Assalamualaikum
Selamat Pagi dari Klaten,
Puasa Ramadhan adalah salah satu rukun Islam. Sebagai sebuah rukun maka semua muslim punya kewajiban untuk melaksanakannya. Sebagai ibadah yang dilakukan dengan meninggalkan perkara yang membatalkan puasa dari terbit fajar sampai waktu magrib. Semua dilakukan semata-mata mengharap ridho Allah SWT.
Untuk memulai puasa Ramadhan maka kita juga harus tahu kapan harus memulai. Jangan sampai belum masuk bulan Ramadhan kita sudah berpuasa Ramadhan. Atau sudah tanggal dua kita masih belum berpuasa sehinga tidak genap satu bulan.
Nah, teman-teman pasti sering mendengar atau mengalami perbedaan awal puasa. Perbedaan penetapan awal puasa ini memilki dasar yang sama-sama kuat. Semua itu berdasarkan pada munculnya atau keberadaan hilal.
Hilal sendiri bisa diartikan sebagai bulan sabit pertama yang bisa dilihat setelah matahari tenggelam pada tanggal satu kelender hijriyah. Letak bulan sabit sangat dekat dengan matahari dan masih sangat tipis. metode menentukan hila ada dua yaitu hisab dan rukyat. Mengetahui hilal bisa menggunakan dua metode tersebut untuk menentukan awal bulan seperti awal bulan Ramadhan atau saat nanti menjelang Idul Fitri 1 Syawal. Hisab sendiri diartikn sebagai perhitungan, sedangkan rukyat diartikan sebagai melihat langsung.
Kriteria Hilal
Kita sering beranggapan metode yang berbeda menyebabkan perbedaan awal puasa. KIta sering beranggapan Muhammadiyah menggunakan hisab sehingga tidak sama dengan NU dan pemerintah yang menggunakan rukyat. Seperti tahun ini ada yang mulai hari Senin tanggal 11 Maret 2024, tapi ada juga yang bartu berrpuasa besok, Selasa 12 Maret 2024. Muhammadiyah menetapkan puasa mulai Senin sedangkan Pemerintah bersama Nahdhatul Ulama dan organisasi lain menetapkan Puasa mulai hari Selasa.
Muhammadiyah menetapkan awal puasa berdasar hisab.Sebuah metode penghitungan tata astronomi sehingga kita bisa tahu segala yang berkaitan dengan tata peredaran benda langit. Termasuk ketinggian hilal, gerhana matahari dan gerhana bulan atau fenomena alam yang berkaitan denagn astronomi.
Sementara itu, pemerintah bersama organisasi keagamaan lain baru memutuskan awal puasa setelah ada sidang isbat. Sidang isbat adalah sidang untuk memutuskan awal bulan tahun hijriyah berdasarkan pada penampakan hilal. Para peserta sidang Isbat akan menyampaikan penampakan hilal di berbagai tempat pengamatan. Keputusan sidang isbat menjadi satu hal yang mengikat untuk memulai ibadah yang berkait dengan awal bulan seperti puasa dan Idul fitri.
Perbedaan metode menetukan hilal bukanlah penyebab perbedaan penetapan awal puasa. Yang menyebabkan perbedaan awal puasa adalah kriterila hilal. Muhammadiyah melakukan hisab akan mengetahui hilal terlebih dahulu. ini dikarenakan peredaran benda langit bisa diperhitungkan dengan presisi sehingga tidak perlu melakukan rukyat. Muhammadiyan berpendapat Seberapapun tinggi hilal kalau sudah lebih dari 0 derajat, sudah di atas ufuk maka sudah dikatakan hilal.
NU dan organisasi lain bersama pemerintah sebagai entitas negara menentukan hilal dengan ketinggian 3 derajat. Ketinggian hilal ini jadi kesepakatan bersama dengan Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysaia dan Singapura.
Jika ketinggian hilal belum mencapai 3 derajat maka bulan Sya'ban digenapkan 30 hari dan puasa baru akan dimulai selisih satu hari dengan Muhammadiyah. Perbedaan kriteria inilah yang menyebabkan penetapan awal bulan puasa berbeda, bukan karena perbefdaan metode hisab dan rukyat.
Semoga perbedaan ini justru membawa kita pada pemahaman yang lebih luas dalam pelaksanaan ibadah. Kita harus berusaha makin dewasa sehingga tidak menjadikan perbedaan sebagai satu hal yang perlu dipertentangkan. Justru kita perlu menanamkan perbedaan adalah satu rahmat bagi kita semua.
Yang puasa mulai hari Senin sudah benar dan ada tuntunannnya, yang puasa mulai Selasa juga benar dan ada tuntunannya.
Yang tidak benar adalah tidak berpuasa tanpa ada uzur, tanpa ada alasan yang bisa dibenarkan,