The Diary Game (Sabtu 03 Agustus 2024)- Pelajaran Penting dari Anak-Anak

in hive-139765 •  4 months ago 

FEBB863F-74E6-432B-986C-A595DFE20A36.jpeg

Setelah kepulangan rihlah Abu MUDI dari Thailand, kini pengajian subuh di mesjid poe teumeureuhom telah aktif kembali. Itu artinya tidak ada kegiatan lain yang lebih oenying untuk dilakukan setelah subuh, setidaknya bagi saya pribadi. Terlepas jika beberapa kali memang tidak sempat mengikutinya karena memang ada alasan yang tidak bisa dihindarkan.

Setelah mengikuti pengajian subuh, saya melakukan beragam kegiatan lainnya di pondok pesantren, baik di kantor LBM muapun di kamar. Setelah kelar dengan aktivitas itu, setelah siang, saya beristirahat kembali.

Jam ngopi hari ini sedikit bergeser. Setelah salat asar, saya menuju ke Fuaddi Coffee, salah satu tempat dimana saya menikmati hidup hampir setiap hari.

Di Fuaddi Coffee, tentu lebih dari sekedar bagi saya. Ngopi bukan juga berarrti santai. Salah satu kegiatan lain yang tuntas saya geluti pada saat itu adalah meraja'ah turats. Tentunya itu sebagai modal saya untuk mengajar nanti malam setelah acara TPA. Saat azan magrib berkumandang bersamaan dengan tutupnya warkop, saya pulang ke rumah.

2FDFA8CF-7CE5-43C5-888A-448A3F40DB5F.jpeg

Meninggalkan Fuaddi Coffee Saat Magrib

Malam harinya, saya menjalankan tanggung jawab yang telah diembankan oleh lembaga; notulensi cabang fahmil kutub di TPA desa mideun jok. Sebelum menuju ke tempat acara, setelah magrib saya waktu sekitar satu jam lebih untuk melakukan kegiatan lainnya.

Oleh karena waktu kosong, kitab Gayah Wusul karya syekh Zakaria al-Anshori kembali saya geluti. Ada banyak ilmu yang saya dapat tentunya. Mungkin, membaca karya Zakaria al-Anshari tak sama halnya membaca buku yang bisa khatam dalam satu dua hari. Kental serta saratnya satra tulisannya membuat saya harus baca berulang kali dalam satu halaman.

48C72887-24D8-4490-A51E-9C8347902131.jpeg

momen dalam kamar membaca karya Syekh Zakaria Al-Ansharo

Sekitar jam 22:00 barulah menuju ke menasah mideun jok untuk menjalankan tugas sebagai pencatat nilai lomba fahmil kutub antar di desa. Banyak banyak hal yang membuat saya tertarik untuk mengikuti acara ini, selain karena kewajiban berhadir tentunya.

momen saat acara berlangsung.

Lomba bertingkat TPA bukanlah kompetensi bertaraf elit, tapi bukan artinya ia tanpa nilai. Semua kita yang telah hebat hari ini berawal dari sini: tangga dasar. Banyak pengalaman yang bisa kita putar kembali lewat penyaksian kegiatan semacam ini. Sehingga pelajaran positif yang kita imani dulu bisa ditelurkan dikemudian hari kepada anak-cucu kita.

📷 PicturePhotography
ModeliPhone 7 plus
iOs15it
Camera usedHandphone
Photographer@joel0
LocationAceh
EditlnCollage

20210602_110118.png

Best Regard @joel0

20210602_110143.png

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Beautiful reflection on your day, Joel! It's heartwarming to see how you balance spiritual growth, personal development, and community service. Your dedication to passing on positive lessons to future generations is truly inspiring. Keep shinning 🌟

Thank you very much. This is difficult because it is my moral responsibility towards the people who have given me life. these are nothing extraordinary to me when compared with what I have received today.

May God bless you and your loved ones with eternal happiness and may your life be filled with success and prosperity.✨

Loading...

Screenshot (2151).png

Thank you very munch