Terus terang, akhir-akhir ini saya amat mempertanyakan ke mana arah saya ke depannya jika kegiatan saya hari-hari begini terus. Bukan salah, tapi apakah sudah cukup dengan aktivitas dengan segala film di dalamnya sudah cukup untuk berharap masa depan yang acap kali saya gambarkan dalam kepala? Itu yang menjadi pertanyaannya. Bukan kali ini saja saya memikirkan itu. Pokok bahasan ini telah lama membeku dalam otak. Tapi masalahnya hari ini adalah yang paling dalam. Saya merasa harus lebih sering lagi memikirkan hal ini. Kalau boleh lebih kritis dari hari ini.
Kegiatan pagi berjalan sebagai yang terjadwal dalam kepala; khusus hari ini tidak ada pengajian bersama Abu. Hari jumat memang demikian, kegiatan belajar mengajar di nonaktifkan. Setelah menghabiskan waktu sekitar satu jam di dalam kamar mulai dari salat subuh, saya pulang ke rumah untuk sarapan pagi. Ini adalah aktivitas wajib.
di parkiran hendak pulang ke rumah
Seperti biasanya, saya tidak menghabiskan waktu lama di rumah. Sekitar satu jam menghabiskan waktu di rumah, menuju ke warkop itu. Hehe. Maksudnya Rasie Kopi. Oh ya, saya mau beri warning bahwa setiap kali saya menyebut kata "warkop" maka yang saya maksud adalah warkop Rasie Kopi. Hehe. Biar lebih singkat soalnya.
di Rasie Kopi
Tentu waktu yang saya habiskan di warkop lebih lama dibanding dengan waktu yang gunakan untuk berdiam di rumah. Saya ini sebuah masalah. Mungkin, hanya mungkin, saya akan mengupasnya pada kesempatan terpisah. Apa masalahnya, mengapa saya anggap ia sebagai masalah dan bagaimana cara menyelesaikannya.
Melaksanakan salat Jumat di Mesjid Poe Teumeureuhom. Nah ini lagi, kalau saya sebut diksi "mesjid" maka yang saya maksud adalah mesjid Poe Teumeureuhom. Kecuali yang sebutkan nama mesjidnya. Apa-apa maunya saya lebih singkat. Lebih irit waktu dan gak mubazir kata-kata. Hehe.
di Kantor LBM
Setelah menunaikan ibadah salat Jumat, saya menuju ke kantor LBM. Di sini saya menghabiskan waktu yang relatif lama. Ada satu kitab yang saya baca hampir saja khatam. Kitab berukuran tipis tentu. Tapi mengulas apa yang telah saya baca di sini tentu bukan ruang yang tepat untuk itu. Pada kesempatan lain mungkin. Sekali lagi, hanya mungkin. Haha.
Setelah salat asar, kami menuju ke rumah duka al-marhumah mertua guru kami, Dr. Aba Nisam. Ini adalah kunjungan ke empat saya ke tempat ini. Ya namanya saja ingin membantu apa yang mungkin. Jadi kapan saja punya kesempatan mungkin, di sanalah tempat yang dijatahkan untuk saya membantu. Logis kan? Haha.
bersama kawan-kawan di rumah duka
Jujur saja. Saya lebih menikmati proses yang sedang saya tapaki akhir-akhir ini. Daripada mempertanyakan nasib masa depan saya lebih mementingkan memaksimalkan proses. Bukankah orang-orang hebat amat sering mendengungkan "hasil tidak pernah mengecewakan proses". Ini yang saya ini untuk terus hidup dan ikhlas dalam lingkaran proses. Eh, terasa semakin bijak saya, ya. Hahaha
📷 Picture | Photography |
---|---|
Model | iPhone Xs Max |
iOs | 18 |
Camera used | Handphone |
Photographer | @joel0 |
Location | Aceh |
Edit | lnCollage |
Thank you for publishing a post on the Hot News Community, make sure you :
Verified by : @fantvwiki
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit