KONSEP KEBAHAGIAAN YANG DI PROMOSIKAN SOSIAL MEDIA

in hive-136769 •  last month 

638e0d3f8cee32314161765b_Desain tanpa judul.webp

Bagaimana sosial media mempromosikan konsep kebahagiaan ?

Masyarakat saat ini bernafaskan sosial media sebagaimana kehidupannya siang dan malam, sehingga banyak konsep dan nilai yang di adopsi melalui sosial media, baik dalam kehidupan maupun dalam berhubungan. Iklan yang mempromosikannya akan menemukan bahwa konsep kebahagiaan itu menyimpang, salah, dan tidak lengkap. Kebahagiaan selalu di promosikan melalui tiga cara; baik melalui perolehan materi, pengalaman mewah, atau pada pencapaian individu.

Memperoleh materi merupakan salah satu penyebab kebahagiaan, hal ini di wujudkan melalui kehidupan mewah, seringnya berpergian, mengendarai kendaraan mewah, memakai pakaian mahal, atau tinggal di rumah yang megah. Artinya kebahagiaan di kaitkan dengan hal-hal berharga dan mahal, seolah-olah seseorang yang berpenghasilan rata-rata tidak bahagia.

Kedua, kebahagiaan sering kali di promosikan melalui pengalaman mewah seperti berpergian ke tempat yang unik, makan di restoran mewah, atau berfoto bersama selebriti, seolah-olah orang yang tidak hidup dengan unik, dia tidak bahagia, orang yang menyukai ilmu pengetahuan dan membaca, ilmu pengetahuan tidak membahagiakan, atau orang yang memiliki hobi yang di tekuninya seolah-olah tidak bahagia. Promosi kebahagian semacam ini sangat terdistorsi.

Ketiga, kebahagiaan kadang di promosikan dengan pencapaian individu seperti memperoleh promosi dalam pekerjaan, mencapai tujuan atletik, atau memusatkan perhatian pada dirinya sendiri dan mendahulukan nya di atas orang lain dalam segala keadaan, bahkan mendahulukan diri sendiri di atas orang tua, dan keluarga.

Mempromosikan tubuh yang ideal, bentuk yang menarik, senyuman yang sempurna, sehingga orang yang melihatnya membenci tubuhnya sendiri, meragukan kecantikannya, dan ingin menjadi seperti apa yang di lihatnya. Segala sesuatu yang di promosikan menjadi sempurna, itulah sebabnya kita melihat selebriti selalu menunjukan mereka tersenyum, tertawa, atau menyambut penggemarnya seolah-olah seluruh hidup mereka dalam kesempurnaan.

Sedangkan untuk iklan, jika kita cermati, kita akan menemukan bahwa mereka fokus pada pengembangan produk yang mereka promosikan dengan konsep kebahagiaan. Selebriti biasanya mempromosikan produk mereka dengan memakai produk tersebut dan menyampaikan dengan perasaan gembira kepada pengikutnya, bahkan jumlah pengikut juga di kaitkan dengan konsep kebahagiaan, seolah-olah semakin banyak pengikut yang dia miliki semakin dia bahagia.

Sarana sosial media sering kali berfokus pada kebahagiaan bersifat langsung dan sementara, bukan kebahagiaan permanen, sehingga para pengikut yang terpengaruhi oleh konsep ini mulai merasa tidak mampu dan cemas dengan sistem dan prinsip yang memandang kebahagiaan sebagai sesuatu yang bersifat sementara dan tidak permanen, bahwa kebahagian ada pada hal-hal materi bukan pada moral, bahwa kebahagian ada pada sesuatu yang mahal bukan pada yang dibutuhkan seseorang, dan bahwa kebahagian datang dari luar bukan dari dalam.

Konsep trilogi inilah yang telah mengubah persepsi kebahagiaan sejati yaitu bahwa; kebahagiaan datang dari dalam bukan dari luar.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!