Hari ini diawali dengan langkah kaki ke arah sawah yang telah mulai menguning. Foto awal menggambarkan saya lagi terletak di tengah sawah buat melindungi padi dari burung. Burung- burung pipit serta jalak mulai tiba berbondong- bondong, bisa jadi mereka pula mau memperingati masa panen. Tetapi, untuk petani kecil semacam saya, tiap butir padi sangat berarti. Dengan bawa perlengkapan penghalau burung seadanya serta menggunakan topi pet, saya berdiri di pematang sembari memantau kondisi. Sesekali saya bersiul ataupun menggoyangkan tali yang diikat pada kantong plastik supaya burung- burung terbang menghindar. Terasa penat, tetapi terdapat kepuasan tertentu memandang bulir padi yang mulai matang serta siap panen dalam sebagian pekan ke depan.
Sehabis berakhir dari sawah, saya pergi ke mesjid Al- Ikhlas di Gampong Teupin Punti buat menunaikan salat zuhur. Di situ, secara tidak terduga, saya berjumpa dengan seseorang kawan lama yang telah lama tidak saya jumpai gambar kedua menggambarkan momen ini. Kami awalnya kerap bermain bola bersama sewaktu kecil. Saat ini, tiap- tiap telah memiliki tanggung jawab sendiri. Percakapan ringan juga mengalir sembari menunggu azan. Kami berbagi cerita tentang keluarga, pekerjaan, serta kehidupan tiap hari. Rasanya mengasyikkan dapat bertemu kembali sehabis bertahun- tahun cuma mendengar kabarnya dari orang lain.
Selepas dari mesjid, saya tidak langsung kembali. Saya singgah di warung kopi kepunyaan seseorang sahabat. Di situ, saya memiliki sedikit proyek pribadi yakni membuat sofa tempat duduk dari kayu sisa buat menaikkan kenyamanan di warung tersebut. Foto ketiga memperlihatkan saya lagi padat dari memotong kain, mengukur pola, serta memasang kain yang sudah dijahit sehingga menjadi sofa yang kuat. Aktivitas semacam ini telah biasa untuk saya, sebab saya memanglah suka membuat suatu dengan tangan sendiri. Tidak hanya mengisi waktu, membuat perabotan pula berikan kepuasan tertentu, terlebih jika hasilnya dapat digunakan oleh orang banyak. Sahabat yang ngopi di sana juga berikan semangat serta sesekali berikan anjuran tentang wujud kursinya.
Sore hari menjelang, saya kembali ke rumah serta kembali melanjutkan satu lagi proyek kecil membuat kepala tempat tidur model mata kucing, semacam yang nampak di foto keempat. Model ini unik sebab desainnya mengambil inspirasi dari wujud mata kucing yang tajam tetapi elok. Saya menarik kain dari setiap sisi serta gampang dibangun. Saya menembak mata kucing di setiap busa yang sudah saya bolongi . Anak saya yang memandang hasilnya juga kagum, katanya kepala tempat tidur ini semacam memiliki kepribadian sendiri.
Hari ini ditutup dengan rasa letih yang memuaskan. Dari melindungi padi, berjumpa kawan lama, membuat sofa, sampai menghasilkan kepala tempat tidur, seluruh terasa berarti. Bukan tentang besar ataupun kecilnya aktivitas, tetapi tentang gimana kita menjalaninya dengan hati yang tulus serta penuh syukur. Mudah- mudahan besok hari bawa cerita baru yang tidak kalah indahnya.
Love for the work makes you strong. It's often tedious. But it makes you think. In the rice fields, you have yourself to yourself, that solitude that comes with knowing yourself.
Writing becomes a noble exercise. To write you have to live. How else can we get to the craft of words?
#wewrite #comment
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Writing is a reflection of life lived consciously. Only by truly experiencing life, absorbing every second, observing, contemplating, can we create honest and touching word art. Because writing is not just stringing together letters, but bringing experiences to life.
So, the path to word art is a life lived wholeheartedly whether at work, alone, or in love.
Thank you to my friend @almaguer who has given input on my post, greetings from @whalewinners
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit