Tantangan Keterlibatan Steemit S17W6: "Influencer."

in hive-141434 •  3 months ago 

IMG_20240518_220122.jpgsumber

Hallo sobat steemit, kali ini saya akan mengikut Steemit Engagement Challenge S17W6: "Influrncer." Di RECREATIVE STEEM. Namun sebelum saya mulai alangkah baiknya terlrbih dahulu saya mengundang beberapa teman seperti @alee75, @humaidi, @edmund.nef untuk berpartisipasi di kontest ini.

Apakah Anda menganggap menjadi influencer sebagai sebuah profesi? Apakah Anda akan merekomendasikannya kepada anak-anak Anda?

Sebelum kita mengambil kesimpulan bahwa apakah influencer merupakan profesi atau bukan, mari kita lihat apa pengertian dari profesi terlebih dahulu.

Menutut kamus besar bahasa indonesia, profesi adalah bidang pekerjaan yang ditempuh melalui pendidikan keahlian, seperti kejuruan atau keterampilan tertentu.

Sedangkan influencer tidak membutuhkan keahlian, tetapi hanya memamfaatkan media sosial untuk mempengaruhi orang lain agar mengikutinya atau menyukainya.

Oleh sebab itu saya berkesimpulan bahwa influencer bukanlah merupakan suatu profesi melainkan opsesi. Saya tidak merekomendasikannya untuk anak-anak saya dan juga tidak melarangnya sejauh tidak merugikan bagi dirinya dan orang lain.

pexels-george-milton-6954220.jpgsumber

Apakah ada influencer yang membuat Anda merasa teridentifikasi? Mengapa dan jenis konten apa yang Anda bagikan?

Ada banyak sekali influencee yang tampil melalui media sosial di negeri saya, mulai dari artis sampai rakyat jelata ada yang membuat podcast, Giveaway, tiktok, youtuber dan lain-lain.

Saya memang suka melihat atau menonton influrncer di media sosial, tetapi Saya tidak mengikuti jejak mereka, namun saya hanya mencari konten-konten di kala saya perlukan saja, seperti konten yang ada di youtube, misalnya konten yang menyajikan tentang teknik- teknik atau cara-cara mengerjakan sesuatu. Sesudah memakai konten tersebut saya suscreb sebagai imbalan untuk yang punya konten.

pexels-rdne-4911191.jpgsumber

Menurut Anda, apakah kehidupan seorang influencer bisa dijadikan panutan, kenapa?

Saya melihatnya tergantung dari mamfaatnya bagi kehidupan masyarakat banyak, kalau influencer menyajikan hal-hal yang positif tentu bisa dijadikan panutan, akan tetapi kalau penyajiannya ke arah yang negatif, ya tentunya tidak boleh dijadikan panutan.

Karena di media sosial ini semua konten teradopsi, mulai dari para penjual diri sampai konten- keilmuan, baik teknologi maupun ilmu agama, maka disini kita dibutuhkan kejelian dalam memilih konten yang disajikan influencer, agar kita dan anak-anak kita tidak terjerumus kedalam hal-hal yang negatif.

pexels-jeff-vinluan-20921030-7646154.jpgsumber

Apakah Anda harus mengikuti pelatihan untuk menjadi seorang influencer, atau adakah yang bisa menjadi salah satunya?

Hidup ini penuh perjuangan, semua orang mengharapkan yang terbaik bagi dirinya, namun semua itu sangat tergantung pada bakat yang dimiliki seseorang. Jadi menurut saya untuk menjadi seorang influencer kita harus mengerti apa yang ingin disampaikan dan bagaimana cara kita menyampaikan ke media agar audiens bisa terpengaruh untuk mengikuti apa yang influencer kehendaki, semua itu bisa diraih dengan cara berpikir dan belajar, namun tidak sedikit juga influencer yang berhasil secar dadakan dengan cara coba-coba.

Demikiamlah uraian saya terimakasih.

pexels-plann-2999237-4549413.jpgsumber

Salam
by @mthaib
18 mei 2024

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Upvoted. Thank You for sending some of your rewards to @null. It will make Steem stronger.

Loading...