Di sebuah rumah yang berada di sebuah desa terpinggir dan terpencil, pagi-pagi sekali aktivitas sudah terlihat sibuk. Ibu Reg menyiapkan sarapan dan bocah itu membantu mencuci daging ayam yang diperoleh ayahnya dari hutan.
"Pokoknya kamu harus sekolah sampai lulus Reg. Meski kita hidup di pedalaman hutan, katanya teknologi canggih yang membantu hidup sudah bisa dipakai di sini. Kamu rugi kalau tidak sekolah sampai tamat karena zaman sudah berubah. Kamu kalau sudah dewasa harus bisa memakai komputer." Mama Reg menasehati sambil membenarkan kayu bakar untuk memasak. Dia menjelaskan ada teknologi internet dari luar negeri yang bisa digunakan di seluruh penjuru dunia karena berteknologi satelit.
Tapi Mama cukup kesal karena Reg tidak menjawab.
"Kamu dengar gak Mama sedang bicara?!" Mama berteriak dan menoleh.
"Apa Ma?! Sebentar lagi selesai." Reg balas berteriak. Ternyata dia berada di luar dapur dan tidak mendengarkannya.
"Pokoknya kamu harus sekolah di SMP sampai tamat!"
"Iya Ma! Hari ini juga ada pelajaran teknologi dan Informasi," balas Reg. "Enggak sabar ikut pelajaran karena ada pemutaran film juga kata Bu Endah."
"Sudah Ma, Reg berangkat dulu! Sudah hampir siang!"
"Bekalmu sudah disiapkan?"
"Sudah! Aku berangkat dulu," ucap Reg buru-buru meninggalkan rumahnya.
Perjalanan ke sekolahan cukup jauh untuk Reg lalui agar sampai di tujuan. Dia harus melewati daerah hutan, jalur naik turun pegunungan dan sungai yang lebar dengan arus cukup deras.
Tapi sebelum itu Reg mampir ke rumah Soni, temannya yang juga sekolah di SMP yang sama dengannya.
"Son! Soni ...! Soni ...! Ayo berangkat sekolah!" Tangannya menggedor-gedor pintu rumah temannya.
Ibu Soni yang mendengar panggilan Reg tidak lama kemudian berteriak-teriak, "Soni ...! Bangun ...! Soni ...! Bangun ...! Temanmu Reg sudah sampai. Kamu harus sekolah!" Sambil berjalan menuju ruang tidur Soni. "Kalau kamu terlambat kamu akan dihukum! Cepat bangun! Katanya nggak mau dihukum panas-panasan hormat ke bendera!"
Soni yang sedang enak-enak tidur terbangun dan balas mengomel pada ibunya. Dia marah karena tidurnya diganggu. Tapi setelah Soni tersadar sepenuhnya akhirnya dia terkaget karena akan terlambat sekolah jika tidak buru-buru.
"Seragam! Seragam! Pakaianku mana!" Soni panik dan segera mengambil seragamnya dan memasukkannya ke dalam tas. Lalu bersama-sama dengan Reg berjalan menuju sekolahan mereka.
Kali ini kedua anak itu berjalan dengan cepat. Takut terlambat.
Sejauh mata mereka memandang yang ada di hadapannya adalah pohon-pohon dan dedaunan. Hutan membentang di seluruh jalur berangkat ke sekolah.
Kira-kira butuh waktu dua jam bagi Reg dan Soni untuk sampai di sekolahan dengan berjalan kaki. Beruntung, sekolahan di daerah Reg dimulai cukup siang jika dibandingkan sekolah normal pada umumnya. Sehingga masih ada waktu untuk menyiapkan makanan pagi hari.
"Akhirnya sampai sungai juga! Saatnya menyeberang sekaligus mandi," ucap Soni antusias. Dia langsung memulainya lebih dulu daripada Reg.
Sudah menjadi kebiasaan wajar apabila siswa SMP daerah mereka akan mandi di sungai. Daripada mandi di rumah dan harus menyeberangi sungai dengan cara mencebur. Banyak yang memilih untuk sekalian mandi di sungai daripada mandi dua kali. Toh tidak ada cara lain melewati sungai selain menceburkan diri.
Reg melepaskan seluruh pakaiannya dan memasukkannya ke kantung plastik. Dia menyeberangi sungai sekaligus mandi agar badannya segar, mengikuti sejak Soni yang mencebur lebih dulu.
Aliran sungai tempat itu terlihat bening dan menyegarkan. Tubuh Reg yang berada di dalam air pun bisa terlihat dari luar. Menandakan apabila sungai yang mereka lewati memang bersih dan masih terawat.
Pohon-pohon yang tumbuh di sekeliling membuat lokasi itu cukup nyaman untuk digunakan. Biasanya jika sedang beruntung, mereka akan berpapasan dengan orang lain yang sedang santai-santai sebelum berburu. Biasanya mereka menawari pisang atau buah-buahan untuk mengganjal perut.
"Hey! Apa ini! Siapa yang! Hey! Soni! Kotoran!" Reg terkaget karena tiba-tiba benda aneh mengalir dan menyentuh kulitnya di permukaan air. Saat Reg memperhatikan dengan jelas ternyata ada kotoran manusia!
Soni yang ada di sekitarnya justru tertawa-tawa melihat ekspresi Reg yang terkejut. Seolah dia sengaja bergerak lebih dulu agar bisa segera buang air besar. Posisinya terlihat masih jongkok di atas sebuah batu dengan pantat lurus ke bagian air sungai.
"Dasar kau Soni! Aku sedang lewat tapi kamu malah gak ngasih tahu!" Reg membalas perilaku Soni dengan menggerak-gerakkan tangannya agar air yang dia sentuh mengenai mata Soni.
"Ampun Reg! Jangan! Aku tidak bisa konsentrasi."
Reg tetap menyerang Soni. Hingga akhirnya Soni membalas serangan Reg.
"Jangan Son! Aku sedang bawa seragam! Nanti bisa basah!" Reg berusaha mengindari air yang mengarah padanya agar tidak terkena mata. Sekaligus melindungi seragam yang dia bawa agar tidak terkena air.
"Rasakan ini! Rasakan Reg!" Soni terlihat antusias.
"Oh tidak! Tunggu! Tidak ...! Seragamku jatuh!" Reg panik saat berusaha menghindari serangan air Soni hingga seragam yang dia genggam terlepas. Mengalir mengikuti arus sungai dengan cepat.
Reg buru-buru berenang mengejar seragamnya. Begitu pula Soni yang berada di atas batu dengan cepat menceburkan dirinya mengejar seragam milik Reg. Kakinya berpijak batu sehingga lompatannya bisa lebih jauh daripada Reg. Meskipun sebagian pantatnya masih tersisa kotoran.
Reg memeras bajunya yang basah sekuat tenaga berkali-kali agar segera kering. Dia mengibaskan berkali-kali dengan cepat. Memerasnya lagi berkali-kali, lalu mengibaskan lagi agar air di seragamnya hilang berkali-kali. Meskipun baju itu tetap basah karena tidak mungkin langsung bisa kering.
Pada akhirnya mereka tetap melanjutkan perjalanannya ke sekolahan dan masuk ke ruangan kelas sambil mengenakan baju yang masih basah. Untung saja bekal makanan yang Reg bawa tidak sampai hanyut di sungai.
Setelah beberapa saat berlangsung jam masuk sekolah tiba. Hari itu adalah pelajaran tentang perkenalan teknologi dan pemutaran film. Bu Endah, gurunya menunjukkan proyektor dan menyalakannya di hadapan para siswa. Lalu berbicara menerangkan teknologi canggih bernama komputer dan internet yang harus dikuasai murid-murid agar bisa hidup sukses. selain itu hari ini juga pelajaran dilanjutkan dengan pemutaran film edukasi yang menarik bagi para siswa SMP itu.
Reg sangat senang saat bisa mengikuti pelajaran tersebut. Apalagi saat dia bisa melihat sebuah layar yang memunculkan gambar film hanya dengan bantuan benda kotak putih bernama proyektor.[]
Thank you, friend!
I'm @steem.history, who is steem witness.
Thank you for witnessvoting for me.
please click it!
(Go to https://steemit.com/~witnesses and type fbslo at the bottom of the page)
The weight is reduced because of the lack of Voting Power. If you vote for me as a witness, you can get my little vote.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Dibagikan di:
X: https://twitter.com/Bukutaqin/status/1706272098560393575?t=krn_Ytj52JbUCXRd7JNTtg&s=19
Siaran Instagram: https://ig.me/j/AbZEAhA5uL7xGUi9/
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit