Kamu pasti pernah merasakan bagaimana mengagumi seseorang dengan tiba-tiba. Entah itu karena kamu tanpa sengaja melihatnya berlatih bola basket, membantu kedua orangtuanya berjualan, memiliki prestasi yang baik, bahkan sekadar alasan bahwa dia orang yang dingin, mampu membuat kita menaruh hati kepadanya.
Namun, seperti kata pepatah, tidak semua hal bisa kita dapatkan, begitu pun timbal balik dari perasaan suka, naksir, atau cinta kita. Kadang-kadang penolakan mentah-mentah menimpa kita seandainya berani mengutarakan perasaan kita kepada seseorang itu.
Nah, untuk menghindari bagaimana sakitnya diabaikan dan ditolak, kita bisa memakai konsep Cinta Platonik yang pernah dibicarakan oleh filsuf terkenal Plato ribuan tahun yang lalu. Berikut keuntungan Cinta Platonik yang dikembangkan dari konsep filsafat Plato.
- Tidak Diungkapkan
Memendam perasaan bukan hal mudah. Kita akan selalu gelisah karena hati kita sudah jatuh kepada orang tersebut. Kita ingin si dia mengetahui apa yang kita rasakan. Tapi memilih untuk tidak mengungkapkan adalah juga pilihan yang tepat, sebab kita tidak membebankan diri kita untuk mencari banyak cara untuk bisa memilikinya. Hanya Tuhan dan diri kita sendiri yang mengetahui kadar cinta kita. Yang kita rasakan hanya kebahagiaan.
- Tanpa Nafsu
Kadang-kadang kita tertarik dengan fisik seseorang. Bisa karena wajahnya yang cantik dan tampan, atau tubuhnya yang nyaris sempurna. Itu membangkitkan nafsu kita kepadanya. Lantas kita berusaha keras dengan segala cara untuk mendekatinya. Bahkan kita pun berusaha membuat diri kita tampak lebih baik meskipun menghabiskan banyak uang. Nah, dengan cinta platonik, kita dituntut untuk menghilangkan nafsu. Kita mencintanya karena cinta itu sendiri. Bahkan ada ungkapan cinta platonik hanya memandang sebatas ujung rambut kepala hingga leher orang yang dicintai.
- Tidak Ada Cemburu
Saat kita memutuskan untuk mencintai dengan cara cinta platonik, kita sadar dengan sesadar-sadarnya bahwa kita tidak ada hak atas dirinya. Biarkan dia tidak mengetahui apa yang kita rasakan, biarkan dia mencintai siapa pun, dan biarkan dia bahagia dengan dunianya. Beratkah cara ini? Tentu saja. Dalam cinta biasa, cemburu itu wajar, tapi dalam cinta platonik, cemburu itu mengikis cinta. Ingatlah mengapa kita mencintainya? Sebab cinta, bukan sebab cemburu.
- Tidak Kenal Lelah Berbuat Baik Kepada Banyak Orang
Kekuatan cinta platoniknya kepada seseorang akan ia gunakan untuk berkegiatan yang positif. Atas dasar cinta yang ia rasakan, ia akan membantu banyak orang yang membutuhkan. Sebab energi positif dari cinta itu mampu menggerakannya untuk mengerjakan apa pun yang juga positif. Ia pun menerbar senyum dan kebahagiaan dirinya kepada banyak orang. Menginspirasi anak-anak muda untuk selalu berpikir positif dan melakukan kegiatan yang bermanfaat.