"Perasaan hanya tak bisa bicara, bukan lumpuh, itulah alasan kita diberi mulut."
-Norman Erikson Pasaribu
Disclaimer: sebelum diedit ulang di beberapa bagian, versi lama dari tulisan ini pernah saya unggah di blog pribadi dengan judul: Ketika Suamimu Pamit Membeli Rokok, yang telah saya kembalikan bentuknya sebagai draft.
Suatu hari, suamimu pamit membeli rokok. Kau biarkan suamimu pergi sebab ia bilang padamu, bahwa hanya akan keluar sebentar dan langsung pulang ke rumah usai bungkus rokoknya dikantongi. Namun, hingga pohon mangga yang suamimu tanam di halaman rumah- sebagai tempat bagi rumah pohon yang akan suamimu buat untuk calon anak kecil yang tunasnya tengah kau rawat di bawah kulitmu- harus kau tebang sebab akarnya yang besar mulai merusak pondasi rumah, suamimu tak juga tiba.
Apakah kau akan mencari suamimu ke toko sembako langganan tempat ia biasa membeli rokok, dan bila penjaga toko bilang belum ada kunjungan suamimu ke tokonya hari ini, akan kau cari kemana suami yang karib dengan kiriman suratatas nama "Toni" atau "Andre" di kotak pos itu?
Apakah kau akan pulang ke rumah, menunggu suamimu pulang?
Kau tak pernah bisa tidur sampai beberapa hari, hingga akhirnya memutuskan untuk menelepon polisi. Tetapi, ketika seseorang di seberang mengatakan selamat siang, kau memutuskan panggilan, sebab menduga suamimu tidak akan suka bila polisi dilibatkan dalam masalah ini.
Kau akhirnya memutuskan untuk membeli tiket bus keluar kota, tetapi baru sampai di anak tangga kedua bus, kau berniat menyerah. Kau bingung harus mencari kemana, sebab kau tak punya informasi apapun soal suamimu, sebab ia adalah lelaki yang sekretif mengenai urusan pribadi dan masa lalunya yang "kelam dan berbahaya." -suamimu bahkan tidak membolehkan kau membaca surat miliknya yang ditujukan atas nama "Toni" dan "Andre" itu, meski suamimu bilang, "itu nama kecilku. Lucu ya?"
Dan tiga tahun kemudian, setelah ia pergi dan janin yang kau punya gagal jadi bayi, laki-laki yang pernah kau sayang sebagai suamimu itu muncul tiba-tiba tanpa aba-aba ke hadapanmu yang tengah duduk di sofa menunggu serial favoritmu tayang di televisi. Ia menyapamu dengan hi dan membubuhkan sepenggal nama sayang yang ia berikan khusus untukmu, seolah prosesi membeli rokoknya berlangsung sepuluh menit lalu, dan kini, ia pulang.
Apa yang akan kau lakukan, saat kau yakin benar bila lelaki yang kausebut suami itu masuk tanpa membunyikan bel atau mengetuk pintu? Apakah kau akan terus diam dan membiarkan ia menatap kediamanmu dalam waktu yang lama, dan bila kau kemudian memang sudah tak tahan menatapnya dalam bungkam, apakah kau akan mengikuti jejak Edna bertanya, mana rokokmu? kepada suaminya dalam Hal-Hal Penting Yang Terjadi Selama Kau Tak Ada, sebab ia memakai alasan yang sama, harus membeli rokok, agar waktu itu ia diizinkan keluar?
Bagaimana kau akan memulai dan mengakhiri jamuan untuk suami tak jelasmu itu? Akan seperti Edna, kah? atau.. bagaimana?
Hal-Hal Penting Yang Terjadi Selama Kau Tak Ada merupakan cerpen ketiga dalam buku kumpulan cerpen Hanya Kamu Yang Tahu Berapa Lama Lagi Aku Harus Menunggu (Gramedia, 2014/2016), yang ditulis Norman Erikson Pasaribu.
Pak @ayijufridar, @isnorman, @zainalbakri dkk., apakah persentase plagiat sebesar 56% bisa ditolerir? Tulisan ini sudah saya cek dengan plagiarism checker, dan hasilnya lebih dari setengah tulisan ini merupakan hasil plagiasi.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
tulisannya pernah saya unggah di blog pribadi (yang telah saya kembali jadikan sebagai draft). konteks tulisannya menjelaskan alur cerpen, penyertaan kutipan dalam bentuk miring/italic adalah untuk menerangkan situasi ceritanya. saya rasa dugaan plagiasinya ada sebab adanya kesamaan isi yang didapatkan alat ceknya di situs tersebut. saya mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. di depan, saya akan usahakan untuk tidak unggah tulisan yang pernah terunggah di blog atau akan menyertakan keterangan bilang mengunggah tulisan ke laman komunitas. saya yakin bila dugaan plagiasinya akan selalu bawa mesin ceknya ke situs
https://keripikkingkong.wordpress.com/ terima kasih atas perhatian terhadap tulisannya @firyfaiz !
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Nah, kalau sudah diluruskan kan sudah enak jadinya. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya, bang @pixeldinosaur, mungkin saya terlalu frontal dalam memberikan masukan. Tapi percayalah, itu demi kebaikan kita bersama di komunitas dan ekosistem Steemit ini sendiri.
Saran saya, untuk tulisan yang seperti ini, kedepannya akan lebih baik kalau disertakan sumber dan keterangan bahwa sudah pernah diposting di blog pribadi lainnya, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman seperti yang terjadi pada saya.😁
Sukses selalu, bang @pixeldinosaur, saya nantikan tulisan-tulisan kerennya!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
keren ini postingannya ngga ada judul saya jadi ingin tahi rahasianya ..
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
seingatku ini balasan komentar, bang @aneukpineung78 bukan postingan. bingung juga kenapa gini
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
apalagi saya :D
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
terus kocaknya, barusan saya nyoba buka fitur editnya dan ada opsi untuk tambah judul dan tagar hahha tapi ternyata ndak bisa dijalankan, sebab itu memang komentar, bukan unggahan 😂
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Menarik juga ya bisa demikian. Mungkin ini sensorship gaya baru. 😀
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Dulu ada @cheetah yang melakukan patroli terhadap artikel yang sudah dimuat di platform lain meski itu karya sendiri. Steemit maunya benar-benar karya eksklusif, jadi harus ditulis dalam bentuk lain kalau tulisan tersebut sudah ada di platform lain.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Saya baru tau ada akun robot semacam ini di Steemit bg @ayijufridar. Saya ngga tau apakah ketidakaktifannya kini merupakan sesuatu yg baik, tapi sejujurnya saya bersyukur sebab karenanya unggahan saya selamat (ini jadi pelajaran!). teringatnya @cheetah ini mirip dengan apa yang blogger ber-adsense hadapi, ya. saya ngga inget apa sebutannya, tapi kerja mesinnya begitu.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit