Menikah adalah kodrat alam yang dijalani dengan sukarela oleh sebagian besar manusia di muka bumi, dianjurkan oleh semua agama, bahkan para penganut animisme dan penyembah berhala. Manusia adalah makhluk sosial dengan hasrat hidup bersama, berkelompok, bersuku-suku, bahkan berbangsa. Kendati demikian, masih banyak orang yang tidak menikah sampai akhir hayatnya, dan menurut saya ini adalah pilihan, sebagian lagi karena takdir.
Upacara adat pernikahan adik saya. Foto: dok. pribadi
Kontes dengan topik Difficult to Get Married! Why? yang difasilitasi oleh ketua @ridwant, menarik perhatian saya untuk ikut serta membahasnya. Membagikan berbagai pengalaman yang saya alami sendiri, dan pengalaman para sahabat saya yang pernah berbagi cerita.
Apa penyebab pria atau wanita enggan menikah? |
---|
Pertama: Belum ada yang cocok (belum jodoh). Jawaban ini selalu disampaikan oleh seorang rekan saya, sebut saja namanya Ampon, ketika bertanya kenapa belum menikah. Usianya sudah 40 tahun, tapi masih betah hidup sendiri. Berbagai cara telah saya lakukan bersama kawan lainnya untuk mencarikannya jodoh untuk dinikahi, tapi belum juga berhasil. Ada aja alasannya untuk menghindar, mungkin saja terlalu memilih. Kerap dia berkata, “Jodoh saya belum ada.”
Kedua: Belum ada keberanian karena penghasilan tak tetap. Ini jawaban samar yang saya dapatkan dari sejumlah rekan yang belum menikah kendati telah berumur di atas 35 tahun. Belum punya pekerjaan tetap hingga membuat mereka tidak berani menikah karena takut terikat dan menambah beban hidup.
Ketiga: Masih nyaman hidup sendiri. Faktor ini saya temukan dari kawan yang suka berpetualang, sebut saja namanya Boy. Dia jujur saja ketika saya bertanya kenapa belum berumah tangga, padahal umurnya sudah 40-an tahun, punya banyak uang dan kerjaan tetap serta usaha yang sukses, serta banyak perempuan yang suka padanya. Hobbynya memang jalan-jalan, kerap jalan-jalan ke luar kota bahkan Negara kalau lagi liburan. Pacarnya tentu ada, kerap berganti-ganti, dia sering memamerkan kepada saya.
Keluarga besar saya berkumpul saat Idul Fitri, Mei 2019. Foto: dok. pribadi
Keempat: Pernah disakiti pacar. Jawaban ini saya dapat dari seorang kawan perempuan, sebut saja namanya Mawar. Dia pernah trauma pada laki-laki yang dicintainya dulu, ditinggal pergi untuk menikah dengan perempuan lain. Setelah itu, Mawar berusaha membina cinta dengan laki-laki lainnya, tapi juga dikhianati alias ditinggal pergi. Mawar yang kini sudah 45 tahun pun pasrah dan trauma untuk menikah, kendati pihak keluarganya berusaha mencarikan jodoh. Jika ditanya terlalu jauh, dia akan marah dan berkata, “kau tak pernah tahu bagaimana rasanya disakiti.”
Kelima: Pengaruh pihak keluarga. Ini sebagian kecil yang pernah saya dapat kasusnya. Seorang kawan laki-laki menyebutkan enggan menikah karena orang tuanya terlalu memilih-milih jodohnya. Ada beberapa calon yang pernah dibawa bertemu keluarga, tapi orang tuanya selalu menyebut tak cocok dengan budaya dan keluarga mereka. Alhasil, usianya semakin tua dan kini semakin susah mencari pasangan hidup. Beberapa kali orang tuanya pernah menawarkan jodoh, tapi giliran dia yang menyebut tidak dapat mencintai perempuan tersebut dengan berbagai alasan. Kini, dia masih sendiri.
Apa pentingnya pernikahan bagi pasangan (pria dan wanita)? |
---|
Di wilayah tempat tinggal saya, Provinsi Aceh, Indonesia, dengan penduduk muslim terbanyak serta menerapkan syariat Islam, menikah bagi mereka yang sudah dewasa sudah seperti kewajiban. Hanya sebagian kecil yang memilih tidak menikah sampai akhir hayatnya.
Kebersamaan bersama rekan-rekan satu sekolah dulunya, Mei 2019. Foto: dok. pribadi
Menikah dinilai penting untuk menghindari fitnah, dan meneruskan keturunan. Kadangkala menikah bukan keinginan seratus persen dari seseorang, tetapi sebagiannya dipengaruhi desakan orang sekelilingnya, karena manusia secara kodrat adalah makhluk sosial.
Menikah juga penting untuk menunjukkan rasa cinta kepada seseorang melalui ikatan resmi yang diakui agama dan Negara. Dan sebagian orang merasa bahagia setelah menikah dan punya anak, kendati ada juga yang merasakan sengsara lalu memilih jalan cerai, atau bertahan tanpa bahagia demi anak-anak.
Apa risikonya bagi pria dan wanita jika tidak menikah? |
---|
Pengamatan saya di Aceh, risiko mereka yang tidak/belum menikah adalah perundungan oleh rekan-rekan sendiri. Mereka kerap menjadi bahan gosip dan ejekan, terutama di wilayah-wilayah kampung yang orang-orang masih berpikir sangat tradisional. Hal ini tentunya membuat suasana hati tak tenang, hingga mereka kerap terasing dalam kehidupan sosial masyarakat.
Risiko lainnya adalah penyakit. Sebuah survey menyebutkan orang yang menikah memiliki risiko 71 persen lebih rendah untuk terserang stroke dan penyakit jantung, dibandingkan dengan yang tidak menikah. Sumber
Pesta nikah kawan. Foto: dok. pribadi
Pasangan hidup dengan ikatan pernikahan sejatinya juga berfungsi sebagai tempat berbagi dalam suka maupun duka. Kebahagiaan memang tak bisa diukur dengan uang maupun pernikahan. Tapi mempunyai orang yang sangat memahami kehidupan pribadi kita adalah istimewa.
Di beberapa Negara maju, tidak menikah bukanlah persoalan. Masyarakat sudah terbiasa hidup dengan seks bebas dan tak mau mengikatkan diri dalam pernikahan. Dan kehidupan seks bebas juga tidak sehat, berpotensi mengidap berbagai penyakit. []
Demikian ulasan saya, semoga berkenan. Saya mengundang kawan-kawan @munaa, @sailawana dan @fatoni untuk ambil bagian dalam kontes ini.
Salam literasi
@abuarkan
Thank you, friend!
I'm @steem.history, who is steem witness.
Thank you for witnessvoting for me.
please click it!
(Go to https://steemit.com/~witnesses and type fbslo at the bottom of the page)
The weight is reduced because of the lack of Voting Power. If you vote for me as a witness, you can get my little vote.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Thanks @steem.history for support my article.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Congratulations!
This post has been supported through the account Steemcurator06. for containing good quality content.
Curated by : @harferri
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Thanks atas dukungannya Team 3
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
👍👍😄
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit