The Diary Game [Selasa, 26 November 2024: Merawat Tanaman Terong Ungu]

Salam hangat Steemian semua

Hari Selasa tanggal 26 November dengan kesehatan yang dikaruniakan. Aktivitas bertani menghubungkan keseriusan untuk merawat tanaman dengan kesungguhan hati. Perawatan kali ini terfokus pada satu tanaman yaitu tanaman terong ungu. Sayuran primadona pagi seluruh keluarga kecuali saya dan adik kecil.

Perawatan daun telah dilakukan jauh hari. Tanaman terong ungu telah memunculkan kuncup bunga. Pemupukan kali ini difokuskan pada pertumbuhan bunga. Saya mulai mengambil semprot air dan mengisinya dengan air. Mencampurkannya dengan pupuk organik cair tanaman buah.

Proses penyemprotan dilakukan yang bertepatan dengan cuaca yang terik. Pengaplikasian pupuk organik tidak disiramkan pada daun. Saya langsung memusatkannya ke tanah. Agar pupuk organik di serap melalui akar. Pada dasarnya per-5 liter air kebutuhan penyemprotan telah mencukupi. Namun, dikarenakan perkiraan yang salah. Mengharuskan saya untuk melakukan pengambilan air sebanyak 2 kali.

Pada proses penyemprotan kedua masih menyisakan pupuk di tangki semprot. Saya mengaplikasikan kepada tanaman lainnya di kebun sayuran. Mulai dari tanaman cabai, namun jumlahnya masih tergolong banyak. Saya pun memutuskan untuk menyemprotkannyan ke pohon coklat. Semoga, mampu di serap nutrisinya oleh pohon coklat karena ukuran yang berbeda jauh dengan sayuran.

Rutinitas berlanjut memangkas tanaman terong ungu lama di timur rumah. Proses pemangkasan ranting tidak produktif dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi penyerapan nutrisi yang tidak diperlukan. Mengingat, tanaman terong ungu ini hanya memanfaatkan sisa pembungaan. Dilain sisi, saya memanen terong ungu yang lumayan tua walaupun ukurannya tidak besar.

Waktu istirahat dilakukan terlebih dahulu untuk mengembalikan tenaga yang dikeluarkan saat kegiatan bertani. Rutinitas bertani memang menyenangkan dilakukan selama dinikmati dengan kesungguhan hati. Walaupun tanaman yang di rawat tidak turut menikmatinya. Saya merasa senang saat keluarga saya menikmati sayuran yang lebih sehat. Apalagi jika nantinya jumlahnya berlebih dapat di putuskan untuk jual.

Proses berjalannya waktu memasuki sore hari. Tubuh yang telah bersih menarik nafas untuk menikmati tanaman terong ungu di timur rumah. Saya mulai mencabut rumput liar yang turut tumbuh di dalam polibag. Dikarenakan terdapat sisa bibit terong ungu yang belum di tanam. Saya berinisiatif mengganti tanaman terong ungu dengan pertumbuhan lambat. Jumlahnya yang tidak banyak memungkinkan tidak menciptakan keringat.

Itulah tulisan yang dapat saya bagikan kali ini. Rutinitas bertani merawat tanaman terong ungu yang menyenangkan. Semoga tumbuh dengan baik dan dapat dinikmati dengan perasaan senang. Terima kasih atas kunjungan dan dukungan yang diberikan kepada saya selama ini...