Apakabar rekan steemians?
Kelengkeng muda di ujung dahan
Kali ini saya ingin berbagi cerita. Cerita tentang pohon kelengkeng. Di platform ini juga sebulan bulan lalu, saya sudah bercerita tentang kelengkeng. Saat itu, postingan saya terkait dengan buah kelengkeng yang makin lelat. Kemudian saya membungkusnya. Supaya tidak diganggu tupai dan kalong. Sudah cukup lama proses ini berlangsung. Gangguan alaminya adalah kedua jenis binatang pengerat itu.
Setelah enam pekan kemudian. Ketika kami tiba kembali di rumah, usai pulang liburan, semua menjadi bumerang. Hasilnya semua kelengkeng yang sudah dibungkus rapi, tak ada lagi isinya. Hanya tinggal kulit saja. Selebihnya, ampas. Pelakunya adalah kalong. Ini sudah rutin terjadi. Asalkan buahnya jauh di ujung dahan, meski dibungkus tapi, tetap tak bisa dipanen.
Duluan dimakan kalong. Ini sudah kejadian berulang kali. Makanya, sangat paham dengan sikon tersebut. Akibatnya, saya ambil keputusan paling ekstrem. Potong. Tidak ada ampun lagi. Semua dahan yang ditinggal ditebang. Tinggal dahan-dahan yang rendah saja. Kenapa begitu? Terbukti di dahan yang rendah, buahnya selamat. Bisa dipanen.
Hanya ini kelengkeng yang selamat dari cengkraman kalong
Ini salah satu tandan (siwalan) yang selamat dari kepungan tupas dan kalong. Kenapa yang ini bisa selamat. Bungkusannya juga lebih tebal dan dahannya sedikit di bawah. Bukan di ujung dahan tinggi. Kalau yang tinggi, jangan harap bisa selamat. Kondisi yang seperti ini tentu tak mengenakkan. Capek dan lelah masih membekas. Tapi, meski tinggal satu tandan saja, ini sudah cukup menjadi penghapus lelah.
Apalagi, buahnya juga cukup manis dan tebal.
Dua pekan kemudian, saya mengambil kesimpulan. Pruning saja. Itu bahasa pertaniannya. Bahasa petaninya potong dahan. Akhirnya saya pun dengan hati "terluka", terpaksa harus memotong bin memangkas semua dahan yang tinggi. Berharap, bisa tumbuh lagi suatu hari nanti. Kalau sudah tumbuh, saya sudah punya rencana lain.
Ditebang lagi? Tentu bukan. Saya akan bikin dahanya turun ke bawah. Caranya, tunggu saja tanggal mainnnya. Saya akan publikasi dan posting di sini juga. Insya Allah. Semoga dalam kondisi sehat dan selalu penuh semangat. Sehingga bisa berkebun tanpa taksa (ragu).
Untuk menebang pohon ini, saya memanjat. Membawa gerjang paling ringat. Hasilnya bisa kita lihat seperti foto-foto di atas. Saya mengambilnya beberapa saat setelah batang kelengkeng ditebang. Sehingga dahan-dahannya menutup semua pekarangan samping. Sungguh melelahkan jika cuma melihat saja. Tapi, dia akan cepat bersih, ketika tangan sudah bergerak. Sebab, kalau cuma mata yang melihat, maka semua tak akan selesai.
Tetapi ketika tangan dan kaki sepakat bergerak, dahan-dahan yang berserak langsung berpindah tempat. Sebelum semuanya bersih, saya pun mengabadikan beberapa tandan kelengkeng muda. Melihat ini bisa mewek rasanya. Buahnya segar-segar. Seharusnya diberi waktu barang satu bulan lagi, maka dia bisa panen. Tapi apa daya, dari pada berakhir kecewa, maka saya tebang saja.
Sebab, saya sudah pengalaman. Jika tandannya di atas, dan ujung dahan, maka itu jatah kalong. Bakal buahnya tak perlu dibungkus sedemikian rupa. Karena, ujung-ujungnya kalong juga yang berpesta pora di atas derita hari saya. Makanya, saya pun tak membiarkan kalong menikmati. Lalu saya tebang dahannya. Sembari berharap, pada suatu hari nanti akan tumbuh lagi.
Jadi ada ambiguitas di sini. Pertama, saya potong dahan bukan untuk panen kelengkengnya. Tapi, dahan kelengkeng saya tebas untuk tumbuh baru. Panen kemudian. Terima kasih atas waktu anda.
You've got a free upvote from witness fuli.
Peace & Love!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Thank you..
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit