Puasa....Lemah Lemas Malas

in hive-103393 •  4 years ago 

Puasa …Lemah Lemas Malas
(…..catatan..tidak semua mengalami ini,……hanya segelintir kecil…..mungkin… ya mungkin)

Selasa, Tigabelas April Duaribu dua puluh satu, menjadi awal Puasa Ramadhan 1442 Hijriyah. Aceh gegap gempita walau agak lemah dihimpit korona pandemi. Meureudu, Masjid Tuha gampongku berbenah. Tanpa diajak dan diundang, pulang pun tak diantar, adat meugang sehari sebelum puasa menjadi hari semarak.
Senin pagi, aku mengajak anak dan istri menikmati pagi meugang di Keude meureudu, terlihat tukang jual daging berjibun, namun tak mau kututupi, pembeli tak seantusias tahun sebelumnya. Usut punya usut, pedagang mengeluhkan karena isu pandemi, jumlah pembeli susut. Ah, hidup harus terus berjalan. Laba rugi adalah simfoni. Aku memilih sebuah pojok di sudut Uzay café, hari ini Kak Leumik nasi gurih langganan kami tak berjualan, aku membeli nasi bungkus di tempat lain, satu hari menyenangkan istri bebas tugas memasak. Yaa, kami sekeluarga memilih tidak membeli lauk daging hari ini, hanya menonton dan menyaksikan orang Aceh lainnya membawa uang membeli segepok dagi

20210412_063936.jpg

20210412_063928.jpg

20210412_063901.jpg

20210412_063841.jpg

20210412_063746.jpg

Well kawan, saat aku berdiskusi dengan istri dan anak anak yang sudah beranjak remaja , mereka mengungkapkan, keluarga A kenalan ummi di Lhokseumawe tidak berani pulang meugang di Mereudu karena pandemi, si kakak dan adek pun menyadari banyak keluarga karib kerabat di Banda aceh dan Medan tidak nongol di meureudu juga alasan pandemi, lalu aku dengan sok takzim mencoba menengahi….yaaa begitulah umi dan anak-anakku, tahun lalu saudara saudara kita pulang semua, lalu ngluruk bala alias tumpah ruah belanja daging meugang di Keude Meureudu ini, lalu mereka kaget setengah mati, kenapa orang berjubel, luar biasa ramai, tanpa protokol kesehatan mencegah korona, bla bla bla lah mereka itu. Akhirnya imbas tahun ini, semua takut pulang, akhirnya protokol kesehatan dengan sangat alami dan lucu tercipta dengan sepinya pasar meugang di gampong kita. Sekian, jangan bahas lagi, ayo makan.

Lima hari belakangan ini, banyak jejak perjalanan hidup dengan warna berbeda kujalani. Menerima anugrah kelahiran keponakan baru bernama Raihan pada senin 5 April, maka aku kebagian jatah menjaga kedua abang si ponakan baru, Raziq dan Rafif menjalani hari di Darussalam tanpa kedua abu dan umahnya, maklum kedua adik ipar aku ini sibuk sama bayi barunya. Jadilah aku babysitter sehari sekaligus instruktur balap sepeda liar.

Selasa siang 6 April aku kembali ke Meuredu dengan perjalanan penuh hujan badai. Beruntung kami melakukan perjalan darat, tak terbayang saudara aku yang lain melakukan perjalanan di laut. Saking lebatnya hujan, vios temanku terpaksa parkir shalat zuhur sejenak di Lampakuk. Mushala lampakuk bersahaja, Vios diguyur hujan, nama asma Allah dan Nabi yang terpampang di mihrab, kepulan asap rokok menikmati hujan ala bang zulfikar, dan papan nama informasi gampong jadi target kamera samsungku yang lugu.

20210406_150212.jpg

20210406_141808.jpg

20210406_141414.jpg

20210406_140314.jpg

Lalu selamat tinggal Lampakuk , susuri Seunapet basah , punggung lembah seulawah segar sehabis keramas hujan, pukul 15.12 WIB kami tiba di Saree, ah gambar bunga apa ini, kubidik dengan kamera. Mungkin ada diantara kalian yang paham nama latinnya. Lalu untaian dodol jadi sasaran bidik , dibalik kaca toko keripik cek sam juga nangkring. Sebuah foto sangat amatir kurasa, untaian dodol cem petasan cina kawin ini jadi kabur dibalik kaca. Ah tak apalah.

20210406_151006.jpg

20210406_150914.jpg

![20210406_150856.jpg](

Padang Tiji jadi aksi horror, mobil trailer ukuran segede dinosaurus membawa besi tulang untuk punggung jalan TOL di konstruksi padang tiji, seorang anak gadis seperti stuntmant tanpa helm nyaris memasukkan kepalanya kedalam ujung besi yang menjuntai di trailer, untung tidak terjadi. Kalau tidak, drama hujan sore ini akan bercampur darah perawan. Sungguh nekat oknum gadis Pidie ini.

20210406_154158.jpg
Saat kami mampir ke SPBU Pulo Pisang, kami dapati BBM habis ludes, ini hari kedua terjadi. Total sejak senin pagi 5 April lalu, sampai hari ini taka da BBM di SPBU ini. Namun tak masalah, kami memilih santai ngopi di warung spbu ini. Segelas teh setengah panas dan sanger, kudapan sederhana, membuat sikap acuh tak acuh kembali muncul. Nasib baik menunggu di depan, SPBU Beureunun jadi pelepas dahaga kuda vios kami. Orang aceh sejati tak ambil pusing, masalah datang, tapi ngopi wajib.

20210406_161317.jpg

20210406_161304.jpg

20210406_160906.jpg

Jumat ….cerita kupercepat…hari jumat 9 april 2021, aku dan istri bersepakat dan berikhtiar untuk vaksin covid 19 di fasilitas Pemkab Pidie Jaya Di Gedung Tgk Chik Pante Geulima, semoga Allah melindungi kami, usaha dan tawakkal …itu saja dipikiranku tanpa bermalas malas memikirkan politik vaksin yang simpang siur. Usai vaksin , kami segera meminum air kelapa sebanyak mungkin. Walau ada mitos, aku gak peduli, setahuku air kelapa itu menyehatkan …percayalah saudaraku, bukalah mesin google jika kau tidak percaya.

20210409_145512.jpg

Dan meugang ini, kopi tarek kesukaan Khadijah, belanja sayur dan ikan di pasar Pangwa, menjadi teman merayakan meugang. Pasar keude pangwa adalah salah satu destinasi favorit istri aku, disini ikan segar melimpah. Kesederhanaan meruyak, warga gampong Deah Pangwa menyambut tetangga dan tamu yang datang berbelanja dengan hati bersemu merah .

20210412_064234.jpg

20210412_064103.jpg

20210412_065919.jpg

20210412_065727.jpg

20210412_065545.jpg

20210412_065906.jpg

Rabu pagi kedua Ramadhan, terheran heran anak ku keluar rumah, melihat orang memotong padi menggunakan clurit, karena mereka terbiasa menyaksikan mesin combine memotong padi, sebuah pemandangan yang akan semakin langka, kelak lapangan pekerjaan memotong padi akan punah ditelan zaman yang semakin serakah.

20210414_065712.jpg

20210414_065539.jpg

Dan klimaks nya , aku ke kantor hari Rabu ini, pakai pakaian seragam, menyaksikan kantor sepi, seolah isyarat Ramadhan telah tiba, daging yang dimakan diwaktu meugang kadangkala mungkin menyebabkan kolesterol meningkat dan teman-teman rada mengantuk, tangga dan koridor sepi. Jam demi jam berlalu, lemah lemas malas, adalah gambaran kinerja umum saat tiga hari awal Ramadhan. Bersangka baiklah kawan, nanti….yaa nanti…metabolisme tubuh teman-teman pegawaiku akan terbiasa, dan hari keempat Ramadhan, mereka akan semangat kembali, maklumilah tiga hari pertama puasa, lemah lemas malas …hehehe, itu biasa, jalani saja.
Ada ungkapan kearifan lokal di Aceh, hari meugang dan hari pertama puasa, punggawa kerajaan republik urusan disiplin kalau melihat kondisi Aceh, cukup senyum senyum kecut masam manis. Semua ada hikmahnya….ini Aceh, beda memang, itu realita bersejarah …kawan.

20210414_103559.jpg

20210414_103547.jpg

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!