The Diary Game: Minggu, 21 Febuari, Mencari Ridha Allah di Persawahan Tanjoeng Pineung
07.30, Pagi.
Matahari pagi semakin meninggi, hembusan angin semakin menjadi jadi. Aku masih melingkari kedua tangan di badanku yang agak berlemak sedikit. Terlihat beberapa gerombolan burung pipit sedang menari-nari di lintasan udara Desa desa bertuah, Tanjoeng Pineung Seunudon Aceh Utara.
.
Suara Para petani memecahkan keheningan subuh hari, seolah olah mereka sedang mengikuti demo meminta pemerintah agar di turunkan harga Bahan Bakar Minyak tempoe doeloe. Aku sosok pemuda yang tidak sanggup berteriak pagi pagi. Ketapel lah yang menjadi penyambung lidah untuk mengusir gerombolan burung pipit layak ombak yang berlari-lari di pantai ungu ulee reubek.
.
Aku tidak membawa sarapan spesial. Hanya teh hangat dan satu plastik kantoeng isi seperempat kilogram keripik singkong. Sebenarnya ada yang ketinggalan juga di foto ini. Rokok mild pabrikan sampoerna 16 batang.
.
Diantara petani ada juga yang membawa senapan laras panjang, ketapel dan ada juga yang hanya bersorak-sorak ria sambil menggoyang-goyangkan orang-orangan yang sudah di tancapkan di dalam saeahnya. Ada yang di buat mirip seperti petani yang sedang mengangkat tangannya, ada yang mirip zombi, bahkan ada yang mirip jelangkung pemanggil
Aneh-aneh memang, tapi itulah salah satu dari sekian usaha petani untuk mengusir para penjajah bertopi loreng (tuloe ek ase), bertopi putih (tuloe puteh ulee dan burung miriek penguasa sawah.
.
10.30, Pagi.
Aku melirik ke arah pergelangan tangan. Jam menunjukkan jarum panjang di angka enam dan jarum pendek di angka 10. Itu artinya saya sudah berada di sawah sudah empat jam. Gerombolan burung pipit pun sudah mulai terlihat sedikit berkurang.
.
Lalu aku telpon ke rumah untuk menanyakan, apa ada yang harus di beli sembari pulang menuju rumah. Untuk penjagaan sawah aku titipkan pada tetangga bersebelahan sawah. Pak yusuf, beliau sudah berumur dan tidak menggunakan steemit. Dulu sempat saya edukasi sebentar, namun karena keterbatasan handphone. Maka beliau mengurung niatnya.
.
10.49, Pagi.
Aku pamitan sama pak yusuf. Beliau tersenyum. Mungkin melihat aku yang belwpotan dengan tanah liat persawahan tanjoeng pineung. Maklum saja, anak mami. Hehe.
Terima kasih kepada @anroja, @steemcurator01, @steemcurator02 dan @steemcurator08 yang telah mensponsori kontes ini.
.
Sekian cerita hari ini dan terimakasih telah mendukung postingan saya dan kemunitas ini. Terimakasih yang tidak terhingga kepada :
@steemitblog
@steemcurator01
@steemcurator02
Serta seluruh saudara dan sahabatku yang ada dalam komunitas ini
Salam Persahabatan
Gawat skil, gron gata
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Haha, hana cara kalinyoe.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Postingan ini telah dihargai oleh akun kurasi @steemcurator08 dengan dukungan dari Proyek Kurasi Komunitas Steem.
Selalu ikuti @steemitblog untuk mendapatkan info terbaru.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Terima kasih atas dukungannya kakak
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit