dan tetap membasuh anu setelah pipis. Karena seperti kataku tadi, kebelet pipis itu tidak ada obatnya. Ya kan?

Usai pipis ke 4, kami duduk di kursi di pelataran ruko orang sambil membicakan tentang postingan steemit. Tips dan trik postingan steemit biar banyak pembacapun menjadi topik pembicaraan kami berdua. Karena merasa butuh teman diskusi tentang steemit, sempat menghubungi Video Call bung Hendra Susoh @hendrasusoh dan bro Marwan @daengmarwan. Bahkan ditengah Vc WhatApps tersebut sempat juga WA bang Juanda pemilik akun @jun.imaginer hanya untuk konsultasi mengenai postingan steemit. Alhamdulillah tidak sampai hitungan menit, pertanyaan ku begitu cepat direspon oleh bang Juanda. Walaupun penjalasannya tidak mungkin ku tulis lagi dalam postingan ini.

Pipislagi.jpg [Tempat aman, arahkan saja sebisamu sejauh tidak ada yang merasa terganggu | Foto : @riskiblangpadang]

Lebih dari satu jam di pelateran ruko yang tidak aku ketahui siapa pemiliknya tersebut, aku dan riski kembali bergerak melanjutkan perjalan, sesampai di depan rumah Riski di Gampong Blangpadang Kecamatan Tangan-tangan Kabupaten Abdya yang berlukan Breuh Sigupai (Beras Segumpal), tepatnya di kios kecil pinggir jalan. Lagi lagi kembali mencari tempat yang gelap, tidak ada orang dan aman. Buat apa? hanya untuk pipis lagi. Cuma kali ini lebih duluan Riski, maklum dia penguasa wilayah. Lebih eloknya dia duluan. Hehehehe.

Hujan semakin lebat, namun petir tidak terdengar dari balik mendung. Usai pipis di dekat kios tersebut, badan ku yang sedang menggigil kedinginan, seperti baru siap direndam dalam bak mandi yang berisi es. Jari-jemari kelihatan putih pucat dan keriput. Mau tidak mau harus bergegas melanjutkan kurang lebih 15 kilometer lagi dari ramah Riski. Setiba di jalan raya di gampong Kuta Bak Drien masih dalam kecamatan yang sama dengan Riski, seperti rintik hujan seperti kerikil kecil mengenai badanku yang sedang dirundung kedinginan. Dalam perjalanan sendiri tersebut sesekali Angin Menderu, Tetiba ingat lagu Tety Kadi yang berjudul Angin Menderu. Hemmm... Asik tapi laju motor terasa sempoyongan, sekali kekiri sekali ke kanan, seperti usai menghabiskan sebotol Vodka.

**[Angin Menderu - Tety Kadi]

Meskipun ingat lagu jaman 1968 tersebut, deru angin dan laju motor yang melawan arah hujan, sangat terasa perih dimuka dan bibir. Karena menutup kaca helm saat hujan lebat dan malam, itu bukan sebuah solusi. Apalagi, saat hujan lebat kaca helm berkabut dan penerangan lampu motor dibawah rintik hujan lebatpun membuat pandangan ke arah jalan terlihat buram bahkan tidak terlihat sama sekali. Bila ku paksakan, kaca helm ku turunkan, yakin laju motor akan menuju perlahan ke pinggir jalan dan bahkan bisa-bisa masuk parit jalan yang sedang dipenuhi genangan banjir.

Lalu, bagaimana? Ya, dengan segala keterpaksaan mesti harus ku tahan, ku yakin ku sanggup, harapku yang saat itu sudah mulai ragu-ragu, seolah tak akan sampai sisa perjalanan yang hanya memakan waktu sekitar 20 menit saja. Tiba-tiba deru angin semakin kencang dan rintik hujan bagai kerikil kecil mengenai muka dan bibir, aduhai perih bercampur dingin. Aku menyerah di pelateran toko lagi, terpikir saat itu "Kalau begini rintik hujan dan kaca helm ke buka, sepertinya bibir aku dan dower sampai di rumah. Entar dikira pula abis dicip#k-an digigit oleh kuntilanak berjubah putih dan rambut brekele", pikirku.

Dalam keadaan ragu untuk melanjutkan perjalan, ide barupun muncul. Ah, pakai masker sajalah, kan maskerku scuba, setidaknya bisa menahan rintik hujan yang mengenai muka dan bibir. Dalam perjalan masker itu awalnya sangat membantu tapi ketika sudah basah kuyup ide agak sedikit lucu ini malah memunculkan masalah baru, karena ketika masker sudah basah sangat terasa susah untuk bernafas, keculai memghirup nafas melalui mulut. Hingga akhirnya, akibat masker basah terpakasa harus menghirup nafas melulu mulut sampai di rumah. Dan akhirnya ke kamar mandi lagi, pipis lagi dan menjelang tidur pipis sekali lagi.

Salam buat para Steemean yang berada di Community Steem SEA ada bang @anroja, bang @steem.sea, bang @herimukti dan abang-abang serta kakak-kakak yang sudah berlevel suhu

Salam steemian, salam literasi
@pujiaman

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Selesai pipis pasti bahagiakan walaupun bibir hampir dower

Hana ubat memang

Wkwkwkwkw...
Biasa hujan² lomba pipis...😀🤭😬