Dan tahun berikutnya mereka kembali terdampar di perairan Aceh. Seperti yang kita ketahui bahwa orang Aceh memang terkenal baik, ramah, apalagi itu saudara seiman. Namun lagi-lagi mereka tetap berulah. Pelecehan seksual yang dilakukan kepada anak dibawah umur membuat geram warga. Beritanya bisa kalian search digogle.
Beberapa waktu lalu mereka juga terdampar lagi ke Aceh dan sempat ditampung di kecamatan Muara Batu. Namun seperti biasa, pengungsi rohingya berulah. Mereka mengotori halaman kecamatan, kotoran berserakan. Apalah tak naik pitam kita dibuatnya.
Dan yang baru-baru ini,kami warga Aceh tidak mau lagi menerima pengungsi Rohingya. Masa setiap tahun terdampar. Dan lucunya yang terdampar sampai 192,ada mau satu desa. Mereka ternyata sudah ditolak dibeberapa tempat sebelum akhirnya di pantai Ulee Madon.
Meskipun kami menolak pengungsi Rohingya, taoi sebagai bentuk kemanusiaan kami telah memberikan mereka bantuan berupa makanan, pakaian,minyak kapal dan bekal untuk perjalanan mereka.
Kita tidak tahu apa tujuan Rohingya selalu memilih Aceh sebagai tempat pelarian padahal mereka lebih dekat ke negara disekitar.
Kenapa harus Aceh?
@sembuh