Salam untuk semuanya di manapun anda berada Hari itu, matahari pagi belum besar, tetapi semangatku telah membuncah. Saya berdiri di depan kebun kecil di taman balik rumah, menggunakan topi lusuh serta sarung tangan berkebun yang mulai aus. Tetapi tidak terdapat yang dapat mengalahkan rasa bangga serta senang dikala saya memandang tumbuhan timun pertamaku berkembang tegak, daunnya lebar serta hijau fresh, dengan sulur- sulurnya yang menjulur manja pada kayu penyangga.
Saya tidak menyangka, benih kecil yang ditanam dengan harapan simpel dapat berkembang sekuat ini.Kala saya berdiri di sampingnya buat mengambil foto, rasanya semacam difoto dengan sahabat lama yang baru saja sukses dalam hidup. Saya tersenyum lebar, bukan cuma sebab hasilnya indah, tetapi sebab tiap helai daunnya mengingatkanku pada proses panjang yang sudah dilalui dari pagi- pagi berkabut menyiram tumbuhan, sampai malam- malam penuh doa supaya benih kecil itu bertahan dari serbuan ulat serta panas terik.
Gambar itu saat ini jadi simbol kerja keras serta kesabaran. Tumbuhan timun itu merupakan saksi bisu dari gimana saya belajar menguasai alam, meraba tanah dengan jari, mencium aroma lembap dari daun- daun muda, serta merasakan getaran kehidupan dari pangkal yang berkembang diam- diam di dalam tanah.
Sebagian pekan setelah itu, pengalaman yang sama kujalani dengan tumbuhan sawi.Tetapi kali ini, rasanya berbeda. Bisa jadi sebab saya telah memiliki sedikit keyakinan diri sehabis keberhasilan sang timun. Saya menanam benih sawi dengan hati lebih tenang, serta semacam telah ketahui ritmenya, saya menanti dengan tabah, menyiram dengan cinta, serta menjaga dengan cermat.
Dikala sawi mulai berkembang, saya kaget dengan kecepatan serta semangat hidupnya. Daunnya hijau muda, membentang semacam sayap kecil yang siap terbang. Saya mulai bicara padanya tiap pagi—entah itu doa, pujian, ataupun semata- mata cerita tentang hariku. Saya yakin, tanaman pula dapat merasakan cinta.
Kemudian datanglah hari dikala sawi berkembang berusia, siap dipanen. Saya berdiri di sampingnya, mengambil foto kedua. Kali ini senyumku lebih tenang, tetapi lebih dalam. Saya ketahui, ini bukan cuma tentang menanam serta memanen. Ini tentang ekspedisi yang tidak sempat kupikir hendak sangat berarti.
Kebun kecilku, yang cuma sebagian petak tanah serta sebagian baris tumbuhan, sudah mengajariku banyak perihal. Tentang kesabaran, tentang siklus kehidupan, serta tentang gimana perihal kecil dapat berikan arti besar. Tiap tumbuhan memiliki ceritanya sendiri, serta saya merasa beruntung dapat jadi bagian dari cerita itu.
Saat ini, kedua foto itu aku bersama tumbuhan timun serta saya bersama tumbuhan sawi menjadi kenangan berharga. Bukan cuma soal hasil, tetapi tentang proses. Tentang gimana saya belajar lebih menyayangi bumi, menghargai waktu, serta menyadari kalau keberhasilan tidak senantiasa tiba dari perihal besar. Kadangkala, keberhasilan itu muncul dalam wujud simpel: satu tumbuhan timun yang berkembang kokoh, serta satu tumbuhan sawi yang fresh menghijau.
- Mungkin sekian kali ini semoga sehat selalu jangan lupa bersyukur......🫡
Photographer @steem-wariors
Location Aceh.indonesia
Thanks everyone:
@steem-wariors
Congratulations
This post has been curated by
Team #5
@damithudaya
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Thanks you so much @damithudaya 🤝
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit