
Tidak ada satu obat pun yang mampu menyembuhkan kerinduan selain bertemu. semakin dewasa semakin sadar akan jarak yang selalu memisahkan, kita dengan semua kesibukan kita, dan mereka dengan kesibukannya. tak jarang suatu pertemuan itu terasa kurang karena satu bahkan lebih dari yang dulunya bersama namun kini tak turut hadir karena sebuah alasan. Setiap orang ada masanya, dan setiap masa ada orangnya.
Aku merupakan salah seorang mahasiswa di salah satu kampus ternama di Kota Lhokseumawe, yaa Kampus peradaban Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe. Pendidikan Agama Islam merupakan program studi unggulan yang menjadi pilihanku. Kini aku menjajaki semester 8 yang dimana mahasiswa akan berlomba lomba untuk lulus tepat waktu. Begitu padat tugas dan kegiatan yang kami pikul dan itu merupakan salah satu alasan klasik yang sering di lontarkan ketika akan diadakannya suatu acara.
Berdasarkan pengalaman, tak sekalipun selama bulan suci Ramadhan kami pernah berkumpul untuk mengadakan acara berbuka bersama. Alasan demi alasan akan selalu menjadi momok yang serius. Akankah bukber ini terealisasi ataukah hanya akan menjadi wacana semata.

Ramadhan ke 16 bertepatan dengan 16 maret 2025, kami melaksanakan kegiatan buka puasa bersama. Ini adalah kegiatan buka puasa perdana kami selama duduk di bangku perkuliahan, tepatnya hampir 4 tahun bersama namun baru kali ini terealisasi. Sebanyak 24 mahasiswa dalam satu unit, 20 wanita dan 4 pria, namun yang hadir hanya 8 orang saja.

Aku selaku penggerak acara ini mempersiapkan segalanya mulai dari konsumsi hingga tempat yang akan di pilih. Berdasarkan pengalamanku bekerja di Coffee Shop selama Ramadhan. Provinsi Aceh memberlakukan aturan ketat terkait Jam Oprasional bagi pelaku usaha selama bulan suci Ramadhan. Maka dari itu aku merekomendasikan untuk bukber di rumah teman saja. Sayna merekomendasikan dan bersedia menyediakan tempat untuk kegiatan yang telah kami rencanakan.

Dikarenakan aku yang bertindak sebagai penyedia konsumsi makanan berat. Bersama temanku Syawal kami terlambat hadir di acara karena mengambil pesanan yang sebelumnya sudah kami order. Setelah bebuka dan meneguk secangkir teh, kami sholat secara berjamaah, setelah daripada itu kami kembali menikmati makanan dan minuman yang sudah tersedia. Tentu waktu yang dapat kami nikmati bersama akan lebih lama ketimbang harus berbuka di cafe maupun resto yang waktunya terbatas.

Sulit bagi kita untuk memaksa kehendak, mungkin kali ini kita sempat, mungkin besok tidak. Begitu juga dengan teman atau kerabat kita. Semoga kita dapat selalu menjalin tali persaudaraan di antra kita.