Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, sahabat steemet, hari minggu merupakan hari libur bagi para pekerja, mahasiswa, maupun orang lainnya. Namun bagi santri dayah, hari apapun itu tiada libur kecuali hari jum'at itupun jika tidak disibukkan dengan gotong royong, mereka hanya libur saat jatah izin pulang ke rumah diberikan.
Kehidupan didayah tidak serta-merta hanya berfokus pada pendidikan saja namun juga dibarengi dengan kebersamaan mulai dari sama-sama mandi, sama-sama masak, tidur, gotong royong hingga piket posko bersama. Hari merupakan hari minggu dimana hari jatah piket posko bagi anak kuliah, mulai dari selesai pengajian subuh, kami sudah harus berkumpul di posko baik ada tamu atau kerjaan maupun tidak ada tamu atau kerjaan lainnya.
Pagi itu sekitar jam 8 setelah siap-siap dari turun pengajian subuh, sebagian kawan-kawan yang tercatat jatah piket hari ini sudah berkumpul beberapa di posko duduk-duduk sambil menunggu kawan lainnya, aku dan teman dekat ku yang baru keluar bilek meminta izin terlebih dahulu untuk membeli lauk makan pagi karena belum sempat sarapan.
Kami keluar menuju Darussalam yaitu kota mahasiswa yang kebiasaan makanan lebih murah dijual dari pada daerah lainnya, aku menemani kawanku membeli lauk kesukaan nya yang ada di Darussalam, dia membeli terong campur sabe (udang kering kecil) yang dimasak tumis seharga Rp 5.000, setelah selesai dari membeli lauk nya, kami beranjak ke warung yang biasa ku singgah membeli kuah yang searah dengan jalan pulang tepatnya disamping gapura masuk ke dayah kami. Aku membeli satu ekor ikan dencis dengan kuah nya seharga Rp 5.000 juga, aku membeli dua untuk persediaan makan siangnya juga agar tidak repot untuk keluar lagi. Setelah itu kami terus pulang menuju dayah untuk makan agar tidak telat piket posko nantinya.
Hari ini pekerjaan posko tidak terlalu banyak, hanya kedatangan satu tamu wali santri yang baru balek ke dayah dan beberapa penitipan makanan-makanan dari wali santri saja, setelah nya juga seperti kegiatan sapu menyapu teras mushalla seperti biasa yang dibagi beberapa orang menyapu di dalam dan beberapa nya lagi menyapu diluar.
Jam terus berputar hingga masuklah waktu dhuhur dan kami di izinkan untuk istirahat sebentar sambil juga menunaikan shalat dhuhur. Setelah dhuhur aku dan teman dekat ku minta izin kepada yang piket lainnya untuk keluar sebentar jalan-jalan ke Mata Ie yang ada di Ketapang. Mendengar demikian tentu mereka tidak setuju kami tidak meneruskan piket setelah dhuhur, rasanya seperti tidak adil. Namun setelah kami minta dengan lemah gemulai nya lagi akhirnya mereka menyetujui dengan syarat harus membeli barang titipan mereka yaitu bakso, mereka membolehkan kami untuk tidak menyambung piket posko tetapi harus membeli titipan bakso mereka sebanyak 3 bungkus. Kami pun menyetujui nya asal kan dapat keluar jalan-jalan hari minggu.
Kami pergi keluar menuju warung bakso melihat penjual bakso apakah hari ini dibuka atau tidak, setelah mengetahui bahwa warung dibuka, kami terus beranjak ke tempat tujuan kami dan membeli kan pesanan tersebut ketika pulang nanti.
Kami berjalan melewati Simpang Surabaya, lurus menuju arah Ketapang, cuaca hari ini tidak begitu panas namun cerah dan seperti hampir-hampir hujan. Cuaca yang sangat mendukung untuk mandi ke Mata Ie karena jika hujan turun airnya akan lebih berlimpah.
Tiba di depan gerbang masuk kami melihat betapa ramainya orang-orang sudah masuk berdatangan mulai dari ibu-ibu, bapak-bapak, kakak, adik, abang, hingga pasangan muda mudi berdatangan untuk mandi dengan kesejukan air nya yang menggigilkan. Namun tujuan kami buka di Mata Ie bawah ini, dan bukan juga yang seperti mainan kolam anak yang ada di atasnya namun yang lebih atas lagi tempat umum yang jarang orang datang.
Kami terus lanjut menaiki lebih ke atas nya untuk menemukan tempat yang kami maksud yang sebelumnya kami lihat di tik tok, jalan terus berlanjut hingga menemukan tempat yang kami maksud. Namun sayang tempat tidak sesuai ekspektasi seperti di gambar, kami berfikir bahwa tempat nya lebih lebar hingga bisa untuk belajar berenang, namun kenyataannya didepan mata sangat kecil dan juga lumayan ramai dipenuhi lelaki yang tidak cukup pakaian. Melihat demikian rasanya. sangat tidak mendukung untuk melanjutkan misi yang kami rancang. Kami terus melanjutkan perjalanan hingga keluar pulang melewati jalan menuju Lhok Nga, kami sempat berputar-putar sebentar ke arah Lhok Nga dan setelahnya kembali pulang menuju warung bakso titipan teman tadi.
Setelah membeli pesanan kawan, kami pun terus menuju jalan pulang sambil berhenti sebentar membeli lauk makan sore, setelah nya meneruskan perjalanan pulang hingga sampai ke dayah.
So, itulah story singkat kali ini. Terimakasih atas partisipasinya yang telah mampir. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit