Assalamu'alaikum
Dear steemian, selama beberapa hari ini aku dihantam bandwidth terus menerus karena terlalu boros menggunakan steem, sehingga aku harus menunggu recharge supaya bisa mengedit postingan. Sambil menunggu proses recharging aku browsing di YouTube. Karena kangen dengan suara Bang Ikhsan Skuter kucarilah video musiknya, ketemu lagu yang berjudul "Bingung" yang sudah beberapa tahun keluar. Aku memang sudah sangat familiar dengan lagu ini, sehingga kuputarkan video itu sambil ikut bernyanyi dan kujadikan sebagian kecil liriknya sebagai judul tulisan ini.
Lagu ini pertama kali menyentuh telingaku pada awal 2019 ketika sedang nongkrong di sebuah cafe bersama rekan-rekan di Palembang. Mulai saat itu aku jatuh hati dengan suara berat Bang Iksan Skuter ini. Lirik lagu ini sangat menarik yang membekas dalam ingatanku karena itu memang realita yang terjadi sekarang. Aku hanya mengganguk - mengangguk tanda setuju ketika curahan isi hati beliau dilantunkan oleh penyanyi cafe tempat kami nongkrong.
![IMG_20210628_184422.jpg](https://steemitimages.com/640x0/https://cdn.steemitimages.com/DQmV9Juy42iZfdfALyf3EtCndYCRbr9c5gxWtFW1QAsorou/IMG_20210628_184422.jpg)
Teringat akan nasib sendiri sebagai pribadi bebas yang anti dengan keterikatan kekangan, dan perintah atasan yang terkadang tak sesuai nurani, aku lebih memilih menjadi Advokat. Banyak yang menentang keputusanku itu, namun aku memberikan penjelasan yang rasional kepada mereka, walaupun berat mereka menerima keputusanku.
![SAVE_2021
0629_240552.jpg](https://steemitimages.com/640x0/https://cdn.steemitimages.com/DQmNdAYLypWfkFKdmFMJZ7tovwezxQb5ya5RZg9K8th1Akh/SAVE_20210629_240552.jpg)
Yang membuatku muak malahan orang yang "julid" dengan profesiku adalah orang - orang yang tidak terlalu dekat denganku bahkan orang - orang yang tidak kukenal sama sekali. Ada pengalaman pribadi yang tidak enak mengenai "julid" ini di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II ketika aku ingin pulang ke Aceh. Ada seorang bapak - bapak yang tidak kukenal mengajakku berbincang - bincang, setelah berbasa basi sekitar 15 menit, bapak itu menanyakan profesiku, kujawab saja pengacara pak. Tiba - tiba bapak itu dengan sok bijaknya mengatakan "Ngapaen jadi Pengacara, makan duit haram terus", jiwa mudaku sudah meronta untuk mengajak berdebat. Namun melihat bapak itu yang usianya sudah senja dan ini tempat umum, kusenyumin saja sambil permisi ke toilet. Menghakimi seseorang karena profesinya itu sangat tidak sopan kasar atau rude (anak muda sekarang bilang), apalagi menggeneralisasi semua orang itu sama berdasarkan pengalaman pribadi kita dengan seseorang.
![When-people-are-rude-to-you.jpg](https://steemitimages.com/640x0/https://cdn.steemitimages.com/DQmXVXCxMCrNHm2kSVYgJNmvCV6BDUTJ1PYn7YyPRupuM8M/When-people-are-rude-to-you.jpg)
Istilah "julid" ini sebenarnya dipopulerkan oleh Syahrini pada tahun 2019, mirip - mirip ghibahlah tapi ditujukan langsung ke orangnya. Kalau dalam bahasa resminya julid itu adalah kata lain dari iri yang dalam KBBI artinya kurang senang melihat kelebihan orang lain (beruntung dan sebagainya); cemburu; sirik.
Fenomena "julid" ini sebenarnya berkembang di media sosial dengan cara memberi komen di postingan media sosial orang lain. Komen - komennya banyak tentang hal - hal gak penting untuk diurus misalnya ni, kok kumis nya panjang gitu? males banget urus diri,mbaknya kok gak pake masker sih? gak patuh prokes ni, dan banyak lagi yang bikin yang punya akun rasanya pengen "makan orang."
Menurut artikel yang kubaca di Wolipop ada beberapa ciri - ciri
orangNetizen julid di Negara tercinta Indonesia ini, diantaranya senang bergosip dan membicarakan orang lain, suka ikut campur, tidak suka berkomentar langsung, hanya lewat media sosial dan Maha Benar Netizen dengan segala komennya. Kalau merasa mempunyai kebiasaan seperti salah satu kriteria diatas, selamat anda termasuk NJI (Netizen Julid Indonesia).
Sambal Teri Mulut Netizen
Menurut analisisku, julid merupakan upgrade dari "Nyinyir" di Masyarakat. Kebiasaan nyinyir ini memang sudah ada dari jaman nenek moyang kita dulu. Padahal sebagai orang Indonesia yang mayoritas nya beragama Islam setidak-tidaknya pernah mengikuti pengajian yang menerangkan bahwa perbuatan nyinyir, suka membicarakan kesalahan orang lain (ghibah), dan suka mencari kesalahan orang lain (tajassus) adalah perbuatan tercela dan berdosa.
Padahal berprasangka buruk saja sudah dengan tegas dilarang oleh Allah dalam Al-Qur'an Surat Al Hujurat Ayat 12 yang artinya lebih kurang seperti ini : "Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang."
Ayo, Julidlah !!?
Lalu kemudian aku teringat perkataan Prof. Salim Said dalam Indonesian Lawyer Club (ILC) yang mengatakan bahwa kenapa Indonesia tidak maju - maju, Tuhan pun tidak ditakuti. Ya, walaupun Prof. Salim Said berbicara dalam konteks Negara, namun dalam hal prilaku warga negara nya pun sudah banyak yang tidak takut Tuhan, khusus nya dalam hal "julid" ini. Padahal hal - hal buruk yang kita katakan atau ketikkan di kolom komentar orang lain tentunya sama menyakitkan nya jika hal yang sama ditujukan untuk kita. Sebagaimana Saidina Ali r.a
pernah memberikan nasehat bijak "Janganlah engkau mengucapkan perkataan yang engkau sendiri tak suka mendengarnya jika orang lain mengucapkannya kepadamu".
![khalifah-ali-bin-abi-thalib.jpeg](https://steemitimages.com/640x0/https://cdn.steemitimages.com/DQmQvDHPFSd982gXTnN25du4AHRq3b1tKYmSdWG8cnaWnAo/khalifah-ali-bin-abi-thalib.jpeg)
Lirik lagu "Bingung" Bang Iksan Skuter bukan sekedar imajinasi belaka tapi begitulah kondisi sosial masyarakat kita sekarang yang sangat sesuai dengan isi hati para korban "julid" yang digubah dalam lirik indah itu. Apapun yang kita perbuat pasti akan ada orang yang tidak senang bahkan sampai merendahkan. Sehingga ungkapan "makin hari makin susah saja menjadi manusia yang manusia, seperti nya menjadi manusia adalah masalah buat manusia", sangat tepat dengan kerasnya dunia per-julidan di Indonesia sekarang ini.
Solusi nya bagaimana jika kita dihadapkan pada kondisi seperti itu. Seperti yang pernah dikatakan oleh Imam Syafi'i "Engkau takkan mampu menyenangkan semua orang. Karena itu, cukup bagimu memperbaiki hubunganmu dengan Allah, dan jangan terlalu peduli dengan penilaian manusia."
![jangan-pusingkan-omongan-orang.jpg](https://steemitimages.com/640x0/https://cdn.steemitimages.com/DQmRJumynLpaoM13aD8YPBT7RduqctktxtRTFLbZx3ukwnY/jangan-pusingkan-omongan-orang.jpg)
Menghadapi orang julid tak perlu kita berprilaku julid pula, cukup berikan senyuman menawanmu pada mereka dan berkata "Anda Benar!" dan berlalu saja dari situasi menyebalkan itu. Entahlah! Wallahu a’lam bish-shawab.
Mantappp mamen... 💂♂️
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
dari paragrap ke paragraf ceritanya nyambong dan ngalir dengan rapi.
Top lah 👍🏻
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Keren, yg pntg jgn julid.. 👍
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit