Fiksi - Diva & Dion (4/6): Dion Membutuhkan PertolongansteemCreated with Sketch.

in hive-141434 •  last year 

Baca juga: Fiksi - Diva & Dion (3/6):Mobil Hitam yang Terparkir

pexels-cottonbro-studio-4761779.jpg

Source: Pexels


Kepalan tangan mendarat di dada dan wajah Dion. Tak hanya satu dua kali. Melainkan bertubi-tubi bergilir dari pukulan satu orang ke orang lainnya hingga enam orang. Hampir tak ada jeda yang dimiliki Dion untuk sekadar bernapas. Pergantian antara satu orang dengan orang lainnya terasa sangat cepat baginya di saat menjadi sasaran tinju mereka.

"Rasakan ini! Rasakan sialan!"

Suara-suara kepuasan melengkapi penderitaan Dion. Tubuhnya yang terlatih bela diri seolah mendapat ujian yang sesungguhnya. Bahkan saat Dion belum mengeluarkan jurus penyerangan sama sekali.

Apalagi Dion sama sekali tidak bisa menghindar. Dia juga sama sekali tidak bisa melawan balik. Dion hanya bisa menerima pukulan demi pukulan keras ke arah wajahnya, tubuhnya, dan kepalanya. Dia hanya bisa membalas dengan menatap wajah-wajah orang yang menghajarnya tanpa bisa berbuat apa-apa.

Dion tidak yakin apakah bisa terbebas dari mereka karena tubuhnya tidak bisa bergerak.

Kedua tangannya diikat dengan kencang menggunakan lakban yang kuat. Tubuhnya juga diikat pada sebuah kursi yang dia duduki hingga membuatnya tidak bisa bergerak. Dion merasa sangat marah dalam diamnya.

"Bicara hey! Jangan hanya diam!" salah seorang terlihat emosi. "Apa mulutmu bisu dan telingamu tuli?!"

Mereka cukup kesal setelah menghajar Dion.

Padahal sebelumnya gerombolan penjahat itu terlihat sangat senang saat bergiliran menghajar Dion dengan tinjunya yang keras. Tapi kali ini suasana terlihat tidak membaik. Mereka tidak kunjung puas setelah melakukan penganiayaan. Apa yang mereka harapkan ternyata tidak terjadi bahkan setelah bebas menghajar Dion.

Ekspresi yang ditunjukkan Dion masih tidak begitu jauh seperti sebelumnya. Seolah dia tidak begitu merasakan sakit setelah dipukul berkali-kali. Seperti ia sedang mempraktikkan ilmu bela diri yang sudah dia pelajari untuk bertahan dalam keadaan tidak bisa melawan.

Sejak tadi napasnya dan fokusnya terlihat aneh.

Tapi sesuatu yang kali ini membuat Dion kaget adalah kata-kata ucapan orang yang ada di hadapannya. Setelah lelaki itu memukuli Dion dengan tonjokan yang lebih banyak dan juga lebih keras daripada orang lainnya. Lelaki itu berkata sesuatu yang tidak terduga tepat di hadapan Dion.

"Aku adalah Ethan. Mantan Diva. Lihat wajahku baik-baik!" ucap lelaki itu pongah. Sorot matanya terlihat mengancam.

Orang-orang yang ada di sana pun ikut diam saat Ethan berbicara. Seolah Ethan adalah pimpinan di antara mereka yang mampu melakukan segala hal yang dia suka. Aura yang dia miliki cukup membuat teman-temannya bersikap sopan dan tidak menyela.

Tapi melihat Dion yang diam saja saat dia ajak bicara, Ethan memukul Dion lagi. Kali ini kepalannya mengenai wajah, wajah, dan wajah. Dia menghantam di sisi yang sama bertubi-tubi agar hantamannya membuat Dion kesakitan. Membuat Dion marah sekaligus menyesal karena sudah merendahkannya.

"Apa mau mu?!" Dion akhirnya berteriak tidak terima. Sorot matanya ganti mengancam Ethan.

Ethan justru terlihat senang setelah Dion angkat bicara. Dengan kekuasaan yang dia miliki saat ini, Ethan justru menjambak rambut Dion agar wajahnya menatapnya langsung. Lalu berkata dengan puas, "Kamu telah merebut perempuanku. Kau tidak akan kubiarkan hidup lebih lama," katanya sambil tersenyum.

Suasana sempat hening sejenak setelah Ethan berbicara. Namun Dion dengan nada yang terdengar cukup santai setelah menenangkan dirinya mengatakan, "Diva tidak mencintaimu. Kamu sudah dilupakan dari ingatan-"

Bag!

Pukulan keras tepat mengenai mulut Dion sebelum dia mengakhiri ucapannya. Ethan terlihat tidak terima dengan jawaban Dion. Dia memukul lagi, lagi, dan lagi hingga Dion bungkam lagi.

Memukul bagian wajah, memukul bagian pelipis mata, dan kepala Dion saat dia terlihat sakit dan menunduk.

"Ha ha ha! Ha ha ha! Tenang saja. Bukan hanya kamu. Aku juga akan membuat Diva menyesal telah meninggalkanku. Apalagi dia membuatku dalam masalah besar saat kepergiannya hingga membuatku menderita. Dia menghancurkan bisnisku!" balas Ethan tidak mau kalah.

"Bandar obat terlarang sepertimu sudah sepantasnya menjadi kejar-kejaran polisi. Bukan salah Diva. Itu salahmu send-"

"Berisik ...!" Kali ini ucapan Ethan bersamaan dengan tamparan wajah Dion. Menambah lagi tamparannya, dan menambahkannya lagi hingga dia merasa puas.

Dion tidak bisa mengelak. Sejak beberapa waktu yang lalu dia menerima kekerasan tanpa mampu melawan sedikitpun. Meski sebenarnya Dion terlatih bela diri, namun dia terus berada pada posisi bertahan agar sakit yang dia terima tidak terlalu parah. Tapi tidak semua pukulan yang dia terima dapat dia redam dengan keahlian bela diri miliknya.

"Kenapa diam?! Hah? Kenapa kau mendadak diam lagi?!" ucapan Ethan mengejek. "Kau memang pantas melihat bawah. Kau memang pecundang yang hanya bisa berkata-kata!" ucap Ethan dengan kesal saat mendapati Dion tidak menatap wajahnya.

pexels-zachary-debottis-2953863.jpg

Source: Pexels


"Rasakan ini!"

Bag!

Tendangan kaki Ethan mengarah ke wajah Dion saat dia menghadap bawah. Dion terkejut saat mendapat tendangan itu hingga posisinya bergeser hingga menghadap ke sisi yang lain.

Anak buah Ethan pun terlihat saling tertawa menikmati adegan itu. Mereka sangat senang saat melihat Dion yang kali ini terlihat kesakitan. Bahkan mereka sangat gembira ketika tahu bibir Dion pecah setelah dihantam dengan sepatu Ethan dengan cukup keras. Percik darah mulai terlihat keluar dari luka Dion.

Apalagi Ethan. Dia terlihat sangat puas melihatnya. Bahkan dia berusaha mengulangi tendangan seperti sebelumnya ke arah Dion. Dia menendang-nendang wajah Dion yang kesakitan hingga merasa lelah.

"Gantian! Hajar lelaki ini hingga sekarat!" teriak Ethan marah.

Orang-orang yang tadinya hanya melihat pun kini melakukan aksinya. Mereka menghajar Dion bersama-sama. Memukul dan menendang Dion sekenanya dengan sisa-sisa energi yang mereka miliki

Dion yang tubuhnya diikat hanya bisa bertahan dengan teknik bela diri yang dimiliki. Dia tidak bisa menghindar ataupun melawan. Hanya bisa menerima pukulan demi pukulan dan juga tendangan ke arahnya yang menyakitkan.


Di sini yang lain, Diva berhasil mendekat ke ruangan itu dengan mengendap-endap tanpa ketahuan. Kini lokasinya sangat dekat dengan tempat Dion dihajar habis-habisan. Bahkan Diva bisa mendengarkan suara mereka yang kegirangan.

Diva semakin takut jika dia tidak bisa menyelamatkan kekasihnya. Dia takut apabila Ethan dan kelompok mereka menemukannya. Namun Diva lebih takut jika Dion dihajar terus menerus oleh Ethan dan dia tidak bisa membantunya sama sekali.

Dia sangat tahu siapa Ethan dan perlakuan apa yang akan diberikannya pada orang jika membuatnya marah. Ethan adalah kriminal yang sangat dia benci setelah Diva tahu kebenaran itu.

Diva mulai meneteskan air matanya mendengar pukulan demi pukulan ke Dion dengan telinganya sendiri. Hatinya sakit. Pada situasi seperti ini dia akan sangat mudah untuk kehilangan kendali. Diva berjuang sekuat tenaga agar tidak buru-buru keluar dari persembunyiannya meski tahu bahwa kekasihnya sedang dihajar.

pexels-sofia-alejandra-3007355.jpg

Source: Pexels

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Thank you, friend!
I'm @steem.history, who is steem witness.
Thank you for witnessvoting for me.
image.png
please click it!
image.png
(Go to https://steemit.com/~witnesses and type fbslo at the bottom of the page)

The weight is reduced because of the lack of Voting Power. If you vote for me as a witness, you can get my little vote.

Hola, @bukutaqin

Gracias por compartir esta historia con todos nosotros y por ser parte de la comunidad.

revisiónstatus
Club100
Steem exclusive
Libre de plagio/Free IA
Libre bots de ofertas

te invitamos a seguir las redes sociales para steem y steemit:

Instagram solosteemit

Twitter Steemit

Terima kasih atas sambutan hangatnya 🤗