Kalau ada peluang, kenapa nggak dicoba, kan?
Rumah kami ada di pinggir jalan raya, jadi cukup ramai lewat orang. Di depan rumah, ada SMP, jadi banyak yang lalu lalang. Ini kesempatan yang nggak mau disia-siakan.
Akhirnya, kami coba berjualan es teh dan jus. Modalnya nggak besar, pekerjaan juga nggak terlalu ribet, dan bahan-bahannya gampang banget ditemukan. Rasanya senang bisa mulai sesuatu yang sederhana, tapi penuh kemungkinan.
Perlengkapan
Jadi, apa saja yang kami persiapkan?
Pertama-tama, kami butuh tempat. Kebetulan ada rumah-rumahan kecil yang biasanya dipakai untuk dekorasi pesta pernikahan. Kami memutuskan untuk memanfaatkannya, karena sudah ada tempat dan tinggal sedikit sentuhan saja.
Kedua, kami perlu membuat baliho atau tulisan yang bisa menarik perhatian. Kami pergi ke tempat percetakan dan menyerahkan desainnya ke mereka. Yang penting, tampilannya enak dilihat, nggak terlalu ramai, tapi tetap jelas.
Ketiga, kami kumpulkan perlengkapan lainnya. Ada alat pres untuk es teh, sedotan, cup, dan plastik. Juga mixer untuk jus dan termos es, supaya semua siap digunakan. Sisanya seperti pisau dan wadah lainnya sudah kami punya, jadi nggak perlu beli lagi.
Sederhana, tapi sudah cukup untuk memulai.
Harga
Harga? Ya, kami pasang harga yang cukup terjangkau. Untuk es teh, kami mulai dari Rp2.000 sampai Rp5.000, tergantung ukuran cup yang dipilih. Sedangkan untuk jus, kami beri harga Rp5.000.
Murah meriah, tapi tetap enak dan menyegarkan!
Jam Buka
Jam buka? Kami mulai buka jam 09.00 pagi, sampai jam 04.00 sore. Kalau lagi ramai, sih, bisa sampai malam. Tapi, ya, kenyataannya kalau sudah maghrib, tempat kami malah jadi sunyi senyap.
Jadi, kami lebih baik tutup sebelum maghrib. Lagian, kita juga bukan superhero yang bisa tetap buka sampai tengah malam. Kalau buka terlalu lama, nanti malah ditanya, “Kapan tidur, Kak?”
Melatih Enterpreneurship
Dalam usaha, semuanya bisa dimulai dari hal kecil. Nggak perlu nunggu semuanya sempurna dulu. Peluang yang ada, ya langsung ambil saja.
Saya punya teman yang suka buka usaha kecil-kecilan. Bukan sekadar cari untung, tapi lebih kepada melatih anak-anaknya punya jiwa wirausaha. Karena, kalau mereka nggak dilatih dari kecil, gimana bisa terjun ke usaha besar? Mental mereka nggak akan siap.
Makanya, anak-anak itu dilibatkan untuk urus dagangan. Kalau rugi, ya nggak masalah. Namanya juga usaha kecil, modalnya juga nggak terlalu besar. Tapi dari yang kecil ini, siapa tahu suatu saat bisa berkembang jadi besar. Yang penting, mereka punya pengalaman dan mental yang kuat. Karena mental itu jauh lebih penting daripada modal.
Itu saja sedikit sharing yang bisa saya sampaikan. Tentunya, di sini ada banyak yang lebih berpengalaman. Saya cuma ingin bilang, kadang peluang itu datang dari hal-hal kecil yang kita anggap biasa. Tapi dengan tekad dan usaha, siapa tahu itu bisa jadi awal yang besar.
Many thanks to the Steem Entrepreneurs community users who shared the original posts. We hope your contributions continue to inspire and strengthen the entrepreneurial spirit in our community.
Catatan : Kami sarankan saat ini penulis untuk tidak berbagi rewards ke akun komunitas @steempreneurship ataupun akun amal @steemkindness. Terimakasih atas perhatiannya.
Kind regards,
Steem Entrepreneurs Team
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit