MALAM KEMARIN aku nonton dua laga pertandingan Piala Eropa 2020, yang gara-gara pagebluk Covid-19 salah satu helatan turnamen sepakbola bergengsi di muka bumi, selain Piala Dunia tentu saja, baru bisa digelar tahun ini, 2021. Pertama Kroasia versus Spanyol, adalah laga enam belas besar untuk memperebutkan posisi penting di bagan turnamen selanjutnya, yaitu perempat final.
Kasihan, Kroasia tersingkir dengan skor 3-5. Padahal tiap nonton timnas ini main aku selalu ingat pada satu sosok pelatih sepakbola paling kusuka, nyentrik, selalu gegap gempita di pinggir lapangan, gitaris band metal di luar lapangan; Slaven Bilic.
Kroasia duluan unggul dengan 'gol bantuan' Pedri ke gawang sendiri pada menit 20. Tapi 18 menit kemudian pemain Spanyol lainnya, Pablo Sarabia bikin gol ke gawang lawan untuk menyamakan kedudukan jadi 1-1. Skor ini bertahan hingga turun minum. Artinya, 45 menit pertama timnas Spanyol mencetak dua gol; satu ke gawang sendiri, satunya lagi ke gawang Kroasia. Lepas rehat, Spanyol menggila oleh sebab terciptanya dua gol oleh Azpilicueta menit 57, dan 19 menit kemudian oleh Ferran Torres.
Memasuki menit 80-an hingga akhir pertandingan giliran Kroasia yang bikin segenap pemain dan suporter Spanyol terplonga-plongo tidak karuan. Skor berubah 3-3 hingga peluit panjang waktu normal pertandingan berakhir. Laga berlanjut. Para pemain dua kesebelasan terpaksa berlarian berebut bola selama dua kali lima menit lagi. Kroasia kena petaka di babak pertama tambahan waktu ini.
Bersoal skor akhir dan bagaimana detil jalannya pertandingan tak usahlah kutulis panjang lebar di sini. Sila nonton sendiri cuplikannya di platform-platform audio visual yang ada. Tapi beberapa momen yang sempat kutangkap layar akan aku lampirkan di tulisan ini. Oya, aku nonton Piala Eropa kali ini gawai dengan memanfaatkan situs luar negeri. Gratis tentu saja. Hanya saja nonton live begitu rupa benar-benar menguras kuota internet hingga bergiga-gigabyte jumlahnya.
Dua gambar di atas adalah proses gol kedua Kroasia saat mengejar ketertinggalan skor dengan andil si gaek Modric yang sangat kentara. Ini gol yang membuat lapangan Ban Jelacic di Kota Zagreb, Kroasia bergemuruh dengan hebatnya. Dan si nona dalam gambar di atas dengan sempurna menunjukkan buktinya.
Menit 100 babak pertama perpanjangan waktu Morata menunjukkan kelasnya. Tendangan volinya dengan manis melesak ke jaring gawang Kroasia. Skor imbang 3-3 dalam waktu reguler pertandingan berubah di titik ini. Titik di mana pasukan Spanyol seperti mendapat tenaga baru, sementara para pemain Kroasia terengah-engah hebat, habis nafas.
Usai laga Kroasia vs Spanyol pukul satu lewat, aku tak langsung tidur. Soalnya pertandingan enam belas besar lainnya, Prancis versus Swiss akan mulai tepat pukul 02.00 WIB, laga yang kukira tak patut dilewatkan begitu saja. Ditambah, pada jam segitu, aku belum merasa ngantuk-ngantuk sangat.
Jadi laga kedua babak 16 besar Piala Eropa yang kunonton malam kemarin itu adalah Prancis lawan Swiss. Drama pertandingan, terutama bersoal skor akhir hingga peluit panjang waktu normal laga ini tak lebih sama dengan yang dialami Spanyol versus Kroasia. Prancis duluan kalah di 45 menit babak pertama. Tapi di babak kedua, setidaknya sampai menit 80, Prancis balik unggul dengan skor 3-1 berkat gol ganda Benzema dan hentakan pisang si Pogba.
Swiss sudah hampir putus asa. Tapi tunggu dulu. Sepakbola punya caranya tersendiri dalam hal terciptanya drama. Terlalu larut dalam euforia unggul skor sebelum peluit panjang ditiup wasit kerap berujung petaka. Swiss memanfaatkan momen 10 menit sisa waktu pertandingan berakhir dengan beringasnya. Akibatnya tragis. Selebrasi Pogba setelah gol indahnya jadi tabeue se-tabeue-tabeue-nya. Itu tak lain setelah Swiss berhasil menyamakan kedudukan jadi 3-3 hingga waktu normal laga usai.
Lalu tambah waktu. Tambah waktu yang memosisikan Prancis tidak sama dengan Spanyol yang di pertandingan sebelumnya mengalami hal tak jauh beda dalam urutan bolak balik gol yang tercipta pada waktu normal. Dua babak tambahan waktu Prancis tak sanggup bikin gol lagi. Swiss pun sama. Lalu pinalti. Hasilnya; Mbappe bikin seisi Prancis gigit jari.
Berikut beberapa gambar tangkapan layar pertandingan ini.
Oma...kupike hoka Hana leumah2 le, ka teunte sibok...😎
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Sibokkk thaaaatttt... 🤑🤑
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit