*GAMBAR HANYA ILUSTRASI, SUMBER GAMBAR (https://www.pinterest.de/pin/gambar-animasi--693624780102831753/ )
Dalam sebuah perjalanan kehidupan tentu ada hal yang kita senangi dan ada juga yang tidak kita senangi, semisal musibah dan sakit, kita menghindari musibah sakit serta musibah lainnya.
Padahal sakit adalah penebus dari dosa-dosa yang kita lakukan, Allah memberikan kita bermacam keadaan dan hal adalah semata untuk melihat tingkat penghambaan kita kepada Allah serta tingkat kesabaran kita dalam mengahadapi segala bentuk ketentuan Allah.
Imam Abi Thalib RA berpesan saat mengunjungi saudara muslim yang musibah
“ jika kamu bersabar maka ketentuan Allah tetap berlaku atasmu, dan kamu akan Alah ganjarkan dengan pahala, sedangkan bila kamu tidak bersabar, maka ketentuan Allah tetap berlaku, dan kamu akan Allah ganjarkan dengan dosa”.
Kehendak ketentuan Allah tidak ada hubungannya dengan usaha kita, dalam Al quran Allah berfirman “ Allah yang menjadikan kamu dan juga menjadikan segala perbuatan kamu”, sehingga manusia dalam sisi kehendak Allah adalah ibarat bayangan saja, semua gerak-gerik bayang adalah semata gerak dari pemilik bayang (keyakinan Ahlussunnah wal jamaah).
Dalam hadis yang lain rasulullah Muhammad SAW bersabda “ setiap Musibah adalah rahmat” maksudnya lebih kurang adalah saat kita mampu bersabar maka musibah akan Allah ganjarkan dengan pahala, pahala ini adalah rahmat dari Allah, maka Rasulullah menyebut musibah Adalah rahmat.
Bila ditinjau dari sisi semua perbuatan adalah milik Allah lalu mengapa kita Allah beri pahala saat berbuat kebajikan atau disiksa saat berbuat maksiat, padahal semua adalah perbuatan Allah semata.
Allah memberikan kita akal dan pikiran, dengan akal ini kita disebut mempunyai hak (iktiyariyah) yaitu hak memilih mana yang baik dan mana yang buruk, akan tetapi dalam konteks ahlussunnah wal jamaah hak tersebut hanya disegi akal saja, adapun dalam sisi syariat semua hak mutlaq dari pada Allah semata.
Berbeda dengan kelompok Qadariah yang berpendapat (keyakinan) hak iktiyaruah ini adalah secara akal dan syariat, juga berbeda dengan kelompok Jabbariah yang berkeyakinan manusia tidak punya kemampuan apapun baik secara akal atau secara syariat.
Adapun ahlussunnah waljamaah adalah antara dua pendapat di atas, secara akal kita punya hak, secara syariat semua ketentuan Allah, maka saat Allah memberi musibah, bersabarlah, supaya musiabah ini menjadi rahmat.
Thank you for publishing a post on the Hot News Community, make sure you :
Verified by : @fantvwiki
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit