Pada tulisan sebelumnya, saya sempat berbagi pengalaman terkait kegagalan saya dalam seleksi doktor Ilmu Komunikasi di Universitas Indonesia. Setelahnya, saya mencoba untuk mendaftarkan diri ke seleksi doktor di Universitas Gadjah Mada. Tepatnya, saya mengambil Program Doktoral Kajian Budaya dan Media.
Ikut seleksi ini benar-benar dalam kondisi yang sudah sangat kepepet dan setengah putus asa. Niat untuk ikut seleksi kembali muncul setelah melihat ada peluang beasiswa yang diberikan Kemdikbud bagi dosen di perguruan tinggi, namun membutuhkan adanya LoA. Kebetulan, deadlinenya juga sejalan dengan jadwal seleksi dan pengumuman gelombang 1 di UGM.
Bismillah, mungkin ini kesempatan kedua yang diberikan kepada saya. Saya mempelajari persyaratan yang diminta di website penerimaan mahasiswa baru https://um.ugm.ac.id/pendaftaran/ dan melihat dokumen yang diperlukan tidak terlalu memberatkan. Hanya melampirkan ijazah dan transkrip terakhir, surat rekomendasi pimpinan, rekomendasi dari dua akademisi yang nanti secara otomatis dan rahasia dikirim melalui akun, sertifikat TPA dengan skor 500, sertifikat TOEFL/TOEP dengan skor minimal 450, dan proposal riset (jika prodi memintanya).
Setelah mengunggah seluruh dokumen dan membayar pendaftaran. Saya menunggu jadwal wawancara yang diinformasikan melalui grup WhatsApp yang dibuatkan oleh panitia. Wawancara kemudian dilakukan oleh Ketua Prodi Magister KBM dan Ketua Prodi Doktor KBM. Yang ketika wawancara dilakukan, tidak seberat sebelumnya. Saya hanya ditanyakan motivasi dan alasan memilih prodi tersebut, juga rencana pembiayaan juga strategi menyelesaikan studi tepat waktu.
Alhamdulillah, belajar dari kegagalan sebelumnya. Saya sangat mempersiapkan proposal riset saya sehingga tidak dipertanyakan sama sekali dan sudah dianggap relevan dengan prodi yang saya pilih.
Seminggu setelah jadwal wawancara, hasil seleksi diumumkan di akun peserta. Alhamdulillah saya dinyatakan lulus dan berhak untuk mendapatkan LoA dan registrasi ulang. Rasanya deg-degan sekali, karna jadwal pengumuman yang diundur sehari. Apalagi karena sebelumnya pernah gagal. Tidak terbayang jika kali ini gagal kembali, duh...untuk setahun harus menata rasa percaya diri. Syukur Alhamdulillah, jerih payah selama hampir setengah tahun terbayar dengan pengumuman ini.
Untuk tahap selanjutnya, saya masih harus berjuang mendapatkan beasiswa agar dapat mengikuti perkuliahan. Karna salah satu persyaratan bagi saya sebagai dosen ASN, mengharuskan lanjut studi dengan beasiswa. Jika tidak, maka tidak akan diberikan tugas belajar yang mewajibkan saya tetap aktif bekerja. Ini juga tantangan yang luar biasa, karena mendapatkan beasiswa tentu saja jauh lebih sulit dibandingkan mendapat LoA di kampus tujuan. Apalagi saingannya ada ribuan.
But, it is okay. Yang penting tahap pertama sudah dilalui, kini yang harus diperjuangkan adalah tahap selanjutnya. Tetap menjadi positif!
Selamat ibu....
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Sama-sama. Makasih..
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
🙏
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Congrats bu..!! Keren banget..
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Iya..makasih akin.
Sebenarnya Akin jg berpeluang x utk lanjut studi. Ada program beasiswa utk S2 dadi UGM, dan toeflnya ga tinggi-tinggi amat. :D
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Iya bu. Tapi gak ada support system dari keluarga. Diri sendiri gak tau harus bagaimana hehe
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit