The Diary Game 13 Des 2024 | Merawat Buah KlengkengsteemCreated with Sketch.

in hive-103393 •  29 days ago 

Pagi ini, udara sangat cerah.

Seperti biasanya, di pagi hari kami lakukan aktivitas rutin. Saya sendiri membantu istri menyapu dan mencuci piring.

Sedangkan dia menyiapkan sarapan untuk kami semua.

Pukul 07.30, kami mengantar si bungsu ke sekolahnya.

Setelah itu, kami berencana menghabiskan pagi di pekarangan.

.

Di belakang rumah, kami masih memiliki pekarangan. Mungkin ini hal biasa bagi teman-teman yang di luar Jawa.

Tapi bagi kami di sini, pekarangan rumah itu termasuk hal yang luar biasa. Sekarang mulai jarang rumah yang memiliki pekarangan.

IMG20241213161617.jpg

Pekarangan ini tempat kami bersantai. Ada beberapa pohon yang membuatnya rindang. Kami menanam pohon mangga, pohon yang menjadi ciri khas kampung di Indramayu.

Ada juga pohon kelengkeng.

Sedangkan di sudutnya ada kolam ikan ukuran kecil. Kami memelihara lele di sini. Pernah juga ikan bawal.

Alhamdulillah, klengkeng kami mulai berbuah. Rasanya cukup manis. Sudah beberapa musim berbuah.

Hanya saja, setiap kali berbuah kadang dimakan oleh kelelawar. Oleh sebab itu perlu diamankan.

Kami membungkusnya dengan karung plastik. Karung ini biasanya dipakai para petani bawang. Lebih mirip seperti jaring ikan.

Saya pun mengambil tangga agar pekerjaan lebih mudah.

Buahnya bergerombol. Satu persatu kami bungkus. Kami tidak terburu-buru karena memang pekerjaan ini sambil bersantai saja.

IMG20241213161700.jpg

Sesekali turun ke bawah, sambil menikmati minuman yang disediakan.

Dimulai sekitar jam 09.00 pagi, kemudian beristirahat pukul 10.30. Kebetulan Hari ini adalah hari Jumat. Jadi, kami akan melanjutkannya setelah jumatan.

.

Pulang Jumatan kami makan siang. Kemudian bersantai sejenak menemani si bungsu. Seperti biasa ia mengajak untuk bermain.

Kemudian setelah itu barulah kembali membungkus buah kelengkeng.

Ternyata pekerjaan ini agak berat juga. Mungkin karena faktor umur dan badan yang sudah agak lamban.

Dan akhirnya selesai juga di sore hari. Badan sudah terasa letih.

IMG20241213161912.jpg

Di sore hari waktunya untuk bersantai. Seperti biasanya, si Kakak memintaku untuk menyimak murojaah hafalan.

Saya menyimaknya hingga selesai.

Setelah itu barulah saya punya waktu pribadi. Saya gunakan untuk belajar berbagai hal tentang Steemit.

Informasi yang saya dapatkan akan saya tulis kembali, kemudian saya posting.

Begitulah aktivitas hari ini —melelahkan, tapi penuh arti.

Ada tawa, ada lelah, tapi keduanya adalah tanda bahwa kita masih hidup.

Segala hal kecil yang mungkin luput kita sadari: udara segar, secangkir teh hangat, atau senyuman anak.

Semuanya adalah nikmat yang harus disyukuri.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

keren kang!! masih punya halaman dengan segala pohon yang perlu ada dan juga kolam ikan lagi. Jadi ingat pohon rambutan yang sebulan lalu masih banyak calon buahnya, tetapi karena hujan angin dan guntur 2 minggu yang lalu, nyaris tidak ada buahnya yang bertahan... sedih.

pernah nanam lengkeng, tapi nggak pernah berbuah setelah 10 tahun, ditebang sudah. Jadi iri banget kalau lihat pohon kelengkeng orang berbuah. Lumayan juga repotnya yaa ngebungkusin buah begitu, daripada nggak kebagian akibat rebutan dengan kalong... layak deh capeknya.

selamat istirahat

Wah, Bu, jadi ikut merasa kehilangan dengar cerita pohon rambutan itu. Buahnya nyaris nggak ada yang bertahan gara-gara hujan angin? Pohon itu pasti rasanya kayak habis ujian hidup: hujan deras, angin ngamuk, ditambah guntur yang kayak sound effect film. Buahnya belum sempat pamer merah merekah, eh malah gugur duluan.

Soal pohon lengkeng 10 tahun nggak berbuah, itu sih persis hubungan tanpa status, Bu. Lama-lama bikin lelah, nggak ada kepastian, ya akhirnya ditebang aja. Tapi pas lihat pohon lengkeng tetangga berbuah, bawaannya pengen bilang, "Kenapa yang lain bisa, aku nggak?" Eh, pas tahu repotnya ngebungkus buah biar nggak direbut kalong, langsung mikir, syukur deh pohon gue nggak kayak gitu, bisa-bisa tiap hari olahraga di atas tangga!