
Science and Technology
Perkembangan penyakit hewan semakin meningkat saat ini baik penyakit endemis maupun eksotik sehingga menimbulkan kesulitan tersendiri bagi stakeholder Peternakan dan kesehatan hewan untuk menanganinya.
Penyakit hewan sangat banyak jenisnya yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, parasit dan agen-agen penyakit lainnya.
Masing-masing penyakit ini memiliki karakteristik tersendiri yang dapat di lihat dari symptom (gejala) dan penyebarannya (epidemiologi).
Bagi para petugas kesehatan hewan di lapangan terkadang mengalami kedala untuk mendiagnosa penyakit hewan terutama penyakit yang belum pernah terjadi di tempatnya bertugas.
Kendala dalam mendiagnosa juga disebabkan beberapa faktor lain seperti adanya differensial diagnosa yang artinya ada kemiripan gejala antara satu jenis penyakit dengan penyakit lainnya.
Pada kondisi tersebut harus dipastikan diagnosanya melalui pemeriksaan di laboratorium baik pemeriksaan anatomi, patologi, virology, histopatologi dan sebagainya sesuai kebutuhan.
Dengan adanya diagnosa yang pasti akan menyebabkan tindakan pengobatan yang dilakukan menjadi tepat dan terarah sehingga persentase kesembuhan menjadi lebih tinggi.
Pemeriksaan laboratorium ini salah satunya dilakukan untuk mendiganosa penyakit yang belum pernah terjadi atau pernah bebas di daerah tertentu.
Beberapa waktu yang lalu Indonesia dikejutkan oleh adanya penyakit yang menyerupai Lumpy Skin Disease, dimana sebelumnya penyakit ini belum pernah terjadi di Indonesia.
Keraguan diagnosa penyakit ini adalah karena secara gejala ada kemiripan dengan penyakit cacar sapi dan beberapa penyakit lainnya sehingga untuk memastikan diagnosa maka harus dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Saat itu tim dari laboratorium Veteriner Medan, Tim Laboratorium Veteriner Provinsi Aceh serta Tim Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Aceh Utara turun ke lapangan untuk mengambil sampel yang akan diperiksa di laboratorium.
Pengambilan sampel untuk Pemeriksaan Penyakit Lumpy Skin Disease di Kabupaten Aceh Utara |
---|
Dan hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan di Balai Veteriner Medan menunjukan hasil positif Lumpy Skin Disease sehingga stakeholder kesehatan hewan bisa melakukan langkah pencegahan dan penanggulangan penyakit secara tepat.
Kemudian disusul dengan adanya laporan penyakit hewan yang menyerupai Penyakit Mulut dan Kuku (Food and Mouth Disease).
Di Indonesia Penyakit Mulut dan Kuku (Food and Mouth Disease) ini pernah terjadi namun sudah pernah bebas ditahun 90-an.
Penyakit Mulut dan Kuku (Food and Mouth Disease) ini disebabkan oleh virus yang menyebabkan kerugian bagi peternak dengan gejala yang mirip dengan beberapa penyakit lain.
Sehingga untuk memastikan diagnosanya kembali tim dari Balai Veteriner Medan dan juga Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan turun ke lapangan untuk mengambil sampel yang dibutuhan untuk diperiksa di laboratorium.
Pengambilan sampel untuk Pemeriksaan Penyakit Mulut dan Kuku di Kabupaten Aceh Utara |
---|
Minggu yang lalu sudah didapatkan hasil pemeriksaan laboratorium yang mengkonfirmasi bahwa Penyakit Mulut dan Kuku (Food and Mouth Disease) sudah ada di Indonesia (Kabupaten Aceh Utara).
Dengan adanya kepastian kasus Penyakit Mulut dan Kuku (Food and Mouth Disease) maka pemerintah bisa mengambil langkah pencegahan dan penanggulangannya termasuk dengan menutup aktivitas pasar hewan untuk menekan laju penyebaran penyakit.
Penutupan aktivitas pasar hewan untuk menekan kasus LSD dan PMK di Kabupaten Aceh Utara |
---|
Berkat adanya data yang pasti berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pemerintah bisa focus terhadap penanganan penyakit dengan menggerakkan semua sumber daya dan dana termasuk usaha menemukan vaksin yang homolog.
Pemeriksaan laboratorium juga sering dilakukan sebagai bagian dari surveylains penyakit seperti yang kami lakukan di Laboratorium Veteriner Kabupaten Aceh Utara.
Namun karena keterbatasan anggaran dimana banyak prasarana yang dibutuhkan tidak tersedia sehingga kami hanya focus pada pemeriksaan beberapa penyakit seperti penyakit parasiter dan juga bacterial seperti pemeriksaan Rose Bengal Test (RBT) untuk mendiagosa penyakit Brucellosis (keluron).
Seperti biasa sampel yang kami ambil di lapangan berupa feces untuk pemeriksaan parasit interna (cacingan), kerokan kulit untuk penyakit parasit eksterna (kurap dan kudis) serta serum darah untuk pemeriksaan Rose Bengal Test.
Pemeriksaan sampel feces untuk surveylains penyakit parasiter di Laboratorium Veteriner Kabupaten Aceh Utara |
---|
Untuk jenis pemeriksaan yang prasarana pemeriksaan laboratoriumnya tidak tersedia kami hanya mengambil sampel pemeriksaan dan mengirimkannya ke laboratorium yang memiliki kemampuan melakukan pengujian terstandar seperti Balai Veteriner Medan.
Sebagai kesimpulan bahwa pemeriksaan laboratorium sangat dibutuhkan untuk memastikan diagnosa serta mengupayakan langkah yang tepat dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit hewan.
Demikian sharing saya kali ini, semoga bermanfaat dan terima kasih sudah membaca postingan saya.
Cc : @pennsif
Semangat pak menjalani nya semoga cepat sembuh sapi" saat ini yang sedang kena vrs..
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Makasih ...
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Note: You must enter the tag #fintech among the first 4 tags for your post to be reviewed.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Thank you very Much for always giving us this updates on Animal treatments.
Its a great Sacrifice to care for this animals, trust me. I wish many other places have such labs to carry out all this examination in other to save more animals.
Thank you also for supporting Our project of the Solar, i really appreciate😊. Its a great act of Kindness.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit