Di sebuah sekolah dasar bernama SD Negeri 2 Matang Kuli, Ibu Nurma, seorang guru senior yang telah mengabdi lebih dari 15 tahun, terpilih menjadi bagian dari program Guru Penggerak. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan membangun kepemimpinan pembelajaran di sekolah.
Sebagai Guru Penggerak, Ibu Nurma tidak hanya bertanggung jawab terhadap kelasnya, tetapi juga mendampingi rekan-rekan guru lainnya. Suatu hari, Ibu Nurma ditugaskan melakukan pendampingan individu kepada seorang guru muda bernama Ibu Rina.
Ibu Rina adalah guru baru dengan semangat tinggi, namun ia sering merasa kurang percaya diri dalam mengelola kelas. Melihat hal ini, Ibu Nurma mendekati Ibu Rina dengan pendekatan yang lembut dan mendukung.
Hari Pertama Pendampingan
Di ruang guru yang sederhana, Ibu Nurma memulai percakapan hangat dengan Ibu Rina. "Bu Rina, apa yang menjadi tantangan terbesar dalam mengajar di kelas?" tanya Ibu Nurma.
Ibu Rina menceritakan bahwa ia sering kesulitan mengelola siswa yang aktif dan memastikan semua siswa memahami materi. Mendengar hal itu, Ibu Nurma memberikan penguatan, "Semua guru pasti pernah merasa seperti itu di awal. Yang penting adalah kita mau terus belajar dan mencoba."
Observasi dan Refleksi
Keesokan harinya, Ibu Nurma masuk ke kelas Ibu Rina untuk mengamati proses pembelajaran. Ia mencatat hal-hal positif, seperti cara Ibu Rina menjelaskan materi dengan suara jelas dan penggunaan media pembelajaran yang menarik. Namun, ia juga mencatat area yang perlu ditingkatkan, seperti pengelolaan waktu dan strategi menangani siswa yang sulit diatur.
Setelah kelas selesai, mereka duduk bersama untuk refleksi. Ibu Nurma menyampaikan apresiasi, "Bu Rina, saya suka cara ibu menjelaskan materi. Tapi, mungkin kita bisa coba strategi baru untuk mengatur siswa yang terlalu aktif. Bagaimana kalau kita terapkan metode diskusi kelompok kecil?"
Pendampingan Berkelanjutan
Dalam beberapa minggu berikutnya, Ibu Nurma dan Ibu Rina rutin berdiskusi dan mencoba metode baru. Ibu Nurma memperkenalkan strategi seperti penggunaan reward untuk siswa yang berperilaku baik, membuat rencana pembelajaran yang lebih detail, dan melibatkan siswa dalam permainan edukatif.
Setiap akhir minggu, mereka berdiskusi untuk mengevaluasi hasilnya. Perlahan, kepercayaan diri Ibu Rina mulai tumbuh. Ia merasa lebih mampu mengendalikan kelas dan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Hasil dan Dampak
Setelah beberapa bulan, perubahan mulai terlihat. Siswa di kelas Ibu Rina menjadi lebih aktif belajar, dan suasana kelas lebih tertib. Ibu Rina juga mulai membantu rekan-rekan guru lainnya, berbagi pengalaman dan metode yang ia pelajari dari pendampingan bersama Ibu Nurma.
Bagi Ibu Nurma, mendampingi Ibu Rina adalah kebahagiaan tersendiri. "Ini adalah salah satu wujud dari menjadi Guru Penggerak," katanya. "Bukan hanya membawa perubahan dalam diri kita, tetapi juga membantu orang lain tumbuh dan berkembang."
Pendampingan ini menjadi bukti bahwa kolaborasi, bimbingan, dan semangat untuk belajar adalah kunci untuk menciptakan pendidikan yang lebih baik di SD Negeri 2 Matang Kuli.
Di sebuah sekolah dasar bernama SD Negeri 2 Matang Kuli, Ibu Nurma, seorang guru senior yang telah mengabdi lebih dari 15 tahun, terpilih menjadi bagian dari program Guru Penggerak. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan membangun kepemimpinan pembelajaran di sekolah.
Sebagai Guru Penggerak, Ibu Nurma tidak hanya bertanggung jawab terhadap kelasnya, tetapi juga mendampingi rekan-rekan guru lainnya. Suatu hari, Ibu Nurma ditugaskan melakukan pendampingan individu kepada seorang guru muda bernama Ibu Rina.
Ibu Rina adalah guru baru dengan semangat tinggi, namun ia sering merasa kurang percaya diri dalam mengelola kelas. Melihat hal ini, Ibu Nurma mendekati Ibu Rina dengan pendekatan yang lembut dan mendukung.
Hari Pertama Pendampingan
Di ruang guru yang sederhana, Ibu Nurma memulai percakapan hangat dengan Ibu Rina. "Bu Rina, apa yang menjadi tantangan terbesar dalam mengajar di kelas?" tanya Ibu Nurma.
Ibu Rina menceritakan bahwa ia sering kesulitan mengelola siswa yang aktif dan memastikan semua siswa memahami materi. Mendengar hal itu, Ibu Nurma memberikan penguatan, "Semua guru pasti pernah merasa seperti itu di awal. Yang penting adalah kita mau terus belajar dan mencoba."
Observasi dan Refleksi
Keesokan harinya, Ibu Nurma masuk ke kelas Ibu Rina untuk mengamati proses pembelajaran. Ia mencatat hal-hal positif, seperti cara Ibu Rina menjelaskan materi dengan suara jelas dan penggunaan media pembelajaran yang menarik. Namun, ia juga mencatat area yang perlu ditingkatkan, seperti pengelolaan waktu dan strategi menangani siswa yang sulit diatur.
Setelah kelas selesai, mereka duduk bersama untuk refleksi. Ibu Nurma menyampaikan apresiasi, "Bu Rina, saya suka cara ibu menjelaskan materi. Tapi, mungkin kita bisa coba strategi baru untuk mengatur siswa yang terlalu aktif. Bagaimana kalau kita terapkan metode diskusi kelompok kecil?"
Pendampingan Berkelanjutan
Dalam beberapa minggu berikutnya, Ibu Nurma dan Ibu Rina rutin berdiskusi dan mencoba metode baru. Ibu Nurma memperkenalkan strategi seperti penggunaan reward untuk siswa yang berperilaku baik, membuat rencana pembelajaran yang lebih detail, dan melibatkan siswa dalam permainan edukatif.
Setiap akhir minggu, mereka berdiskusi untuk mengevaluasi hasilnya. Perlahan, kepercayaan diri Ibu Rina mulai tumbuh. Ia merasa lebih mampu mengendalikan kelas dan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Hasil dan Dampak
Setelah beberapa bulan, perubahan mulai terlihat. Siswa di kelas Ibu Rina menjadi lebih aktif belajar, dan suasana kelas lebih tertib. Ibu Rina juga mulai membantu rekan-rekan guru lainnya, berbagi pengalaman dan metode yang ia pelajari dari pendampingan bersama Ibu Nurma.
Bagi Ibu Nurma, mendampingi Ibu Rina adalah kebahagiaan tersendiri. "Ini adalah salah satu wujud dari menjadi Guru Penggerak," katanya. "Bukan hanya membawa perubahan dalam diri kita, tetapi juga membantu orang lain tumbuh dan berkembang."
Pendampingan ini menjadi bukti bahwa kolaborasi, bimbingan, dan semangat untuk belajar adalah kunci untuk menciptakan pendidikan yang lebih baik di SD Negeri 2 Matang Kuli.
Cerita yang sangat panjang....
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Alhamdulillah. Biar punya cerita bagi kawan2x yang lain.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Baik 👍
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Terima kasih atas supportnya swlama ini. Sukses selalu buat @steem-wariors
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Terimakasih juga , sama-sama kita sukses di tahun 2025 semoga saja ♥️🤲@whalewinners
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Terimakasih y
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit