Kontes: Kenapa Harus Ada Presiden?

in hive-130030 •  last year  (edited)

Setiap lima tahun sekali, Indonesia menggelar Pemilihan Umum (Pemilu) untuk memilih Presiden/Wakil Presiden maupun anggota legislatif di berbagai tingkatan, Dewan Perwakilan Daerah (DPD) hingga memilih Kepala Daerah di tingkat provinsi dan kabupaten. Pesta demokrasi terakhir digelar pada 2019, dan selanjutnya akan berlangsung pada 2024 mendatang.

Ikut memilih di Pemilu serentak 2019.jpeg Menggunakan hak pilih dalam Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif 2019. Foto: dok pribadi

Ada dua gelaran pemilihan yang berlangsung tahun depan. Tanggal pencoblosan telah ditentukan Komisi Pemilihan Umum (KPU), pertama pada 14 Februari 2024 untuk Pemilu Presiden (Pilpres) dan Pemilu Legislatif (Pileg), selanjutkan kedua pada 27 November 2024 untuk Pemilu Kepala Daerah (Pilkada).

Artikel ini fokus ke Pemilihan Presiden untuk menjawab sebuah pertanyaan Kenapa Harus Ada Presiden, sesuai dengan tema kontes yang difasilitasi oleh Ketua @ridwant pada komunitas Steem Indonesia.

Apa Makna Pemilihan Kepala Negara?

Pemilihan kepala Negara atau di Indonesia disebut Pemilu Presiden adalah bentuk pengakuan terhadap kekuasaan dan kedaulatan rakyat dalam menjalankan sistem demokrasi. Sebuah sistem pemerintahan paling popular yang dianut banyak Negara di dunia.

Di Indonesia, kepala Negara dipilih rakyat secara langsung sejak Pemilu 2004, artinya telah 4 kali warga Indonesia memilih langsung presidennya, terakhir Pemilu 2019. Sebelumnya, Presiden Indonesia dipiliih oleh anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dalam sidang umum usai Pemilu yang digelar hanya untuk mencoblos Partai.

Pemilu di desa Nusa1.JPG Suasana hari pencoblosan suara dalam Pemilu serentak 2019 di Gampong Nusa, Aceh Besar. Foto: dok pribadi

Saya menilai pemilihan presiden secara langsung lebih demokratis. Memilih sesukanya calon yang diusung partai untuk memimpin Negara, setelah menilai dengan baik masing-masing figur yang ditawarkan, kekurangan maupun kelebihannya.

Makna pemilihan kepala Negara adalah menentukan pemimpin yang mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Masyarakat selalu menaruh harapan besar dalam setiap Pemilu Presiden di Indonesia. Menginginkan pemimpin yang terpilih dapat membawa perubahan, mampu menyejahterakan mereka, mampu membawa Indonesia maju, mengentaskan kemiskinan, hingga dapat menumpas korupsi yang makin merajalela di Nusantara.

Di sisi lain, secara kritis saya menilai sistem pemilihan presiden langsung di Indonesia saat ini belum sepenuhnya mewakili suara rakyat. Karena sejatinya, warga tidak memilih secara bebas presiden yang diinginkannya, tetapi memilih presiden yang ditetapkan oleh partai yang punya suara besar.

Saya tak ingin membahas lebih jauh hal ini, apa pun caranya pemilihan presiden adalah bentuk menjalankan konstitusi bernegara dengan harapan hadirnya pemimpin yang terbaik bagi rakyat.

WhatsApp Image 2019-04-17 at 12.45.25.jpeg

WhatsApp Image 2019-04-17 at 12.45.25 (2).jpeg

Kenapa Presiden Harus Ada?

Ini pertanyaan sederhana yang sulit mendeskripsikan jawabannya. Saya mencoba memulai hal sederhana tentang makna pemimpin, karena presiden adalah pemimpin Negara.

Dalam Islam (agama saya), semua manusia sejatinya adalah pemimpin. Sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW dalam hadistnya: Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang dipimpin. Penguasa yang memimpin rakyat banyak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, setiap kepala keluarga adalah pemimpin anggota keluarganya ... (Hadist riwayat Al-Bukhari). Sumber

Hadist tersebut berkaitan erat dengan Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 30, tentang kisah saat penciptaan Nabi Adam AS sebagai manusia pertama sekaligus khalifah di muka bumi. Tafsirnya lihat di sini.

Pemilu di desa Nusa2.JPG Suasana hari pencoblosan suara dalam Pemilu serentak 2019 di Gampong Nusa, Aceh Besar. Foto: dok pribadi

Banyak ayat dalam Al-Qur’an dan Hadist yang memaknai manusia sebagai khalifah atau pemimpin, dari pemimpin keluarga sampai pemimpin Negara. Ini adalah hal wajib dalam kehidupan manusia, dulu dan kini.

Dalam lingkup Negara di masa kini, pemimpin dibutuhkan untuk mengatur rakyatnya sekaligus mencerminkan kedaulatan Negara dan bangsa. Mereka dipilih rakyat secara langsung maupun tidak langsung, dengan berbagai sistem pemerintahan.

Presiden sebagai pemimpin pemerintahan harus ada, karena menjadi syarat mutlak sebuah Negara berdaulat dalam dunia modern saat ini. Tugasnya menjalankan amanah rakyat, untuk menjalankan roda pemerintahan, menjaga keutuhan berbangsa dan bernegara, hingga menjadi wakil Negara dalam urusan-urusan di kancah Internasional, dan lain sebagainya. ‘Artinya tak ada Negara tanpa presiden.’

Bagaimana Kriteria Seorang Presiden yang Saya Sukai?

Banyak hal yang dituntut rakyat kepada presiden dalam memimpin Negara, umumnya berkaitan dengan kesejahteraan dan kemakmuran. Ini tak hanya di Indonesia, tapi juga Negara-negara lainnya di seluruh dunia. Semakin banyak tuntutan yang muncul di media massa maupun media sosial, mencerminkan semakin tak sejahtera rakyat, berdampak pada semakin tak disukainya seorang presiden.

Pemilu Presiden 2019.jpeg Panitia pemilihan menghitung suara saat Pemilu Presiden 2019 di Aceh Besar. Foto: dok pribadi

Sebagai warga Indonesia, saya menyukai presiden seperti harapan rakyat pada umumnya dengan kriteria sebagai berikut:

Jujur dan adil
Jujur berarti tak suka berbohong, apa yang diucapkannya sesuai dengan tindakannya hingga menepati janji (termasuk saat kampaye) kepada rakyatnya. Sementara berlaku adil adalah sikap tak membeda-bedakan status rakyatnya, kendati berbeda suku, agama, ras maupun pilihan politk dan partai.

Peduli rakyat dan amanah
Pemimpin harus mempunyai kepedulian kepada rakyat secara umum, tak hanya golongan tertentu. Setiap kebijakan yang dilahirkan harus mampu membawa kesejahteraan bagi seluruh rakyat, bukan untuk segelintir orang. Amanah berarti mampu menjalankan segala harapan rakyat sebagai cita-cita Negara yang dimandatkan kepada presiden

Cakap dan berani
Cakap tak sekadar pintar, tapi lebih dari itu. Pemimpin yang cakap dan berani adalah yang mampu mencari solusi atas berbagai persoalan bangsa saat ini, seperti; perpecahan masyarakat, kemiskinan, kerusakan lingkungan, terorisme, narkoba, hingga menjaga kedaulatan dari ancaman asing.

Presiden Ri dari masa ke masa (Frame).jpg sumber

Sepanjang sejarah Indonesia sejak merdeka pada 17 Agustus 1945, sudah tujuh presiden memimpin Negara. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan, masing-masing disukai dan dibenci rakyatnya. Dan dalam kehidupan berdemokrasi, perbedaan selalu ada sampai kiamat.

Pemilu Presiden 2024, rakyat Indonesia akan memilih presiden baru, siapa yang paling disukai rakyat? Kita tunggu saja tanggal mainnya, semoga siapa pun yang terpilih akan mampu membawa Indonesia lebih maju.

Demikian ulasan saya, semoga berkenan. []

Saya mengundang sahabat senior yang sangat paham tentang topik ini; @zainalbakri, @ayijufridar dan @amryksr

garis steem.jpeg

Salam literasi
@abuarkan

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  
Loading...

Penyelenggaraan pemilu yang bebas dan berkala menjadi prasyarat sistem politik demokrasi, karena pemilu merupakan salah satu sarana kedaulatan rakyat di mana rakyat dapat memilih wakil dan pemimpin mereka untuk menjalankan pemerintahan.

Terdapat beberapa pilar yang menjadi prasyarat berjalannya sistem politik demokrasi, yaitu: Adanya penyelenggaraan pemilu yang bebas dan berkala. Adanya pemerintahan yang terbuka, akuntabel dan responsif serta adanya perlindungan terhadap hak asasi manusia.

Benar bang, terima kasih telah berkunjung dan sharing pengetahuannya. 👍🙏

Terima kasih @abuarkan sudah mengundang saya meramaikan diskusi dalam topik ini. Insya Allah saya usahakan bisa mengikutinya.

Thanks bang. 🙏

Saban-sama @abuarkan.