Cerita 1692 Kata: Berbalas Pesan

in hive-105209 •  3 years ago  (edited)

Malam itu, di sebuah rumah type 45, di kawasan komplek perumahan yang dibangun oleh pengembang di area persawahan yang sudah lama tidak digarap pemiliknya, tentunya sudah ada deal-dealan antara pengembang dan pemilik tanah. Berlokasi di pinggiran Banda Aceh, untuk menuju ke sana bisa di akses melalui jalan selebar bus trayek Banda Aceh-Medan rancangan karoseri, jalannya berlekuk tidak beraspal, jika dilalui siang hari pada saat matahari sedang marah-marahnya, maka dipastikan debu-debu pesta dansa terbang ke mana-mana.

Apuy.jpg
Foto: Dok pribadi

Tampaklah seorang lelaki perawakan biasa saja berusia di atas 30-an, berada di luar rumah bernomor 25 masih dalam satu pekarangan rumah yang sama, tepatnya di pojok belakang sisi kanan. Semburat lampu dari jendela rumah menjadi penerang ditambah cahaya api yang dipaksa menyala, dari sisa pembakaran ranting, dahan dan daun yang ditebang di depan rumah tadi siang.

Hari Fajar Pagi, begitu namanya, pemberian kedua orang tuanya. ia adalah pengajar di Kampus Bla-bla-bla, Fakultas La-la-la, Jurusan Li-li-li, mata kuliah Tralala-trilili.

Mahasiswa memanggil namanya dengan sebutan Abu, tentu saja atas permintaannya agar mereka memanggilnya dengan panggilan itu.

Terkait nama Abu, baginya ini lebih akrab di telinga dan mudah pengucapannya dibandingkan panggilan bapak atau pak. Tujuannya agar mahasiswa yang belajar bersamanya menjadi lebih akrab dan sebagai tanda nama yang berbeda dari bapak-bapak lainnya, tentu saja mudah diingat, begitu menurutnya.

Suatu hari ia pernah mengatakan di depan kelas, “Setiap pertemuan dalam ruang kuliah bersama saya, berarti kalian semua adalah anak-anak saya. Selesai kelas, kalian menjadi anak emak dan ayah kembali.” begitu katanya kepada mahasiswa yang hadir.

Pernah juga, waktu itu di awal pertemuan kelas dia mengajukan pertanyaan kepada mahasiswa yang hadir.

“Coba sebutkan nama panggilan untuk seorang bapak yang ada unsur warna?, yang bisa jawab dapat A.”

Sebagian mencoba menjawab tapi;

“Salah.” jawabnya kata Abu.

“Masih ada yang bisa jawab?.” tanyanya kembali.

Mahasiswa di dalam ruang itu sebagian menggeleng, ada juga yang diam berpikir sambil melihat ke langit kelas, mencari kata-kata yang cocok.

“Jawabanya adalah, Abu.” kata dosen mata kuliah Tralala-trilili itu memancing jawaban.

“Abu-abu.” spontan disambung oleh salah satu mahasiswa yang hadir waktu itu.

“Yess!!, itu dia!!..” tersenyum sambil menunjuk ke mahasiswa itu.

Mahasiswa itu tersenyum senang karena yakin dapat nilai A.

“Kamu nilainya dapat setengah, saya setengah. Kita bagi dua.” kata pak Hari, sambil melihat mahasiswa yang menjawab tadi.

Serontak ruangan itu riuh tawa; “Haha… hahaha … hahahaha.”

“Jiah, teganya.” gerutu mahasiswa itu.

Ruangan itu kembali riuh tawa; “Haha… hahaha ….”

Begitulah Hari Fajar Pagi mencairkan suasana kelasnya.

Cuaca malam itu tidak menunjuk tanda-tanda turun hujan, awannya tersebar tidak menghalangi pandangan ke langit. bintang hanya ada satu dua. Hari Fajar Pagi berdiri dari jongkok di dekat pembakaran api tadi, ia merogoh saku celana kirinya, mengeluarkan sebuah benda berukuran 6,3 inci, telunjuk kanan digesek ke sisi benda menghadap ke arahnya, sehingga muncul semburat dari benda itu yang sudah bersamanya sejak 2019, memantul ke wajahnya.

“Srk...srk kkk, click!!!.” terdengar dari benda itu.

Dia membuka perangkat lunak berlogo bulat serupa lingkaran balon kata yang berfungsi untuk dialog tokoh dalam komik, warnanya hijau, di tengah lingkaran hijau itu terdapat gambar gagang telepon warna putih.

Dia mencari pesan masuk. Matanya tertuju pada satu kontak yang di sisi kanan pesan masuk itu tampak lingkaran hijau khas aplikasi tersebut, angka 1 di tengahnya, pertanda satu pesan masuk.

“Ada yg aneh heheh.” begitu isi pesannya.
21:21, tertulis berjarak enam spasi, menandakan WIB (Waktu Indonesia Barat) pesan itu terkirim kepadanya dari nomor kontak yang sudah disimpan, jauh hari sebelum pesan itu masuk.

Foto-Profile-WA.jpg
Foto Profil WA. Foto: oldig free mockup psdmockups.com.

Fauzan Payana, mahasiswa Jurusan Li-li-li 2019. Begitu tertulis nama pengirim pesan WA yang baru saja dia dibaca. Payana itu adalah mahasiswa semester 4 yang mengambil mata kuliah Tralala-trilili bersamanya.

Gelas garpu dan pot putih diatas piring cangkir .jpg
Foto gelas berisi kopi dan garpu terbalik dan pot bunga putih diatas piring cangkir kopi panas. Foto. Dok. pribadi

Fauzan mengomentari status di aplikasi WhatsApp milik Hari, dosen mata kuliah Tralala-trilili itu, yaitu sebuah video durasi 30 detik dengan latar musik instrumen, di dalam video itu berupa rekaman sebuah gelas panjang berisi kopi dengan garpu terbalik di dalamnya, piring kecil bergaris orange, hijau dan kuning melingkar, biasa digunakan untuk alas cangkir kopi panas yang berada di bawah pot bunga warna putih di atas meja kayu bercat merah.

Video-Status-WA.jpg
Video status WhatsApp. Foto: hasil oldig dari freemockup psd.world

Hari tersenyum, Ia pun membalas pesan itu.

“Ayo apa itu?.” begitu tertulis pesan yang dia balas, sambil Sebats* yang masih tersisa beberapa kali hisap lagi.

“Ada 2 posisi yg tidak pas hehe.” balas Fauzan.

“Hmmm...Sudah kuduga. hehe apa saja?.” tanya Hari dalam pesan berbalas itu, seolah pesan itu sudah terbaca maksud tujuan dari mahasiswanya tersebut.

😅 Tak luput bumbu emoticon tawa kening berkeringat.

“Sendok sama ceupe*, Heheh.” Jawab Fauzan.

“Haha, iya, itu sengaja, dalam arti kata "sewajarnya" karena itu yang ada, atau tepatnya apa-adanya, sama seperti Jason Ranti* dalam bernyanyi dengan gitar, lirik lagu, tentu saja arti dari lirik lagunya. Seolah mengalir apa adanya dan sederhana sekali, tapi rumit. Hehe.” lanjut Hari.

“Mas jeje* hehehe...” Fauzan balas pesan itu,


“Abu, saya punya pertanyaan?.” mahasiswa itu bertanya

“Apa pertanyaannya?” Hari balik bertanya.

“Saya ada kendala dalam pola pikir dan analisa.” ungkap Fauzan

“Wah berat nih keknya. tentang apa dulu ini?” Abu balik bertanya kembali.

“Tentang bagaimana cara membuka pola pikir dan menganalisa bacaan dengan cepat dan akurat? Saya bermasalah dalam menganalisa bacaan.” lanjut Fauzan.

“Fokus itu kuncinya.” Hari memberi jawaban.

“Tentang fokus saya bisa pak. Tapi entah kenapa otak saya susah bekerja, padahal saya suka baca.” tambah Fauzan.

“eh Abu. maaf salah panggil.” balas cepat ralat salah panggilan.

“Begini aja, anggap ini semacam tantangan, misal: coba Fauzan praktekkan baca satu halaman, atau baca lima paragraf saja. Syaratnya harus fokus, baca dan pahami itu. jangan pikirkan yang lain.” Abu menawarkan.

“Atau coba cari di youtube: dengan kata kunci; Cara membuka pola pikir dan menganalisa bacaan dengan cepat dan akurat.” lanjutnya Hari Fajar Pagi.

“Sudah banyak yang saya tonton, tapi sama saja haha.” balas mahasiswa dalam pesannya.

“pernah menyendiri tidak?” tanya Dosennya itu.

“Pernah, haha.” balas mahasiswa tersebut.

“Saya sering menyendiri memikirkan bagaimana cara supaya otak lancar, jadi curhat ni, hahah.” dalam pesan whatsapp itu.

“Tidak masalah, semua orang punya masalah. Menurut Abu, kita harus bisa seimbang antara waktu sendiri dengan bersama, bukan berarti 1 minggu sendiri dan 1 minggu bersama.” Hari menjawab dalam pesannya.

“maksud sendiri, bukan berarti bengong sendirian. Tapi dengan kegiatan yang positif. Secara islam, bacalah al-quran. kalau secara dunia; bisa baca buku, menulis, atau kamu coba bikin saja lirik lagu yang mirip Jason Ranti itu. tak perlu di posting, cukup untuk kamu nikmati sendiri aja dulu.” Hari menjabarkan dalam balasan pesan WAnya itu.

“Itulah, makanya saya kagum sama Jason Ranti. Dia bikin lirik, puisi susah dipahami, dari situ saya belajar.” ungkap Fauzan kembali dalam pesannya.

“Nah, saya rasa itu akar masalah kamu gagal fokusnya.” Hari membalas pesan mahasiswanya.

“Kamu keseringan mencoba menikmati hal-hal yang membingungkan, akhirnya kamu pun ikut bingung. Menurut saya, dan ini pernah saya dengar. Manusia itu akan menjadi seperti apa yang dia pikirkan, sadar atau tidak. Saran saya, Kalau Fauzan susah memahami lirik lagunya Jason Ranti. Coba dengar lagu lain yang ringan misalnya Iwan Fals, Iksan Skuter, Navicula, Dialog Dini Hari, dan sejenisnya.” tambah Abu.

“Sejujurnya, dulu waktu masih di SMA, saya dekat sama seorang guru yang kuat agamanya. Saya sering curhat sama beliau tentang kegelisahan yang saya rasakan, Dia beri saran kepada saya, sering-seringlah membaca al-quran. Dan saran tersebut saya lakukan sampai saya hafal beberapa juz waktu itu. Tapi sekarang masalahnya semakin berat, entah kenapa? Sekarang pun sudah sangat jarang saya baca al-quran.” tulis mahasiswa itu.

“Nah, benar itu, lanjut lagi baca al-qurannya, karena al-quran itu obatnya segala penyakit hati.” tulis abu dalam pesan.

“Siap Abu, Makasih atas masukannya🙏🏻.” balas Fauzan.

“ini contoh terdekat; sekarang kita berdua whatsapp an, semacam curhatlah. Saya sangat yakin, ini terjadi karena kehendak Allah. Tentu juga karena pembahasan yang kita bahas ini sama-sama kita pahami.
Atau sebut saja kita dalam frekuensi yang sama. Makanya kita terus berbalas pesan ini,” Hari mencoba memberi gambaran dalam pesannya kepada Fauzan.

“Kecuali kita tidak nyambung dalam komunikasinya. Sejatinya Abu harus memahami pesan dari Fauzan, dan begitu juga sebaliknya. ” lanjutnya.

“Begitu juga dengan doa, kita selaku hamba mengirim pesan yaitu doa, dan doa itu adalah pesan yang akan Allah tentukan layak atau tidak untuk kita. Nanti semakin bertambah usia Fauzan semakin memahami tentang perkara ini, Insya Allah. Wah, panjang juga saya tulis ya? hehe,
semoga kamu paham.” tulis Hari panjang lebar.

“Saya paham, makasih bu🙏🏻.” balas Fauzan.

“Alhamdulillah, semoga Allah mudahkan urusan kita.” tulis Abu.

“Amin ya ALLAH 🤲.” Fauzan balas pesan itu.

“Saran saya, ini misal: jika Fauzan tidak memahami lirik dari lagu yang Jason Ranti nyanyikan. sementara tinggalkan dulu. dengar aja lagu yang gampang dicerna, hitung-hitung seperti pemanasan dalam olahraga, yang ringan-ringan dulu, baru nanti yang berat-berat.” pesan Abu.

“Atau coba dengar lagu Atuna Tufuli karena itu sangat membuat kita tersentuh dengan kekacauan yang terjadi di Palestina.” Abu memberi saran dalam pesan WA itu.

“Atuna Tufuli, itu lagu tentang anak-anak Palestina, saya pernah dengar jika kita lumayan keras kepala atau sedikit susah fokus, suntik dulu pikiran sadar dan bawah sadar dengan hal-hal yang menyentuh hati, melunakkan hati kita dulu, ini semacam refresh atau restart, katakanlah begitu.” Abu menambahkan.

“Baik Abu.” balas Fauzan singkat.

“Oke, semoga membantu, dan berkenan,”pesan dari Abu.

“Abu rasa, tak seorangpun bisa merubah Fauzan, termasuk Abu bahkan Jason Ranti. hanya Allah SWT yang mampu. Abu atau Jason hanya menginspirasi saja. itu pun kalau terinspirasi, hehehe.” lanjut Abu.

“Saya suka kalimat ini, makasih banyak Abu🙏🏻.” balas Fauzan.

“Abu, minalaizin walfaizin🙏🏻 maaf sudah telat heheh.” lanjut Fauzan.

“Minal aizin walfaizin 🙏🤝 sama-sama, belum telah, masih dalam Syawal kok.” Abu membalas pesan juga dilampirkan rekam layar berupa gambar bertuliskan tanggal dan tahun Hijriah dan Masehi.

Kalender Hijriah.jpg
Rekam layar, kalender hijriah. foto: dok.

Nyoe ciet*, sekali lagi Abu. Terimakasih banyak ya.” balas Fauzan.

“Hehe sama-sama, sekarang hal yang kita anggap sepele pun harus ada data, kalau tidak bisa dianggap Hoax. hehe.” lanjut Abu dalam pesannya.

“Okelah, gak terasa ini sudah menunjukkan pukul 00:05 Wib, sekian dulu ya, nanti kapan kapan kita chatting lagi.” lanjut Abu.

“Baik Abu. makasih banyak, maaf mengganggu waktunya, Assalamualaikum bu.” balas Fauzan.

“Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.” Balas Abu.

Begitulah, Hari dan Fauzan menutup berbalas pesan lewat aplikasi ponsel mereka. Hari pun, beranjak masuk ke dalam rumah. karena pagi nanti melanjutkan tugas mulia, mengantar anak ke sekolah.

Selesai

GLOSARIUM:
ceupe : piring kecil sebagai alas cangkir kopi panas dalam bahasa Aceh
Jason Ranti : pemusik Indonesia yang tenar oleh album folk-nya, Akibat Pergaulan Blues.
Mas jeje : panggilan dari Jason Ranti.
Nyoe ciet : Iya juga.
Sebats : Istilah sebatang rokok.

Terima kasih telah membaca, lebih dan kurang silahkan dikomentari di bawah, Cerita ini terinspirasi dari komentar status WA.

"Kesan yang saya dapat dari belajar menulis ini, hek syit kiraju" 😅😅😅😅😅

Salam lestari

Tauris Mustafa
@tooris

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Bereh Abu @tooris selamat bergabung di Steemlitercy, kami tinggu karya-karyanya yang meusigak, terutama ilustrasi dan lukisan yang masterpiece

Get bang

Terima kasih @tooris untuk postingannya di #STEEMLiteracy. Mari kita jadikan komunitas ini untuk berdikusi dan menambah pengetahuan literasi di bidang masing-masing. Banyk orang hebat di sini yang bisa memberikan lebih dan bermanfaat bagi semua.

Terimakasih juga bang @ayijufridar, baik bang, semoga saya juga dapat belajar banyak dan bisa fokus pada potensi dan tak bosan berkarya

Sebelum posting "status" panjang dan lebar di FB, postingan di sini dulu. Daripada buang-buang status, hehehehe.....

Haha, Oke bang