Meninggal Dunia

in hive-120412 •  3 years ago 

IMG_20210407_160643_edit_122688169442216.jpg

Belum kering betul kuburan Mak Bet, dua hari kemudian giliran Bang Wan yang dikebumikan. Nafas Mak Bet berhenti seketika, tatkala mobil Panther yang dikemudikannya menghantam bokong Truk sewaktu ia mengangkut sayur tauge pada subuh yang lengang.

Bang Wan, beberapa hari setelah berbaring di rumah sakit, dibawa pulang tanpa nyawa ke rumahnya. Sudah lama kesehatannya tak dalam kondisi prima.

Yang aku ingat dari Mak Bet adalah lelaki gempal berkulit hitam. Mike Tyson boleh beradu tinju dengannya. Kendati sekampung, secara emosional aku tak akrab mengenalnya. Bang Wan, lelaki kurus berkulit hitam itu, aku kerap bercanda kala berjumpa di Meunasah, lain waktu kala ia singgah di kedai kopi kampung.

"Na rukok sibak?"

Sehari sebelum Mak Bet nahas. Aku dan kawan-kawan komunitas melayat ke rumah Bang Pan. Orangtuanya menutup mata selamanya di Rumah Sakit. Aku sempat mengenal wajah Ayah Bang Pan, pada tahun belakangan kala melayat Ibunya, yang lebih dulu meninggal dunia.

Sehari sebelum Ayahanda Bang Pan berpulang. Orang-orang kampung istriku mengubur salah satu warganya di pemakaman dekat Meunasah. Aku yang sama sekali tak mengenal orang kampung itu, ikut melayat dan menshalati jenazah. Itu tiga belas hari setelah aku mulai menginap di rumah mertua.

Enam hari sebelum aku menetap dirumah mertua. Orang kampungku mengubur seorang perempuan tua yang sudah lama terbaring menderita sakit dirumahnya. Itu tepat pada hari orang kampung mengantarku sebagai Linto di kecamatan sebelah.

"Dalam ketentuan Tuhan, setiap manusia, sudah ada kapan, dimana dan bagaimana orang akan mati, tunggu giliran. Dan itu pasti, tidak akan begeser sedikitpun." Kuingat betul petuah Teungku pada suatu malam pengajian.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Wellcome back bg zedz, lama tak bersuwe, tetap berkarya