Kehidupan tidak selamanya baik-baik saja seperti yang di harapkan, adakalanya di atas dan ada kalanya juga berada di bawah, begitulah persis kehidupan yang di jalani oleh pasangan sederhana yang harus melangsungkan pernikahan sebelum mereka menemukan sebuah peluang yang akan merubah nasib finansial mereka yang lebih mumpuni.
Mereka adalah Andy & Siska pasangan muda yang memilih jalan pernikahan karena cinta meskipun mereka tidak mendapatkan restu dari orang tuanya karena boleh dikatakan Andy bukanlah seorang pemuda yang memiliki pekerjaan tetap apalagi mapan, semua orang tua pasti berharap pernikahan anaknya membawa berkah bukan sebaliknya, jadi itulah alasan yang selalu di katakan oleh orang tua Siska.
Memang benar seperti kata kebanyakan orang Cinta itu buta tidak memandang harta benda, penghasilan, silsilah keturunan, begitulah yang di lakukan oleh pasangan muda, tanpa memperdulikan Finansial mereka seperti apa, apakah baik' saja ataupun tidak, mereka memaksakan diri untuk membangun sebuah keluarga dengan hanya bermodalkan cinta yang saling mereka miliki.
Andy & Siska setelah menikah tanpa restu dari orang tua, kemudian mereka berhijrah ke salah satu kota terkenal dengan sistem kapitalisnya, mereka mencoba untuk menemukan sesuatu yang dapat mereka kerjakan bersama, mereka adalah pasangan tangguh, keyakinan mereka kekayaan milik semua orang bukan milik keluarga tertentu apalagi warisan, itulah keyakinan yang mereka bawa bersama.
Ketika mereka tiba di kota tujuan mereka, Andy & Siska memulai usaha kerajinan tangan bagian pembuatan patung dari kayu & batu, di masa itu pemahat patung adalah pekerjaan yang luar biasa dan di hormati di kota baru mereka.
Patung-patung yang di buat oleh pasangan kekasih sebagai koleksi bagi bagi sebagian orang yang memiliki penghasilan besar, seiring berjalannya waktu bagi mereka yang memiliki penghasilan menengah juga mulai gemar mengoleksi patung untuk hiasan di rumah mereka.
Setiap hari patung yang di lahat oleh pasangan kekasih Andy & Siska mengalami peningkatan demi peningkatan, hingga suatu hari patung mereka sampai ke ibukota kerajaan yang di bawa oleh seorang musafir untuk koleksi di kedai anggur miliknya.
Seorang petugas istana yang datang bersama perdana menteri kerajaan memperlihatkan patung yang di pajang di bagian rak anggur kepada menteri tersebut, siapa sangka sang menteri juga begitu terkesima melihat patung yang pajang oleh musafir tersebut, sang menteri bertanya ; dimanakah kamu mendapatkan patung langka ini ? Sang musafir menjawab patung saya beli di kota tetangga ketika saya berkeliling. Apakah tuan menyukai patung tersebut ? Tentu saja saya suka jawab sang menteri.
Keesokan harinya sang menteri memerintahkan dua orang petuga istana untuk membeli patung yang di koleksi oleh pemilik kedai anggur tersebut.
To be Continued.....
Cerita di atas adalah fiksi, jika ada persamaan dalam penulisan saya minta maaf