Malam itu, suasana di balai pengajian begitu tenang. Hanya ada cahaya lampu neon yang menerangi ruangan sederhana dengan lantai keramik yang bersih. Anak-anak dan jamaah sudah pulang, meninggalkan suasana hening yang hanya ditemani bunyi jangkrik dan semilir angin malam.
Di atas keramik yang dingin, seekor ngegat Asota heliconia mendarat dengan anggun. Sayapnya yang bercorak indah tampak mencolok di bawah sorotan lampu, perpaduan warna kuning dan cokelatnya seperti lukisan alam yang hidup. Ngegat itu tampak tenang, seolah menikmati momen di tempat suci ini.
Pak Hasan, penjaga balai pengajian, memperhatikan ngegat itu saat hendak mematikan lampu. Ia tersenyum kecil, merasa ada yang istimewa dengan kehadiran serangga malam itu. Dalam hati, ia teringat cerita orang tua dulu yang mengatakan bahwa kedatangan ngegat sering dianggap membawa pesan atau berkah terselubung.
"Ngegat ini cantik sekali," gumam Pak Hasan sambil jongkok, memperhatikan lebih dekat. Ia tidak ingin mengusiknya, hanya kagum pada keindahan ciptaan Tuhan yang sering kali terabaikan.
Angin malam semakin dingin, dan ngegat itu akhirnya mengepakkan sayapnya. Ia terbang perlahan, menghilang ke dalam gelap malam, meninggalkan kesan misterius di balai pengajian. Pak Hasan mematikan lampu, tetapi dalam hatinya, ia merasa malam itu lebih istimewa dari biasanya.
Pesan moral:
Setiap makhluk ciptaan Tuhan, sekecil apa pun, memiliki keindahan dan peran dalam kehidupan. Kadang-kadang, kehadiran mereka mengingatkan kita untuk merenungi kebesaran-Nya.
Salam saya buat bapak admin @muzack1