The Diary Game, Minggu 25 Oktober 2020

Jam 3.00 dini hati kami berangkat ke Teupin Raya untuk membesuk ayahanda rohani kami, Baba Baihaqi, beliau dalam keadaan sakit, kami berangkat bertujuh dengan dua mobil.

kami salat Shubuh di mesjid Syuhada Cot Geukungku, kami salat Shubuh berjamaah kemudian beristirahat sebentar karena masih terlalu pagi.

Jam 7.00 pagi kami sampai di kota Lueng Putu, kami sarapan pagi di sana. Selanjutnya melanjutkan perjalanan dan alhamdulillah sampai di rumah Baba jam 7.30.

komplek Dayah Darusaadah Teupin Raya

Suasana masih nampak sepi, santri wati dayah Darussadah belum nampak lalu lalang di sekitaran rumah Baba.
Suasana rumah pun masih sepi, hanya pintu depan nampak sedikit terbuka. Kami memberi salam, di depan pintu tertera tulisan "Tamu Wajib Pakai Masker".

Tidak lama ummi Baba keluar, dengan penuh ramah ummi mempersilakan kami masuk, lalu kami pun mengambil tempat di lantai, tidak memilih duduk di kursi, karena sudah menjadi tradisi kami selalu duduk bersimpuh di lantai sejak semasa di Dayah dahulu.

Sekitar 30 menit kemudian Baba keluar, Baba nampak tersenyum kepada kami, Baba banyak bercerita tentang sakit beliau, menurut diagnosa beberapa dokter di beberapa rumah sakit Baba menderita sakit jantung, sehingga di sarankan untuk beristirahat sementara.

Indomaret

Jam 12.00 siang mohon diri kembali ke Panton labu. Kami pulang dengan santai, kami berhenti di sebuah indomaret di kawasan Bireun, kami membeli jajanan dan gorengan di depan Indomaret, rencana saya mau membeli gorengan di Indomaret, karena Indomaret belum menyediakan pisang goreng kami pun membelinya pada pedagang kaki lima.

Di Matang Geulumpang Dua kami berhenti di sebuah warung sate, kami memesan teh dingin dan jus, kami memang sudah makan siang di rumah Baba. Kami duduk minum teh sambil menikmati gorengan yang kami beli.
Teman-teman boleh mencobanya dengan membawa nasi bungkus untuk teman-teman nikmati di sebuah rumah makan, ada kesan istimewa lho. Pantas di coba.

Nasi goreng Penteut

Kami sampai di Penteut jam 4.20. Kami berhenti membeli beberapa bungkus nasi goreng sebagai kami bawa pulang untuk anak-anak di rumah.

Alhamdulillah jam 5.30 kami tiba di Panton Labu, alhamdulillah saya di antar langsung oleh tengku Junaidi sehingga saya tidak usah naik "baneng"pulang ke rumah.

Ahmad dan Aira segera menyambut kepulangan saya, mengambil plastik bawaan saya, membawa masuk untuk segera mereka eksekusi.

Malamnya saya mengajar seperti biasa, jam 10.00 malam saya segera beristirahat mengqada jatah tidur malam kemaren yang hanya sempat 2 jam saja