Lebih 500 tahun lalu, Tradisi Seumuleung (menyuapi) Raja Daya hidup di tengah-tengah warga kawasan Kecamatan Lamno, Aceh Jaya, Provinsi Aceh, Indonesia. Adat ini masih terjaga hingga kini, digelar setahun sekali bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha atau sekitar tanggal 10 sampai 15 Zulhijah dalam penanggalan tahun Hijriah.
Raja Daya, Teuku Saifullah saat membacakan amanatnya dalam Tradisi Seumuleung
Akhir Juli 2023 lalu, saya bertemu Teuku Meidi di sebuah warung kopi kawasan Beurawe, Banda Aceh, dia kawan lama pernah satu kampus dulunya, dan sudah lama tak bersua. Saat jumpa, kami bicara banyak soal aktivitas masing-masing saat ini.
Satu bahasan membuat saya menarik, soal Tradisi Seumuleung di Aceh Jaya. Dia yang mengaku sebagai salah satu keturunan sultan-sultan Aceh dulunya, pernah ikut dalam prosesi adat itu, termasuk yang terakhir digelar pada akhir Juni 2023 atau bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha 1444 H.
Saya pernah melihat secara langsung tradisi ini sekitar 11 tahun lalu untuk kepentingan peliputan dan menulis di media tempat bekerja. Saya mencoba menceritakan kembali untuk ambil bagian dalam Contest ! Unique Traditions of Indigenous Peoples in My Country (region) - Part-12, yang diinisiasi oleh ketua @ridwant.
Raja Daya, Teuku Saifullah saat membacakan amanatnya dalam Tradisi Seumuleung
Berikut kisah Tradisi Seumuleung: |
---|
Beberapa hari sebelum kegiatan berlangsung, saya telah mendapat undangan peliputan dari panitia. Tiba hari yang dimaksud pada 28 Oktober 2012 atau hari keempat Idul Adha 1433 Hijriah, saya telah bersiap sejak pagi untuk menempuh perjalanan sejauh 80 kilometer atau 2 jam dari Banda Aceh ke lokasi Tradisi Seumulueng (disebut) di alun-alun Astaka Diraja Pantai Kuala Daya, Lamno, Aceh Jaya.
Pemandangan indah di lokasi
Sekitar pukul 10.00 WIB, saya tiba di bekas pusat Kerajaan Daya yang menghadap laut berhias bukit-bukit. Seribuan orang telah datang ke sana, beberapa tenda didirikan untuk menampung tamu lengkap dengan tenda tempat singgasana raja yang berhias dominan kuning. Terlihat sejumlah keturunan raja memakai baju adat kebesaran negerinya di masa lalu.
Alun-alun itu adalah sebidang tanah datar di kaki bukit kecil yang menjorok ke laut, pantainya berbatas batu-batu besar pemecah ombak. Di atas bukit bersemayam jasad pendiri Negeri Daya, Sultan Salatin Alaidin Riayat Syah yang bergelar Po Teumuereuhom Daya yang dinobatkan sebagai penguasa di sana pada Idul Adha tahun 1480 Masehi.
Makam pendiri Kerajaan Daya
Prosesi penobatan inilah yang dikenang oleh generasi selanjutnya, saat Po Teumuereuhom Daya disuapi para tetua negeri, sambil menikmati aneka makanan bersama warga dan kerabatnya. Kini setelah Negeri Daya tak lagi punya kuasa, para keturunan mereka merawat Tradisi Seumelueng sebagai pengingat atas asal usul mereka.
Tradisi yang Unik |
---|
Para tamu undangan semakin banyak datang ke alun-alun Astaka Diraja Pantai Kuala Daya Lamno, Aceh Jaya, menjelang Zuhur. Sebagian pejabat kabupaten dan provinsi, mereka duduk di kursi-kursi. Di tenda utama, segala perlengkapan Tradisi Seulumeung telah disiapkan seperti ragam menu makanan, hingga dedaunan untuk peusijuek. Semuanya diambil dari tanah-tanah dan laut sekitar Kerajaan Daya.
Sebentar lagi prosesi utama dimulai, Raja Daya akan disuapi oleh para tetua dan tokoh. Raja Daya saat itu adalah Teuku Saifullah, keturunan ketigabelas (13) pendiri Negeri Daya, telah duduk di tempatnya. Dia diapit Panglima Abdurrahman sebagai keturunan kesebelas (11) dari Panglima Besar Kerajaan Daya dulunya.
Usai Zuhur, satu persatu tamu kehormatan naik ke balai utama, mereka terdiri dari: pemangku adat, ulama, hakim kerajaan, para penasihat, bahkan pejabat pemerintahan Provinsi Aceh dan Kabupaten Aceh Jaya. Hadir juga tiga raja kecil masing-masing disebut sebagai Raja Lamno, Raja Kuala Unga dan Raja Keuluang, semuanya dianggap berada dalam wilayah Negeri Daya.
Tradisi Seumuleung atau menyuapi
Setelah pembacaan doa, khadam membuka bungkusan hidangan, mencuci tangannya lalu menyuapkan nasi ke mulut Raja Daya, Teuku Saifullah. Inilah yang disebut Seumuleung sebagai tradisi. Makanan selanjutnya adalah kue-kue seperti bulukat dan lainnya dicicipi raja.
Raja Saifullah kemudian berdiri membacakan amanat Kerajaan Daya dalam bahasa daerah. Artinya kira-kira: Pada hari ini kita mengingat hari berdirinya Negeri Daya oleh Sultan Salatin Alaidin Riayat Syah pada 1480 Masehi, kita merayakannya setiap Hari Raya Idul Adha. Semua kira wajib selalu Negeri Daya baik di bidang agama, adat istiadat dan memakmurkan negeri dengan sawah, kebun dan laut.
Banyak lainnya isi amanat yang dibacakan. Setelah selesai, para tamu mengambil makanan menyantap bersama. Saya ikut serta memakan bulukat takeh, makanan beras ketan dengan selai.
Membasuh muka di makam lelulur
Usai prosesi Seumuleung, acara berlanjut dengan ziarah ke makam pendiri Raja Daya dan sebagian keturunannya yang terletak di atas bukit. Ada sepuluh raja terdahulu yang dimakamkan di sana. Makam terawat dengan baik sebagai salah satu situs sejarah Aceh. Ziarah disertai dengan membasuh muka di makam leluhur dengan air dari guci peninggalan Negeri Daya, bersumber dari mata air di atas bukit.
Setelah diskusi para pemuka, salah satunya membahas upaya melestarikan Tradisi Seumuleung di kemudian hari, doa-doa dilafalkan sebagai penutup berharap warga yang hidup di bekas Negeri Daya makmur sejahtera. []
Saya mengajak serta rekan-rekan; @munaa, @bukutaqin dan @cymolan untuk ambil bagian dalam kontes menarik ini.
Note: |
---|
- Semua foto saya ambil saat meliput Tradisi Seumuleung pada 28 Oktober 2012
- Raja Daya saat ini (2023) masih dijabat oleh Teuku Saifullah
Salam literasi
@abuarkan
Terima kasih atas undangannya.
Apakah publish sudah lancar? Saya kok belum bisa ya
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Lancar sudah kawan... Kami sepertinya aman2 saja
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Sudah bisaa. Tadi dapat saran dari pak @radjasalman.
Posting separo dulu, lalu edit dan paste.
Sepertinya tulisan saya kepanjangan.
Terima kasih tanggapannya. Sehat selalu pak! Enjoy contest!!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Sudah banyak yang mengeluh susah posting akhir -akhir ini, Alhamdulillah sejak menggunakan trik ini semua sudah lancar kembali menulis
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Alhamdulillah. Senang akhirnya bisa bAlik lagi.
Memang penyebab down kali ini apa ya pak? Saya cukup kebingungan mencari kabar atau informasi lengkapnya di mana
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Biasanya karena ada update algoritma
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Terima kasih telah menuliskan adat unik ini. Tulisannya cukup detail dan rinci. Apalagi juga mudah dibaca dan dipahami 👍
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Thanks kawan atas dukungannya. Sukses selalu
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit