Ayah saya sudah berumur 84 tahun. Usianya yang sudah lanjut membuatnya rentan terhadap berbagai penyakit. Beliau sering merasa lelah, terkadang merasakan nyeri di tubuhnya dan stamina yang semakin menurun membuat aktivitas sehari-hari menjadi lebih berat. Beberapa hari yang lalu, ayah kembali merasa tidak enak badan. Badannya demam, pundaknya terasa kaku dan beliau mengeluh sakit di punggungnya. Saya sebagai anak yang selalu ingin mendampingi ayah di masa tuanya, saya merasa perlu memberikan perhatian ekstra agar beliau bisa merasa lebih baik.
Ayah adalah sosok yang sangat saya hormati dan cintai. Di masa mudanya, beliau adalah orang yang penuh semangat dan kerja keras. Beliau mengajarkan saya banyak hal, dari nilai-nilai kehidupan hingga cara menghadapi tantangan dengan tegar. Kini melihat ayah yang sudah meenua dan seringkali menderita sakit membuat hati saya terasa berat. Namun, sebagai anak saya ingin memberikan apa yang saya bisa untuk membuatnya marasa lebih nyaman dan tenang.
Saat ayah merasa tidak enak badan, saya memutuskan untuk memberinya pijatan. Saya ingat, ketika saya masih kecil dulu, ayah sering memberikan pijatan ringan pada bahu saya setelah hari yang panjang. Kini saya ingin membalas perhatian itu dengan cara yang sederhana namun penuh kasih sayang. Pijatan bagi orang tua yang sudah lanjut usia seperti ayah sangat bermanfaat, selain bisa membantu meredakan rasa sakit, pijatan juga bisa membuat tubuh lebih rileks dan aliran darah lebih lancar. Saya tahu, meskipun ayah tidak banyak mengungkapkan keluhannya, tubuhnya sering kali terasa kaku dan tegang akibat usia dan beban fisik yang sudah terlalu lama ditanggung.
Pijatan pertama yang saya lakukan adalah di bagian leher dan bahu. Saya tahu ini adalah area yang sering mengeras dan menegang setelah seharian beraktivitas, terutama di usia lanjut seperti ayah. Perlahan dengan tekanan lembut, saya mengurutkan punggung dan bahunya. Ayah terlihat lebih tenang seiring dengan pijatan yang saya lakukan. Itu enak nak, katanya pelan. Mendengar kata-kata itu, hati saya terasa lega. Saya merasa sedikit puas karena bisa memberikan sedikit kenyamanan untuknya, meskipun dalam bentuk yang sederhana.
Selanjutnya, saya melanjutkan pijatan ke kaki dan tangannya. Saya tidak terburu-buru, setiap gerakan saya lakukan dengan hati-hati. Beberapa kali saya merasa ayah mengeluarkan suara kecil seperti mengeluh, namun setelah saya perhatikan, itu justru pertanda bahwa pijatan saya mulai mengurangi ketegangan yang ia rasakan. Saya ingat, dulu ayah sering menceritakan betapa banyaknya beban fisik yang ia tanggung selama bertahun-tahun bekerja keras untuk kami. Kini tubuh yang sudah renta ini mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan yang tak bisa disembunyikan.
Selesai memijat, saya menawarkan air hangat untuknya. Ayah menerimanya dengan senyum tipis dan saya bisa melihat sedikit keceriaan yang muncul di wajah ayah. Ini adalah hal yang paling penting bagi saya. Melihat ayah merasa sedikit lebih baik dan lebih nyaman. Walaupun hanya pijatan sederhana, saya tahu bahwa ini bisa sedikit membantu meredakan ketegangan tubuhnya. Saya juga berharap pijatan ini bisa memberikan sedikit kelegaan bagi tubuhnya yang sudah mulai lelah.
Sementara ayah tertidur dengan tenang setelah pijatan, saya hanya bisa berdoa agar beliau selalu diberikan kesehatan dan kekuatan. Saya tahu, sebagai anak tidak ada yang lebih berharga selain bisa memberikan perhatian dan kasih sayang kepada orang tua. Ayah mungkin sudah lanjut usia, namun ia tetaplah pahlawan dalam hidup saya. Pijatan yang saya berikan bukan hanya sekedar bentuk perawatan fisik, tetapi juga cara saya untuk menunjukkan betapa saya mencintainya.
Salam @aril.hatake