gambar hanya ilustrasi, sumber gambar : Google gratis
Assalamualaikum warahmatullhai wabrakatuh
Alhamdulillah Allah masih memberikan kita kesempatan untuk menjadi lebih baik dalam setiap kesempatan, menebar kebajikan dalam setiap nafas yang berhembus.
Hati manusia Adalah makhluk Allah yang paling mulia dari segala anggota tubuh manusia, hati manusia ini punya banyak makna dalam pandangan ilmu tasauf, dan makna yang paling sering digunakan adalah “Latifah Rabbaniah” atau sebuah rasia Allah yang Allah tanamkan dalam setiap insan, atau di sebut Qalbu, inilah maksud hadis “ dalam tubuh manusia adalah segumpal daging, jika baik dia maka baiklah seluruh jasad, dan bila buruk dia maka rusaklah semua jasad” maksud dengan segumpal daging disini adalah hati manusia.
Allah menyimpan segala rahasia makrifat Nya dalam hati ini, sehingga baik buruk sifat manusia di penagruhi oleh hati ini. Adakalanya kita merasakan kebahagian, kenyamanan, karena hati ini dipenuhi oleh kebaikan dan rasa syukur kepada Allah, dan Ada kalanya kita merasakan susah dan gelisah tanpa sebab, inilah yang akan kita bahas hari ini.
Dalam banyak kitab-kitab tasauf mengutip dari para imam besar tasauf, mereka berkata “ kegelisahan hati yang terjadi tanpa sebab, adalah disebabkan oleh maksiat yang kita lakukan”.
Maksiat mengotori hati kita, maksiat dalam arti yang sangat luas, maksiat ini sedikit demi sedikit membalut hati sehingga menjadi semakin pekat dan gelap. Sehingga cahaya iman tidak lagi terpantul dari diri manusia tersebut, cahaya iman seorang mukmin bahkan lebih terang dari cahaya matahari (kata imam As Subki), tetapi akibat dari maksiat cahaya iman ini menjadi semakin redup, bahkan tidak bisa lagi memantulkan cahaya, seperti cermin yang kotor.
Termasuk maksiat yang paling memadamkan hati adalah makanan haram yang masuk ke dalam perut seorang manusia, darah dan daging yang tumbuh dari makanan Haram sangat diinginkan oleh neraka (al Hadis).
Solusinya adalah taubat, bergaul dengan orang-orang shalih, berteman dengan lingkungan ahli taat dan ahli ibadah, sehingga hati sedikit demi sedikit kembali terang, kembali bercahaya dengan cahaya keimanan, sehingga semakin mudah dalam berbuat kebaikan, semakin kita baik maka kebaikan yang datang pun akan semakin banyak, karena penangkap sinyal kebaikan sudah kembali bersih dan bagus.
Dengan kemajuan zaman yang semakin canggih, maksiat dan taat lebih mudah terjadi dalam kehidupan kita, kita benar-benar di uji oleh kecanggihan tekhnologi, persimpangan jalan yang sangat terang, hanya tinggal kita memilih jalan manakah yang akan kita pilih untuk kita lalui, semoga Allah senantiasa membimbing kita selalu berada dalam jalan Ridha Nya. Aamiin.