Halo Sahabat Stemians...
Setelah memimpin prosesi akad nikah biasanya saya memberikan nasehat untuk kedua mempelai yang telah sah sebagai sepasang suami istri sebagai bekal mereka membina keluarga yang bahagia dalam nasehat tersebut sering saya Gambarkan bahwa menikah itu ibarat membuat sebuah perahu atau Biduk yang akan mengarungi lautan yang sangat jauh dan sangat luas dan nahkoda dari perahu tersebut adalah seorang suami
Tugas utama suami adalah memastikan dirinya dan seluruh penumpang dalam kapal tersebut yaitu istri dan anak-anaknya kelak selamat sampai ke tujuan yaitu mereka semua dapat masuk ke dalam surga karena saya sering memberi gambaran bahwa seorang suami atau sebuah rumah tangga baru dianggap sukses bila dapat berkumpul kelak di surga Bukan Hanya mereka selamat dan berkumpul di dunia saja ini merupakan visi berkeluarga dalam Islam
Saya sering mengingatkan suami dan istri sebagai nahkoda dan penumpang dari sebuah kapal yang bernama rumah tangga bahwa perjalanan mereka mengarungi lautan atau samudra yang sangat luas yang bernama Kehidupan bukanlah perjalanan yang mudah pasti ada ombak besar yang Menghadang pasti akan ada badai dalam perjalanan mereka mengarungi rumah tangga maka di sinilah dituntut kepiawaian seorang nahkoda untuk memastikan kapalnya dapat selamat sampai ke sebuah pulau impian yang mereka tujuh yang bernama surga
Dalam menghadapi kerasnya tantangan dan rintangan dalam membina rumah tangga yang bahagia saya ibaratkan seperti badai yang menghempas perahu di tengah Samudra maka selalu saya ingatkan kepada kedua mempelai agar Apapun yang terjadi mereka tetap berada di kapal dan tidak loncat ke laut artinya Apapun yang terjadi Jangan pernah mengambil keputusan untuk bercerai seberat apapun masalah yang terjadi di dalam rumah tangga pasti ada solusinya Silakan cari solusi secara bersama-sama atau boleh melibatkan orang lain yang dapat dipercaya sebagai konselor
Untuk mengarungi lautan yang sangat jauh dan luas tentu saja kapal rumah tangga tersebut membutuhkan bahan bakar yang menurut saya itu komitmen dan cinta dari kedua mempelai komitmen sangat diperlukan agar mereka tidak melupakan janji dan cinta suci yang telah diucapkan sebelumnya di sini juga seorang suami selaku nahkoda dituntut ke piawaiannya dalam mengendalikan penduduk rumah tangga tersebut agar dapat selamat sampai tujuan agar mereka bahagia Dunia Akhirat
Dibutuhkan komitmen untuk saling menguatkan saling mencintai saling mendukung saling memberi diantara kedua pasangan karena ketika satu pihak lemah maka pihak lain datang menguatkan ketika satu pihak merasa pasangannya menghargai mencintai dan memberikan dukungan yang kuat maka itu akan menjadi energi positif yang sangat besar dalam mengarungi rumah tangga menuju rumah tangga yang bahagia dan sejahtera yang diimpikan oleh semua orang.
Berlanjut....
10% Reward Untuk Mendukung Komunitas via @steem-nations |
---|