The Diary Game Kamis, 31 Oktober 2024 : "Melayat Keluarga Nenek yang Meninggal"

in hive-103393 •  17 days ago 

IMG20241031164508.jpg

Ibarat manusia, tumbuhan juga makhluk hidup yang perlu perawatan dan sangat rentan punah jika tidak dipedulikan. Hari ini saat jalan keliling dipekarangan rumah aku melihat bunga-bunga yang ditanam ibu dulu sudah hampir kering tanahnya, terbesit ingin menyiramnya namun hari masih sangat panas, kala itu baru saja masuk waktu asar. Kurasa nanti saja menyiram nya akan lebih bagus, karena katanya tidak bagus juga untuk tanaman menyiraminya saat panas terik matahari.

Sembari menunggu matahari terbenam sedikit gelap, aku melakukan shalat asar terlebih dahulu kemudian lanjut melipat baju yang sudah menumpuk belum terlipat sejak beberapa hari lalu.

Lumayan memakan waktu yang cukup lama juga karena baju yang terlalu banyak. Ketika hampir-hampir selesai melipat baju dan hendak ingin menyiram bunga, tiba-tiba nenek ku keluar dengan membawa air dengan niat juga ingin menyiram bunga. Hmmm... Alhamdulillah juga sebenarnya. Menurutku nenenk terlalu rajin, kadang apa-apa yang merupakan tugas kita dan sedikit terlambat mengerjakan, dia langsung mengambil alih membuatnya sendiri, contoh nya ya seperti menyiram bunga tadi, kadang cuci piring.

Namun hari ini, dia tidak sempat mencuci piring karena aku mengerjakan nya duluan dari dia, hanya saja biasalah orang tua yang biasa bergerak mana mau duduk lama-lama, dia seperti gatal kaki jika sehari tidak melakukan pekerjaan apa-apa.

IMG20241031164355.jpg

Setelah melipat kain dan bunga pun sudah tidak kering lagi, kurasa pekerjaan rumah hari ini sudah selesai, dan sambil menunggu waktu magrib aku duduk-duduk santai sebentar sambil main hp.

Saat itu, ibu menerima panggilan telepon dari abangnya yaitu pakwa Muksalmina yang tinggal tidak jauh dari rumah kami, rumahnya berada di seberang jalan raya yang berbeda dusun dengan kami namun masih satu desa. Pakwa bilang menyuruh nenek untuk bersiap-siap setelah magrib karena akan pergi melayat ke rumah saudara nenek yang meninggal Selasa yang lalu. Selebihnya pakwa juga bilang bahwa siapa yang ingin pergi yang lainnya juga harus bersiap jangan ada yang sampai terlambat.

Awalnya aku tidak ingin pergi, namun ibu mengajak ku katanya agar lebih ramai nanti dan tidak terlihat sedikit yang mengunjungi ke rumah almarhumah, walaupun yang pergi hanya keluarga-keluarga saja.

Akhirnya waktu magrib tiba, kami segera melakukan shalat magrib dan bersiap-siap agar tidak terlambat sampai disana nanti. Kami berangkat dengan mobil pakwa, beliau tunggu depan menasah Tambon Baroeh, saat itu aku mengantar nenek terlebih dahulu untuk keluar menuju mobil lalu baru menjemput ibu.

IMG20241031204556.jpg

Aku tidak tau nama kampungnya apa, yang jelas tempatnya melewati jalan Nisam dan masuk arah ke gunung salak, namun tidak terlalu jauh dari tempat tinggal kami, kurasa hanya memakan waktu 25 menit saja.

Sesampai disana, kami mengira sudah terlambat dan orang-orang sudah selesai membaca doa, karena kebiasa didaerah kami baca doa samadiah untuk orang meninggal dilakukan setelah shalat magrib, namun ternyata disini berbeda. Samadiah merupakan kegiatan membacakan doa-doa dan dzikir untuk orang yang sudah meninggal yang dipimpin oleh seorang mursyid yang sudah memiliki tariqat atau ijazah samadiah dari gurunya, kebiasaan ada juga orang yang menyebut samadia ini sebagai tahlilan.

Ternyata kami sampai lumayan awal karena masyarakat di sini kebiasaan melakukan samadiah setelah selesai shalat isya'. Oleh karena masih awal kami dijemput untuk masuk terlebih dahulu dan mencicipi hidangan lebih dulu sambil menunggu orang-orang berdatangan.

Tidak lama kemudian masuklah waktu isya' dan beberapa menit setelahnya orang-orang mulai berdatangan hingga berkumpul ramai dan memulai pembacaan doa untuk almarhumah.

Setelah selesai dari samadiah, para tamu dipersilahkan untuk menjamah makanan yang sudah dihidangkan, kami sekeluarga yang datang berjumpa dengan sanak saudara disana bersilaturahmi mengakrabkan persaudaraan.

Beberapa waktu berlalu, sambil menunggu pakwa selesai berbicara dengan teman dan juga beberapa saudara kerabat, kami yang perempuan juga sempat singgah di rumah saudara yang berada di samping nya, aku tidak tau bagaimana hubungan silsilah nya disini entah adek nenek atau ipar adek nenek yang jelas pokoknya saudara.

Selesai melayat, kami serombongan terus pulang kembali ke rumah diantar oleh pakwa. Setelah nya aku sempat juga keluar lagi dengan ibu naik motor membeli obat nya di kedai.

IMG20241031210022.jpg

Sekian dulu cerita hari ini teman-teman, terimakasih yang sudah mampir.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  
coment team 2.jpg
Curated by @cymolan