Perjalanan kemarin seperti menemukan kejutan kecil.
Ketika Maghrib menjelang, kami berhenti di sebuah masjid yang tak hanya megah tapi juga terasa seperti rumah.
Halamannya luas, ruangannya lapang, dan fasilitasnya lebih modern dibanding bayangan kami tentang masjid desa. Bahkan soundnya merdu, mengalun seperti pengantar khusyuk.
Namun, bukan itu yang mencuri perhatian sepenuhnya. Di halaman masjid, tersembunyi sebuah kebun hidroponik!
Tak mampu menahan rasa penasaran, selepas salat saya melangkah mendekat.
Di sana, deretan paralon tertata rapi menjadi media tanam bagi sayuran. Selada dan pakcoy tumbuh dengan segarnya—setidaknya itu yang saya kira.
Daun-daun hijau itu tampak bersih dan menggoda, seolah-olah memanggil untuk dipetik dan disantap langsung. Di sisi lainnya, tanaman-tanaman kecil baru saja ditanam, seperti bayi-bayi hijau yang sedang memulai perjalanannya.
Mungkin kebun hidroponik ini memang dirancang sebagai percontohan untuk masyarakat sekitar. Masjid adalah tempat berkumpul, terutama saat salat Jumat, sehingga memungkinkan warga membahas metode penanaman ini secara langsung.
Teknik hidroponik yang belum banyak dikenal oleh petani lokal bisa menjadi peluang besar untuk memaksimalkan hasil kebun, baik untuk konsumsi sendiri maupun menambah penghasilan. Jika diterapkan di pekarangan rumah, pasti akan lebih efektif dan bermanfaat.
Mungkin, satu dua orang akan terinspirasi. Mereka akan melihat bahwa pertanian tidak selalu harus mengikuti cara-cara tradisional. Meski banyak penyuluh pertanian, para petani kerap teguh pada cara bertani yang diwariskan turun-temurun oleh orang tua mereka.
Tetapi, kebun hidroponik ini memberikan perspektif baru: bahwa berinovasi dengan metode modern bisa membawa hasil yang lebih maksimal. Siapa tahu, jika mereka melihatnya lebih dekat, mungkin kebun kecil ini bisa menjadi titik awal perubahan besar bagi petani-petani lainnya.
Sebuah langkah kecil yang bisa menjadi kampanye besar menuju perubahan!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
nggak ditanya pada marbot tentang kebun sayur hidroponiknya? karena bisa jadi itu adalah salah satu sumber pendanaan untuk operasional mesjid, atau bisa jadi itu untuk keperluan jama'ah juga. kalau di komplek saya, kebun hidroponiknya dikelola oleh RT dan RW, dikonsumsi oleh warga dan dana yang dikumpulkan kembali ke masyarakat, baik itu dalam bentuk kegiatan sosial bersama atau uang tali kasih untuk yang sedang kena musibah.
nah kalau di mesjid, ada juga tapi ngga serius diurusnya, jadinya belum efektif begitu. terima kasih sudah berbagi ceritanya. jangan lupa untuk mengerjakan target dari SSEA-MINER yaa
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Waktu itu di perjalanan dan buru-buru jadi nggak sempat ngobrol sih.
Ya program seperti itu seperti bagus. Bukan cuman untuk finansial tapi juga kerapatan sosial.
Maaf baru bisa balas, lagi pura-pura sibuk.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit