Bangun tidur dan masih bernafas, Alhamdulillah. Pagi Jumat setelah bersiap-siap, beresin baju, masukin ke dalam tas yang ukurannya tidak kecil juga tidak besar, tas sedang saja. Saya keluar ke warung kopi dekat rumah, sambil menunggu jemputan teman lalu segera berangkat melewati beberapa desa, kecamatan dan Kabupaten menuju ke Takengon, Aceh Tengah, dengan tujuan "intat lintoe baro" (antar pengantin) yang mana acara tersebut berlangsung besok harinya pada Sabtu pagi.
Saya dan teman-teman bergerak sekitar pukul 10.00 Waktu Indonesia bagian Pidie, Aceh. Kami berangkat sedikit lebih awal dan disusul beberapa mobil rombongan dibelakangnya, dengan tujuan yang sama menuju dataran tinggi Takengon. Antar pengantin untuk melangsungkan resepsi pernikahan ini sudah lama menjadi budaya yang sudah melekat pada masyarakat Aceh. Jauh ataupun dekat, semua masyarakat di desa tempat tinggalnya pengantin, serta seluruh kerabat pasti ikut pergi bersama ke tempat pasangan pengantin tersebut.
Karena jarak tempuh yang lumayan jauh, kami harus istirahat sejenak di Bireuen sambil menunggu waktunya ibadah shalat Jumat. Setelah itu, kami singgah ke salah warung kopi yang di sana tersedia obat perih lambung, yaitu Sate Matang. Walaupun agak keras, saya habisin semua yang ditaruh di meja. Lapar sekali, sahabat. Setelah perut aman, kami bergerak lagi menuju tempat tujuan.
Sepanjang jalan kami melintas, dari lewat Krueng Simpo sampai tempat tujuan hujan mengguyur tiada henti. Namun kami aman karena memakai mobil, mobil rental. Walaupun tidak basah, cuaca dingin menusuk tulang ditambah kabut yang tebal, terpaksa mobil harus diperlambat. Hingga pukul 16.00 kami masih belum di tempat tujuan, ini disebabkan karena hujan turun begitu deras yang mana ini merupakan Rahmat Allah untuk seluruh alam.
Sekitar pukul 16.40 kami memasuki Kota Takengon, mutar-mutar mencari penginapan yang nyaman, aman, tentram dan tentunya lebih murah dibandingkan dengan hotel yang di sini. Setelah beberapa lokasi penginapan yang kami cek, kami menemukan satu penginapan atau wisma yang jauh lebih bagus dibanding beberapa tempat lain yang kami lihat sebelumnya. Kamarnya luas, bisa tidur sekamar 6 orang, kamar mandi langsung di dalam dan tersedia air panas, tentunya harga permalamnya sangat murah dan meriah. Tanpa nego lagi kami langsung cek in, dan membawa masuk perlengkapan semuanya.
Setelah saya mandi, ganti baju dan sedikit memakai wangi-wangian disusul satu persatu teman saya ngelakuin hal yang sama. Lalu kami keluar cari makanan dan sedikit menghangatkan badan dengan segelas kopi panas dicampur madu. Nikmat sekali. Jam dinding di warung itu menunjukkan pukul 21.30, kami pun bergerak pulang ke penginapan. Kami pun merebahkan badan dan langsung tertidur.
Sabtu pagi pun tiba, satu persatu dari kami bergerak ke kamar mandi dan tidak lupa gosok gigi. Memakai baju yang rapi, langsung pergi mencari sarapan pagi. Sambil makan saya coba hubungi salah satu teman saya yang aslinya orang Tanah Gayo ini, di sini dia sangat dikenal oleh semua orang, biasanya orang memanggilnya Cek Duwan. Seniman Tanah Gayo yang multitalenta. Photograpy dia geluti, melawak memang ahlinya, barang antik banyak di rumahnya, batu giok dan batu hiasan lengkap di gerai miliknya, selain memiliki kedai stiker dia juga hobi pada tanaman bonsai. Sampai sekarang Cek Duwan ini juga masih menjabat sebagai ketua komunitas Vespa Gayo Scooter Club (GASAC).
Kami sudah lama tidak bertemu, setelah beberapa tahun lalu kami sering berdua di mana pun ada acara kontes batu mulia di Aceh sampai ke Medan. Hari ini kami berjumpa, merangkul dan saling melempar lawakan garing. Setelah beberapa saat mengobrol, saya dan teman-teman pamit untuk pergi ke Danau Lut Tawar. Kami mengambil beberapa gambar agar bisa dibagikan ke stori media sosial masing-masing, agar orang tau kalau kami ada ke Takengon.
Selesai dari Danau, kami pun sama-sama mengganti pakaian lagi sesuai acara. Langsung bergerak menuju lokasi berkumpul para rombongan antar pengantin dan segera bergegas ke tempat acara resepsi pernikahan tersebut. Setelah makan ratusan butir nasi, saya dan teman-teman melakukan foto bersama. Setelah itu kami pun langsung pulang menuju kampung halaman, tidak lagi berlama-lama di sini karena Minggu besok juga harus mengantar pengantin lagi. Teman sebaya saya yang ingin melangsungkan prosesi pernikahan sekaligus resepsi. Besok kita sambung lagi, Insya Allah.
Sekian, terima kasih.
Best Regards @rastaufik10
Beurteh mantqp bang @rastaufik10
Peu loem neu tamah keterangan di bawah fto, leubeh mantap loem🤭
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Ahahah, tuwe lon bang. Wkwk
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Hahaha.. Leubeh pah manteng nah🤭
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Ahahah siap bang, singeh bak postingan laen man bang.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Okee mantap bang🙏👌
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Jroh...👍👍
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Uyeee bang euh ahaha
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
@rastaufik10 Mantap bg. Sukses selalu
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Aamiin.. thank aduen!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
This post has been rewarded by @steemcurator08 with support from the Steem Community Curation Project.
Follow @steemitblog to get info about Steemit and the contest.
Anroja
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit