Steemit Engagement Challenge S3-W1 I All About My Job : As a Mingrant Worker, Student and Writer By @ettydiallova

in hive-111300 •  3 years ago  (edited)

Sebelas tahun bukanlah waktu yang singkat untuk bekerja dan tinggal di rumah orang lain di negara orang, yang notabenenya berbeda culture, agama dan istiadat .



257955869_4513393492049448_2835705631035986585_n.jpg

Foto saat mewakili pekerja migran menyuarakan dampak pandemi COVID-19 di Taiwan

Here is my Work place : https://what3words.com/keloyor.fisika.tiada



Menjadi pekerja migran Indonesia (PMI) bukanlah sebuah cita-cita, tetapi batu loncatan untuk meriah masa depan yang tertunda. Tahun 2011 lalu, saya menjejakan kaki di Taiwan, bekerja sebagai perawat orang tua (Lansia), di negara dengan julukan Pulau Sedaun ini. Saya tidak pernah menyangka, akan menetap lama disini (saat ini sudah 11 tahun). Pasalnya saat awal keberangkatan, saya hanya berencana bekerja di sini selama satu atau dua kontrak, yang 3 sampai 6 tahun.

Namun, angin kehidupan berkata lain. Pada kontrak kedua tahun pertama saya mendapat inforasi tentang sebuah perguruan tinggi Indonesia di Taiwan, yang memang disediakan bagi para pekerja Indonesia yang ingin melanjutkan Pendidikan di bangku perkuliahan. Bak do’a yang diaminkan, saya pun segera mencari tahu informasi tentang pendaftaran dan bagaiamana cara untuk menjadi mahasiswa di Univeritas Terbuka Taiwan (UT-Taiwan).

288295532_563418388598726_8733872687154548174_n.jpg

Foto saat belajar bersama dengan sesama pekerja migran di strata satu UT Taiwan



Pada tahun 2016 saya resmi menjadi mahasiswa starata satu program study “sastra Inggris Bidang Penerjemah”. Sejak saat itu pula selain bekerja merawat orang tua, berumur 99 tahun, saya juga sebagai mahasiswa. Sehingga tugas dan kerjaan yang harus saya lakukan jadi bertambah, karena responsibility sebagai pekerja harus terus terjaga. Merawat nenek adalah prioritas saya setiap hari.

Pagi, siang, sore hingga pukul 21:00 malam saya mengurus pasien. Mulai dari pagi hari, menensi suhu darah. Memberikan obat, menyiapkan sarapan, juga membantu semua kebutuhan beliau. Selain itu saya juga mengerjakan pekerjaan rumah lainnya, seperti menyapu, mencuci baju, dan yang lainnya.

291498511_5539065149472317_7817344138660838473_n.jpg

Foto saat meliput kegiatan budaya "Hari Kartini" di Taiwan



Sebelas tahun bukanlah waktu yang singkat untuk bekerja dan tinggal di rumah orang lain di negara orang, yang notabenenya berbeda culture, agama dan istiadat lainnya. Satu tahun pertama merupakan masa berat yang saya lalui untuk beradaptasi dengan lingkungan. Terlebih setelah merangkap bekerja dan juga melanjutkan Pendidikan, jadwal pekerjaan semakin padat, sampai harus tidur larut malam. Karena mengikuti kuliah online dan tugas-tugas dari dosen yang harus dikerjaan.

Pada tahun 2020 bulan Desember, alhamdulilah saya berhasil menyelesaikan kuliah strata satu saya dengan baik. Alhamdulilah perjuangan yang selama ini dilakukan berbuah manis. Seolah Allah SWT memermudah jalan perjuangan di bidang Pendidikan, setelah wisuda seorang teman membagikan informasi sebuah perkuliahan pascasarjana secara online di sebuah pergurua tinggi di daerah asal saya, yaitu Lampung.

291734484_397812318998076_6630773815599123502_n.jpg

Foto saat menjadi perwakilan sastra Indonesia bersama pegiat sastra di Asia

Apa Kendala Besar yang Saya lalui, sebagai Pekerja, Pelajar dan Juga Penulis?

Sebagai seorang pekerja rumah tangga, nyaris seluruh waktu saya terkuras untuk mengurus pasien dan pekerjaan rumah. Sedangkan saya masih membutuhkan waktu untuk belajar, dan juga menulis. Karena selain menulis di Steemit, saya mengisi dua redaksi pemberitaan dan edukasi untuk pekerja migran Indonesia yang berada di Taiwan.

Untuk mensiasati semuanya, pada hari Minggu saat saya mengambil jatah libur, terkadang saya menggunakan waktu seharian untuk duduk di cafee, mengerjakan tugas kuliah, nulis dan mempersiapkan konten di Steemit. Memang tidak mudah, tetapi saya memaknainya perjuangan. “Sebuah Usaha pasti tidak mendustai hasil. Pasti indah pada waktunya’ saya percaya itu.

Dengan penuh perjuangan dan kesabaran saya terus menjalani hari-hari saya disini. Hingga detik berganti menit, lalu berganti jam. Kemudian berubah menjadi hari, minggu, bulan dan tahun. Hingga tak terasa tinggal menghitung bulan lagi, saya akan meninggalkan Taiwan untuk menyonsong kehidupan masa depan di kampung halaman, Bersama dengan keluarga tercinta.

Meski sebagai pekerja migran, banyak ilmu, pengalaman dan ilmu pelajaran berharga saya dapat selama bekerja di Taiwan. Belajar bagaimana kedisiplinan dan kerja keras penduduk local. Mereka sangat menghargai waktu, untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat.

293475051_436893744825859_4759083821780251153_n.jpg

Foto saat ke Jakarta menjadi pembicara di sastra Migran Indonesia pada tahun 2017


Apa Harapan Terbesar di Masa Depan Terkait Kegiatan yang saya jalani Saat ini?

Harapan saya adalah, suatu saat saya bisa menjadi penulis handal yang melahirkan konten dan karya yang dapat mengedukasi, memotivasi, terutama bagi mba-mba dan ibu-ibu perempuan Indonesia yang berangkat ke luar negeri sebagai pekerja migran. Terutama bagi para ibu yang berperan ganda, menjadi ayah dan ibu bagi anak-anaknya (singgle mother).

Banyak stigma miring yang diberikan kepada pekerja migran perempuan, jika mereka adalah kaum menengah ke bawah yang tidak berpendidikan. Untuk itu, saya ingin mematahkan paradigma tersebut. Sebagai pekerja migran, saya juga memperjuangkan Pendidikan dan menekuni dunia menulis. Hingga saya mengenal plathform ini, dan mengenal orang-orang hemat dan memotivasi saya untuk berkembang.

Saya juga ingin mendirikan kursus Bahasa Inggris bagi anak-anak di daerah saya, sekaligus perpustakaan gratis dan kelas menulis, dengan latarbelakang Ilmu Sastra yang saya miliki. Selain itu, saya juga ingin melakukan Promo-Steemit, bagi rekan-rekan mahasiswa dan kahalayak ramai di daerah asal saya, Way Jepara Lampung Timur.

270837149_899116927473755_6912850598598120386_n.jpg

Foto mewakili pekerja migran Indonesia berbicara dengan Depnaker Taiwan memyuarakan dampak pandemi COVID-19 di Taiwan



Dari pada menganggur, mereka dapat berkreatif, dan mengeksplore karya untuk dijadikan content. Saya ingin kehidupan dan ekonomi warga di tempat tinggal saya menjadi jauh lebih baik. Bukankah perubahan yang harus dilakukan adalah dari orang-orang terdekat yang berada di sekeliling kita sendiri?

Dengan demikian, ada nilai beda antara pekerja migran yang hanya pulang membawa uang, dengan saya yang juga berjuang untuk ilmu dan pengetahuan. Karena seberapa pun banyak uang yang kita miliki, jika tidak tahu cara dan ilmu menggunakannya, maka uang tersebut akan habis seketika.

Untuk lomba yang keren ini saya mengundang sahabat saya Bang @kakilasak dan @happyphoenik dan @liasteem untuk mengikuti contest ini. Bercerita tentang pekerjaan dan harapan masa depan yang kita miliki.


Maaf, tidak ada foto saat merawat pasien, karena kami sangat menjaga privasi tempat kerja dan pasien Lansia

Best Regards

@ettydiallova

About Me

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Congratulations! This post has been upvoted through steemcurator08

Curated by @juzkid

SteemCor07 - Lifestyle Curation Team

Thank you very much for supported my content
Best Regards:)

Keren banget pengalamannya. Menginspirasi sekali. Btw aslinya orang mana, Bu?

Terima kasih Bu @firyfaiz.
Salam kenal, saya berasal dari Way jepara, Lampung Timur Bu:)

Terimakasih banyak kakak udah ngundang saya kedalam kontes ini,
Keren sangat kk, banyak yang ingin seperti anda, anda sangat beruntung dengan pekerjaan ini, semoga sukses untuk kontesnya...
👍😇🤗

Terima kasih atas doa dan dukungannya Kak @liasteem. Salam sukses dan sehat selalu untuk Anda disana🤗😇

Semoga tida ada titih jenuh meskipun pengalaman hebat anda tidak terencana sebelumnya. Anda salah satu wanita hebat dengan semua cerita ini. Semoga sukses! Ibu @ettydiallova

Terima ksih atas apresiasi yang diberikan Pak @ridwant.
Insya Allah terus semangat menjadi pejuang keluarga untuk mengubah masa depan yang lebih baik.

Sukses selalu untuk Pak @ridwant di sana!

Sama sama bu @ettydiallova dan sukses kembali!

Pekerja migran adalah pahlawan devisa untuk negara

Terima ksih Bang @andimurtadha.
Pahlawan devisa dan juga pejuang keluarga.
Salam sukses untuk Anda di sana!

👌

Teruslah berkarya wahai kakakku, jadilah yang terbaik dan keep Steem On!

Mari terus semangat dan berkarya @bangmimi
Jangan lelah dan Steem always on!!!🔥